meteor2

792 47 5
                                    

Title: Meteor
Chapter: 2
Total Chapter: 2
Text: Indonesian
Date of Published:  Agst 23
Writter: Merinosheep
Editor: Merinosheep
Cover Design: Merinosheep

.

"Enak??"

"Enak!!"

Mark terkekeh melihat Haechan yang memakan spaghetti karbonara yang tidak pedas, 2 porsi ayam dan kentang goreng juga susu hangat sementara dirinya hanya di temani dengan segelas kopi dingin.

Mereka duduk di atas tikar di atas bukit, sedikit jauh dari perkotaan untuk melihat meteor jatuh lebih jelas. Menurut prakiraan cuaca sih, malam ini akan cerah. Semoga saja, karena jika sampai adik sepupunya ini kehujanan, ia bisa di habisi oleh Mae nya Haechan.

"Kak, kita punya stetoskop??"

Pertanyaan Haechan membuat Mark sedikit menunduk untuk menatap anak yang masih sibuk makan, bergunam pelan sembari menyeruput kopinya bertanya.
"Hm??"

"Stetoskop, buat liat planet sama meteor." Haechan mendongak menatap kakak sepupunya sembari mengunyah sosis besar yang sengaja ia satukan dengan spaghetti berwarna putih kental penuh rasa gurih itu.

"Hm?? Liat planet?? Teleskop maksudnya??" Tangan Mark terulur untuk mengusap saus karbonara dari sudut bibir Haechan yang berantakkan, disusul anak SD itu yang mengangguk acuh dan kembali menunduk untuk menyuap spaghettinya lagi.

"Gak usah, kita bisa liat langsung katanya."

"Hooooo, mata telanjang??"

Mata bulat sanpaku Haechan membuat Mark kembali terkekeh dan mengangguk atas pertanyaan adik sepupunya. Lampu kecil di dekat kaki mereka membuat Mark semakin gemas karena mata indah itu bersinar.

"Ujannya kapan kak??" Tanya Haechan yang kini mendongak menatap langit disusul tangannya yang terangjar untuk kembali menyuap sosis besar itu.

"Nanti, nanti kakak kasih tau kalo ada." Jawab Mark sedikit salah fokus karena Haechan hanya mengemut sosisnya, masih dengan mendongak menatap langit.

Astaga, pikirannya terlalu kotor.

"Makan dulu yang bener, habisin, jangan di emut makanannya." Mark meraih pinggang Haechan untuk di rangkul, berniat menghalau angin malam yang dingin dari adik sepupunya, tapi lagi-lagi Mark salah fokus karena pinggang Haechan yang bergitu ramping dan hangat yang nyaman.

"Okeyy." Jawab Haechan menurut dan mulai menyibukkan diri untuk memakan semua hal yang tadi ia sebutkan secara asal. Mark mendongak melihat langit, barangkali meteornya sudah turun.

"Kak, emang kalo sama sepupu boleh nikah??" Pertanyaan random Haechan menurunkan wajah Mark untuk menatap adiknya.

"Boleh, kenapa??" Jawabnya membenarkan, membuat Haechan tersenyum dan menunduk cekikikan.

"Kenapa nih, hey." Tanya Mark yang hanya bisa ikut tertawa karena gemas pada kelakuan adik sepupunya sendiri.

"Berarti, Echan boleh nikah sama Kak Jeno dong??"

Seketika Mark menaikkan alisnya dan merotasikan matanya untuk berpura-pura berpikir. "Adek suka Kak Jeno??" Tanya Mark konfirmasi.

Bukannya menjawab, Haechan hanya tertawa sembari sok sibuk memakan spaghettinya. Mark tertawa melihat anak SD itu.

"Ayooo, suka Kak Jeno nih ceritanya, kakak bilangin ah," Menggoda Haechan hingga dengan jelas Mark melihat pipi bulat dengan wajah lucu itu memerah, tanda Haechan malu tersipu.

"Aaaa jangannn, nanti di marahin Maeee."

Mark tertawa atas rengekan Haechan, "Yodah deh, Kakak bilangin ke Om John aja ya-mmpht!" Mulut Mark tertutup seketika karena tangan mungil Haechan menutu mulutnya dengan kasar bahkan membuatnya kini menjatuhkan punggungnya di atas tikar.

私達の物語 (Our Stories) ONESHOOT MARKHYUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang