stalker 2

1.3K 93 2
                                    

Haechan hanya bisa terdiam, entah sudah berapa hari ia disini, entah pagi atau malam, ia hanya berada di ruangan ini. Mungkin berapa kali Mark mendatanginya, Haechan hanya tahu itu.

Ya, orang asing itu adalah Mark, mereka sudah berkenalan. Mark, seorang pekerja kantoran yang mungkin berumur 26 tahun itu, sudah menjadi fansnya sejak ia mulai debut menjadi model. Hanya itu yang Haechan tahu tentang penculiknya.

Haechan tidak tahu, seheboh apa atau bagaimana dunia hiburannya akan kasus penculikkannya. Bagaimana dengan managernya, mamanya, ayahnya, juga kepala divisi bagiannya. Entahlah, Haechan sudah tidak peduli. Ia hanya ingin mati, tapi di ruangan ini sama sekali tidak ada benda tajam.

Setiap habis melakukannya, Mark akan menggendongnya keluar kamar ini untuk di mandikan, lalu setelahnya kembali lagi ke kamar ini. Mark juga memberinya makan.

"Halo sayang, ada yang menganggu pikiran mu??"

Mata lelah beruangnya Haechan lempar ke sembarang arah, tidak mau menatap penculiknya walau kini, Mark sudah memeluknya dari samping.

"Boleh aku bertanya?" Tanya Haechan saat tangan itu mulai meraba tubuhnya yang hanya tertutup dengan kaos kebesaran milik Mark. Ya, hanya memakai kaos tanpa bawahan.

"Apa itu?"

"Aku hanya model remaja, bahkan baru 2 tahun, aku masih SMP, usia ku masih 12 tahun, aku juga tidak pernah menjadi model baju dewasa, tapi-kenapa??"

Mark terkekeh, lalu mengajak Haechan untuk merebahkan diri di kasur. Haechan tidak menolak, membiarkan Mark memeluknya erat seperti guling.

"Kenapa, kau tega melakukan ini?? Apa aku pernah membuat salah pada mu??" Tanya Haechan lagi, putus asa.

"Jika iya, aku minta maaf, hiks aku minta maaf, aku ingin pulang."

"Ya, salahmu, kau adalah objek fantasiku, Haechan, dan itu salahmu. Jika saja kau bukan seorang model, mungkin kau tidak akan seperti ini."

Haechan kembali menangis, ceruknya mulai di muluti, begitupun kaos nya yang mulai di sibak oleh Mark.

"Mark, eummhhhh aku lelah seperti ini teruss aaahhhhh pelan ku mohon!!"

Tubuhnya terhentak saat Mark mulai menyetubuhinya lagi, ia memang mendesah tapi itu benar benar di luar kendalinya, tubuhnya menerima baik semua perlakuan bejat Mark.

"Aaahhhh aahhhhh."

"Yaaahhhh kau lebih pantas menjadi model dewasa, Haechannhh mmhhh terlalu sempithh."

"Aaahhhh, pelanhh terlaluhh aahh aahhhhh."

Plak!!

Plak!!

Haechan menggelengkan kepalanya tidak kuat merasa seluruh tubuhnya kesakitan, tamparan di pahanya membuatnya mencengkram kuat sprei di bawahnya manahan sakit.

"Menungging saja sayanghh."

"Aangghhhhh!!! AAAKKKHHHH!!"

Tubuhnya yang memang mungil dapat dengan mudah di angkat oleh orang dewasa itu, membuatnya menungging dan kembali di setubuhi.

"Maarkkk aahh aahhh akuhhh MMMHHHH!!!"

.
.
.
.
.

"Kau mencintaiku??"

Haechan mengangguk dengan serius.

"Jangan membohongiku, kau ingin pergi dari ku ya??"

Pertanyaan Mark membuat Haechan memajukan bibirnya, merasa kesal karena ucapannya di anggap main main. Dengan segera Haechan menarik selimutnya penuh emosi menutupi seluruh tubuhnya.

私達の物語 (Our Stories) ONESHOOT MARKHYUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang