penyesalan selamanya

1.3K 80 2
                                    

BRAK!

BRRUUUUMMMM

Haechan hela nafas, pasti kakaknya itu pergi.

Yap, karena ibunya pergi untuk 5 hari lamanya. Dan itu pasti sang kakak pergi tiap pagi dan pulang akan pagi lagi, ke rumah hanya untuk berganti pakaiannya.

Terhitung 2 hari sudah di jalani kakak beradik itu di rumah. Haechan yang selalu di rumah, karena merasa menjaga kebersihan rumah dan urusan dapur adalah kewajibannya dan Mark yang tidak betah dengan sang adik dan entahlah, benci rasanya.

Adiknya itu berisik bukan main, siapa yang betah jika ketika sang adik membuka kedua matanya akan berisik bukan main. Entah bernyanyi atau mengoceh tidak jelas. Bahkan Haechan ingin buang buang air besar saja teriak teriak ke penjuru rumah.

Risih?? Jelas!

Suntuk?? BANGET!!

Pernah Mark tegur, tapi hanya bertahan 2 menit, sisanya Haechan kembali mengoceh.

Bukan apa apa! Tapi ocehan Haechan juga nyanyian nya sudah bukan seperti umurnya. Ayolah mereka sudah akan masuk kuliah. Belum lagi adiknya suka merengek manja seperti anak 5 tahun.

ISH

Ah, mereka beda 1 tahun.

Hingga akhirnya dia bisa kuliah dan lepas dari sang adik yang menyebalkan juga memuakkan.

Jujur Haechan tertarik dengan dunia tarik suara. Tapi atas perintah ibu juga kakaknya, Mark, dia urung kan. Katanya suaranya pas pasan.

Karenanya, Haechan tiap hari latihan suara. Seperti menyanyi ituuu.

Untuk mengoceh, Haechan hanya suka dengan suasana yang seru juga ceria, bukan yang sepi seperti pemakaman.

Ah, bertengkar dengan Mark ya?? Haechan tidak yakin awal pertengkaran mereka seperti apa. Tapi yang jelas, ini semua terjadi ketika Haechan belum di terima di universitas mana mana.

Mark selalu mengejeknya saat ia sedang latihan ujian masuk, TO atau belajar.

Dan, mengejeknya tidak main main.

"Ga usah belajar, Ga bakal ada yang mau nerima siswa jelek kayak kamu."

Sakit?? JELAS!

Haechan cerita pada ibu nya, sambil merengek ia mengadu pada ibunya. Tapi kata ibunya itu adalah bentuk penyemangat dari Mark untuknya.

Apa? Penyemnagat??

Oke, Haechan terima itu.

Tapi semakin kesini, semakin gila.

"Eh?? Lagi TO?? Emang bakal keterima ya?? Jalur undangan aja ga ketrima, yakin jalur ujian bakal keterima?? Upsii!! Cie TO anak ambis."

Kesal???

Itu berhari hari, karena Haechan TO juga belajar setiap hari demi Univ  impiannya. Sampai akhirnya,

"Kakak emang Tuhan?? Sok sok bilang Echan ga bakal ketrima di Univ mana aja. Tuhan, iya??" Ucapan itu keluar dari mulut Haechan begitu sajap bertepatan dengan nilai TO nya yang semakin hari semakin turun.

Ya, Haechan ambis tanpa memperdulikan kapasitas juga lelah, dan stressnya diri sendiri. Belum di tambah ejekan dari Mark. Gila bukan main rasanya.

Mulai di situ lah, perang dingin mulai.

Bahkan yang rencananya Haechan berangkat dengan sang kakak untuk ujian masuk Univ, berubah total. Mark tidak mau mengantarkannnya. Hingga terpaksa ibunya yang memaksa anak pertamanya untuk menemani sang adik.

私達の物語 (Our Stories) ONESHOOT MARKHYUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang