Selamat Ulang Tahun

190 29 10
                                    

Ada beberapa pertanyaan yang sering bersarang di kepalanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada beberapa pertanyaan yang sering bersarang di kepalanya. Apa ada seseorang yang mencintainya secara diam-diam, sama seperti dirinya mencintai diam-diam orang lain. Apakah ada yang mau melihat dirinya saat berjalan Gretha yang cantiknya luar biasa. Karena biasanya sepanjang berjalan dengan sahabatnya itu, ia harus rela mendengar banyak pujian dan rayuan yang dilemparkan pada Gretha. Juga, kapan ia bisa setara dengan kakaknya?

Setiap pembagian raport adalah hal yang tidak pernah ia inginkan. Nilai Vandra dan Rian berbeda jauh. Rian tidak pernah keluar dari lima besar. Berbeda dengan dirinya yang selalu di atas sepuluh besar. Katanya, Rian sangat pintar dan membuat ayah dan bundanya bangga. Tidak seperti Vandra, yang katanya mirip siapa karena tidak sepintar Rian dan orang tuanya.

Vandra benci dibanding-bandingkan. Entah dengan Rian atau dengan Gretha. Vandra mau menjadi dirinya sendiri.

Lalu sekarang sebuah pertanyaan baru datang menghantamnya. Apa ini semua karenanya?

"Bisa nggak usah bahas Kak Deril gak, sih?" Deka menatap tak suka Vandra yang sedang bercerita Deril yang tadi malam meneleponnya.

"Waktu itu lo bilang kalau Kak Deril nelepon gue harus cerita. Ini gue udah bilang masih salah juga?" Vandra melempar puplen yang dipegangnya.

Kenapa belakangan ini Deka jadi menyebalkan. Bicara soal Deril tidak boleh. Dekat dengan Kavin juga dilarang. Perasaan dulu Deka tidak seperti ini.

Vandra menutup buku dan membereskan alat tulisnya. Beringsut naik ke sofa dan mengambil remot untuk menyalakan tv. Deka mengacaukan moodnya untuk belajar.

Deka mengacak rambutnya kesal. Ikut duduk di sebelah Vandra dan memandang wajah pacarnya yang kini cemberut. Vandra terlalu menarik perhatian Deril dan Kavin tanpa disadari oleh cewek itu.

"Kak Deril sama Kak Elena putus," katanya membuat Vandra mengalihkan pandangannya.

"Kapan? Kok bisa?"

"Udah lumayan lama."

Vandra menatap Deka penasaran. "Kok, lo baru kasih tahu gue sekarang?"

"Kenapa? Lo mau deketin Kak Deril kayak dulu lagi?" tanya Deka tersenyum tipis. "Lo tahu kenapa mereka putus? Gara-gara lo."

Vandra mematung. Kenapa bisa gara-gara dirinya? Perasaan ia tidak pernah mengganggu dan masuk ke dalam hubungan dua orang itu. Kenapa juga Deka seolah menyalahkan dirinya. Apa benar ini semua salahnya?

Bagaimana dengan Elena? Cewek dengan senyum manis itu juga pasti membenci dan menyalahkannya, kan? Setelah Sena, sekarang Elena.

HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang