Bab 3. Si mata Elang

419 55 0
                                    

Tujuh tahun berlalu tanpa suara. Tanpa getaran cinta, tanpa apa pun itu yang disebut gema-teman remaja belia yang dibawa pergi Rahwana. Pria itu menghilang tanpa penjelasan sama sekali. Bahkan kak Radit tak tahu keberadaannya. Amarah kU menjadi-jadi, rasa ketidakberdayaan kU membuatku semakin kuat. Tujuh tahun adalah waktu yang cukup membuatku menjadi Shinta yang tegar, namun aku masih mengingatnya, bagaimana pun juga Rahwana berhutang penjelasan padaku. Namun Aku tak bisa terpaku pada masa lalu.

walau aku tetap berakhir di Stasiun asing yang kunamakan kesepian, aku tetap hidup seperti seharusnya. Bunuh diri bukan solusi, aku hanya ingin menjalani Hidup seperti apa adanya. Mencoba menuntaskan tugasku dengan sebaik-baiknya. Salah satu hal baik setelah Rahwana pergi adalah Cika tak tinggal bersama kami lagi. Walau begitu aku hidup seperti mayat, tanpa jiwa tanpa rasa.

    Rahwana adalah obatku, dan tanpa obat itu bahagia ku hilang, rasanya aku seperti mayat hidup, menjalani setiap hari sebagai rutinitas Biasa.

Karena waktu gak akan menunggu luka ku sembuh untuk permisi lewat begitu saja. Waktu mana mau tahu aku hancur atau masih utuh. Ia hanya pergi berlalu dan meninggalkan luka bringasnya cinta tentang waktu masa lalu.

miris. Tapi di sinilah aku, bekerja untuk mengisi kolom-kolom di sebuah situs website yang sedang ngetren dan selalu meliput trending topik yang menghangat. Kami juga memiliki anak perusahaan yang bergerak di bidang dunia politik, atau para artis, pengusaha dan bahkan dunia lainnya yang buat aku tercengang kehidupan mewah seperti jet pribadi seorang artis yang terkuak. Suami para artis yang punya gedung serta gaji ratusan juta rupiah, sampai pengusaha yang mencoba untuk menggelapkan uang pajak kami kupas semua.

dan aku tetap menulis esai juga artikel sebagai pekerjaan utamaku. Sementara Cika? Dia tinggal di Bandung namun sesekali masih mampir ke rumahku hanya sekedar mencari huru-hara, entah apa yang ingin dicari gadis bertaring drakula itu. Dia bekerja di salah satu BANK tepatnya. Aku tak mau tahu juga dia bekerja dimana. Yang aku tahu dia berhasil menyelesaikan sarjananya sama seperitku, tepat waktu.

"Ada berita baru!" Suara Netti menebas pagi tenangku sambil tersenyum aku menyeruput kopi Americano no sugar dan merasakan betapa pahit nya menghiasi langit-langit lidahku. Keberadaan Netti seperti angin segar bagiku.

"lo harusnya pindah ke stasiun TV di bawah, jadi pembawa acara gosip." Ujarku tak tahan untuk tak mengomentari raut wajah Netti yang semangat membawa gosip ke ruangan yang dingin. Menambah hatiku yang juga semakin dingin.

"memang beritanya apa Net?" Timpal Koko mendekat ke arahku yang kebetulan mejaku diapit oleh dua manusia yang rasa ingin tahunya berbahaya. Apa kalian pernah mendengar pepatah yang mengatakan untuk berhati-hati pada rasa ingin tahu yang bisa membunuhmu?. Ungkapan itulah yang pantas disematkan bagi mereka berdua.

"kita punya bos baru! Ganteng, Mateng, tajir, anjir!" Netti menggenggam jemarinya membuatku heran dan terperangah. Ada apa dengan bos ganteng Mateng tajir dan anjir? Astaga. Dia bisa buat pantun dari penyusunan kalimat dengan akhiran -Ir yang berirama.

"gue gak perduli" ucap ku pendek.

"tapi gue perduli." Teriak Koko kencang. "Normal gak?" Pertanyaan Koko membuatku mendelik heran pada pria yang naksir sesama pria itu. Padahal Koko termasuk pria yang tampan dan baik. Jika dilihat sekilas kesan gay tak pernah terdeteksi dari wajahnya atau penampilannya.

"sayangnya normal. Dia mantan petinju, gila kan!"

"gak gila dan Gue benci petinju" ucapku tanpa sadar. Petinju, mengingatkanku tentang Rahwana yang menghilang selama tujuh tahun.

tujuh tahun. Ke mana ia bersembunyi dariku? Rahwana pernah pulang sesekali tapi sesekali itu tak dapat mempertemukan kami, karena dengan beribu alasan aku pergi ke tempat Netti dan menginap di apartemen sahabatku yang beda ibu itu. Atau memilih untuk mengunci diri di kamar tanpa keluar. Sayangnya Bunda tak menyadari itu. Dia terlalu sibuk dengan kehidupannya sendiri.

JanjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang