Tertium

347 40 2
                                    

"Ji, jiwa!"

"Jiwaaa, budeg banget ni anak" panggil Ica ke temannya itu yang sedari pagi senyam-senyum nggakjelas. Ngeri kalo kata Ica mah. Karena Ica udah kesel, dari tadi Jiwa dipanggil nggak nyaut akhirnya jurus tabokan maut diberikan ke punggung Jiwa.

Plakk, GUBRAKk!

"JIWAA!" teriak Rosa panik, saat lihat Jiwa jatuh dari kursi disebelahnya. Padahal sebelumnya juga anteng-anteng aja. Sampai akhirnya Rosa menoleh kebelakang dan mendapati Ica dengan tangannya yang  terangkat dan memerah.

"ICAAA, anjim ya lo! Sakit wee, parah emang." aduh Jiwa sembari memegang punggungnya yang dipastikan memerah. "Kenapaa sih?!" lanjut Jiwa lagi meminta kejelasan kenapa Ica nabok punggungnya.

"Kantin nggak lo?" tanya Ica ke Jiwa

"Enggak ah, masih kenyang gue. Mau ke perpus aja." jawab Jiwa yang dibalas dengan tatapan aneh ketiga temannya itu. 

"Sehat Ji?" tanya Soya sambil memegang dahi Jiwa menggunakan telapak tangannya.

"Iyeee sehat gue, dah sana kantin! keburu rame mampus." usir Jiwa dengan mendorong Soya agar cepat ke kantin


-


Sesampainya Jiwa di perpus, sepi. Ya mau gimana lagi orang-orang di jam istirahat pasti pada menuju ke kantin kan. Sebenarnya Jiwa ini anaknya suka baca buku, di kamarnya aja ada lemari setinggi dia yang isinya koleksi buku-buku Jiwa, dari novel, komik, sampai buku pelajaran. Jadi begitu dia ada waktu luang, ya di sempetin ke perpus kayak gini.

"Hmm, kayaknya kemarin ada novel yang baru dateng deh?" tanya Jiwa pada dirinya sendiri sembari berkeliling diantara rak-rak buku. "Ih dimana ya, kok dibagian novel juga nggak ada. Udah dipinjem kali ya?" karena putus asa mencari novel terbaru, Jiwa memutuskan untuk mencari buku yang lain.

Dan sampailah indra Jiwa menangkap buku tebal dengan sampul biru tua dengan semburat warna ungu mengkilap, merasa tertarik dengan itu akhirnya Jiwa mencoba mengambil buku tersebut.

Sett~

"Eh?"

"Eh-"

Ada tangan lain yang juga ingin mengambil buku incaran Jiwa, alhasil terjadilah tarik-menarik diantara keduanya.

"Buku gue!"

"Mana ada! buku gue ini, siniin!"

"Ngeyel. Ini buku gue!"

"Lo tuh ya,, punya gue juga!"

"Emm permisi kak, itu buku perpus. Jangan ditarik begitu ya kak, takut sampulnya robek." potong adek kelas yang sepertinya sedang berjaga hari ini.

Merasa ada kesempatan Jiwa langsung merebut buku tersebut, karena tangan yang lain melonggarkan genggamannya dari buku itu. Jiwa menang! akhirnya dia mendapat buku yang jadi rebutan dengan orang disampingnya ini.

"Iya sorry ya dek. Dia tuh yang main rebut" jawab Jiwa sembari melirik Raga dengan tampang penuh kemenangan. Kemudian si adek kelas mengangguk dan meninggalkan mereka berdua disitu.

"Nyenyenye." ucap Raga mengejek kepada Jiwa, tidak terima. Dia juga mau baca buku itu kok.

"Ngapain masih disini?!" tanya Jiwa sewot kepada  Raga yang malah ikut duduk disamping kanannya.

"Ngadem." jawab Raga asal dengan menopang wajah menggunakan tangan kanannya sambil melihat buku yang sudah mulai dibuka oleh Jiwa. 'COETUS' judul buku tersebut yang dibawahnya terdapat 7 warna mengkilap yang berbeda. Entah apa artinya, mereka berdua tetap membuka halaman per halaman lainnya dengan tenang. 

PERSONALITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang