Duodeviginti

244 25 0
                                    

Happy reading..

-

"Jadi apa maksudmu menyembunyikan aura mana, Yud?" Kali ini mereka berlima berjalan beriringan di sepanjang koridor menuju kamar asrama. Kenapa berlima saja? Entahlah, Arey dan Raga tiba-tiba diminta menemui Master Bang.

"Ya sembunyikan saja aura mana kalian. Aura mana kalian bisa dirasakan keberadaannya juga bisa dicium"

"Setiap orang punya bau yang berbeda?"

"Pasti."

"Bau seperti apa yang keluar dari tubuhku? Yudaa beri tahu aku sekarang~" Tentu saja ini pertanyaan dari Juna tersayang.

"Tidak tahu."

"Ya bagaimana bisa kau tidak tahu! Katanya kau tahu?"

"Aku malas. Yang jelas, cepatlah untuk menguasai kekuatan kalian. Semua bayang2 penglihatan ini terus menerus datang dan semakin acak."

"Kami akan berusaha." Diangguki oleh keempatnya.

-

Di ruang Master Bang, mereka berdua berada sekarang. Berdiri didepan meja kebesaran sang kepala LT dan berkegiatan untuk melihat Master Bang yang kesana-kemari memindahkan tumpukan buku dari atas meja ke lemari diujung ruangan.

Rey dan Raga yang tidak tahu menahu kenapa mereka dipanggil kemari hanya bisa saling melirik satu sama lain. Pun saat melirik seperti itu saja sepertinya mereka berdua dapat paham maksud satu sama lain. Dan sepertinya ada satu hal yang mereka berdua pikirkan.
'Kami dipanggil kemari hanya untuk melihat Master Bang merapikan bukunya?!'

Cukup lama juga berada dikeheningan ini, Rey berinisiatif untuk memecahnya, berdeham sesaat sebelum dia membuka mulutnya, tetapi pintu ruangan Master Bang sudah diketuk oleh orang lain, jadi mereka berdua lagi-lagi hanya diam. Raga saja sudah seperti anak yang dihukum tidak membawa buku tugasnya. Menyedihkan sekali wajahnya.

"Permisi Master. Saya Sashin."

Mr. Sashin ternyata yang ada dibalik pintu tersebut

"Masuklah."

Setelah berkata demikian, Master Bang juga mulai tenang dari kegiatan sebelumnya, ia duduk dengan kedua tangan yang dilipat didepan perutnya.

Pintu berderit hingga menampilkan presensi Mr. Sashin dengan 2 anak laki-laki dibelakangnya, sepertinya mereka berdua seumuran. Yang aneh hanya, mata mereka berdua yang entah kenapa jika Raga lihat seperti mata serigala? Atau rubah? Mungkin seekor ular? Entahlah, yang jelas matanya tajam dengan iris khas hewan pemangsa.

Mr. Sashin diikuti kedua remaja itu masuk ruangan dan ikut berdiri di samping kiri Rey.

"Sashin kau boleh tinggalkan tempat ini." Ucap Master Bang diikuti dengan Mr. Sashin yang membungkuk untuk meninggalkan ruangan.

"Baiklah, 2 remaja laki-laki yang memiliki aura yang sangat jelas berbeda diantara manusia pada umumnya. Aqua dan Ignis. Edgar dan Bayu."

Kedua remaja itu hanya menganggukan kepala menyetujui kalimat Master Bang yang menggema di ruangan beraroma pinus ini. Pandangan Master Bang yang selalu mengintimidasi setiap saatnya itu kini tertuju kepada Rey dan Raga, lebih tepatnya kearah Rey hanya saja Raga lah yang lebih terkejut mendapatkan tatapan itu.

"Rey, setelah memertimbangkan satu dan banyak hal. Ada satu permintaan dariku yang harus kau lakukan."

Rey memandang Master Bang terkejut mendengarnya membuat keningnya bergelombang dalam. "Apa yang harus saya lakukan Master Bang?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 26, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PERSONALITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang