Family

1.2K 56 8
                                    

Title: Family
Chapter: 1
Total Chapter: 2
Text: Indonesian
Date of Published: 9 Dec 23
Writter: Merinosheep
Editor: Merinosheep
Cover Design: Merinosheep

.




"Aaaaa."

Haechan tersenyum senang begitu Mark membuka mulutnya untuk menerima suapan makan siangnya, disusul kekehan kecil dari suaminya tersebut.

"Nanti malam aku ada lembur, tolong awasi Chenle mengerjakan pr ya??"

Mark mengangguk kecil sembari mengunyah, netra hitamnya tampak kosong menatap ke depan namun, raut kebahagiaan tidak pernah luntur apalagi saat bersama dengan Haechan.

"Tangannya masih sakit??" Tanya Haechan, matanya menatap kedua tangan Mark yang langsung mengusap tangan kirinya yang masih melepuh memerah itu.

"Tidak, ini sama sekali tidak sakit."

Haechan terkekeh lembut dan sedikit menunduk untuk menelan salivanya karena tercekat. Tangan suaminya bisa melepuh seperti itu karena Mark ingin membuatkannya segelas teh hangat. Mungkin Mark sedikit lupa dengan letak posisi parabotan di dapur karena Chenle yang akhir-akhir ini sedang belajar memasak, ada banyak parabot baru termasuk kompor yang sudah di perbarui sehingga membuat Mark tidak sengaja menyentuh kompor listrik yang menyala di tangan kirinya.

"Lain kali minta tolong Chenle saja, aku tidak mau kakak kesakitan seperti ini. A," Haechan kembali menyuapi Mark, tampak Mark mengangguk sembari tersenyum dalam kunyahan.

"Aku harus menghapal letak letak di dapur."

Mark terkekeh dimana itu sangat canggung dan Mark sendiri paham jika istri manis nya itu sedang menatapnya galak karena khawatir pasti. "Tenang saja sayang, aku harus bisa mandiri." Tambahnya.

Nyatanya, Haechan sedang tidak menatap Mark sama sekali. Ia menunduk menatap piring berisi makan siang suaminya, menahan tangis. Merasa tidak tega pada suaminya yang sudah 1 tahun tidak bisa melihat.

"Jangan paksakan diri, kak." Bisik Haechan kembali menyuapi Mark, dan Mark hanya mengangguk sembari tersenyum.

Tampan,

Walau Mark dalam keadaan buta total, ketampanannya sama sekali tidak berkurang. Masih sama, dan itu membuat Haechan semakin menjatuhkan air matanya diam-diam.

"Kak," Panggil Haechan dengan sendu.

"Ya?? Kenapa sayang??" Mark menengok dengan perlahan seolah memastikan keberadaannya yang berada di hadapannya sedikit menyamping ke kanan.

"Anu, jika nanti ada tamu, selain Chenle pulang, tolong jangan di buka ya??"

"Hm?? Kenapa??"

"Bukan apa apa, intinya jangan di buka, ya??"

Mark hanya mengangguk, lalu tangan kanannya terulur mencari keberadaan Haechannya. Haechan menaruh sendoknya dan meraih tangan suaminya untuk ia bawa pada pipinya. Mark mengusap pipinya dengan sangat lembut disitu.

"Maaf ya, buat kamu kerepotan, sampai kamu harus kerja, kakak minta maaf ya??"

Haechan langsung mengangguk dengan derasnya air mata yang mengalir di pipinya, tepat mengenai tangan Mark. "Adek udah maafin kakak, kakak harus sehat yang penting." Bisik Haechan bergetar.

"Iyaa, kakak janji sehat, kakak juga akan bantu pekerjaan rumah, ya?? Maaf sekali, kakak malah buta seperti gini."

Bisa tolong berhenti??

"Ssttt, sini, kakak peluk, sayangg."

Mark yang sedikit menarik bahunya membuat Haechan segera menaruh piring makan siang itu di meja dan langsung memeluk tubuh kurus Mark. Dulu, tubuh suaminya begitu tegap dan proporsional. Profesinya sebagai kontraktor membuat tubuhnya atletis namun, karena kecelakaan itu, membuat Mark cedera hingga mengalami kebutaan, pun dengan tubuhnya yang terkadang lumpuh karena cedera di tulang belakangnya.

私達の物語 (Our Stories) ONESHOOT MARKHYUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang