Pada yang menciptakan kU dan mengizinkan kU untuk kembali ke bUmi. Aku ingin menjadi kepunyaan Rahwana. Pria yang kau ciptakan terlalu kuat namun penuh luka . Pria yang tak pernah meragukan dan selalu menerimaku walau aku tak lagi sempurna, pria yang pernah aku tinggalkan dan mati karena sekarat cinta. Pria yang pernah kusia-sia kan karena janjiku pada Rama. Aku tak ingin lagi jadi legenda.
jika hidupku dapat kU ulang sekali lagi. Biarkan aku dan dia menyatu, jika itu terjadi, maka aku siap jika tak akan terlahir lagi. Sekali dalam beberapa kehidupanku yang kau ciptakan dengan menjadikanku miliknya maka aku sudah bahagia. Maka itu semua terasa pantas. Maka impas lah sudah.
###
walau rasanya tak ingin bangun, pada akhirnya aku tetap terbangun, beberapa kali dengungan kalimat itu membuat kepalaku terasa pusing. Rasanya seseorang tengah berbicara padaku, seperti suara seorang wanita yang terus menerus berbicara padaku ketika aku tertidur, bukan hanya sekali, namun berulang kali suara itu seperti jadi hantu. Sayangnya aku tak lagi takut.
butuh lima menit untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke mata, yah aku ada di kamar hotel sekarang, dengan Rahwana tentunya. Bukan Rahwana sang legenda yang pintar dan sekarat cinta. Namun ini Rahwanaku. Dan aku yakin Rahwana akan membiarkan kU tidur sambil menatapku dari sudut ruangan dengan duduk di atas sofa, mengangkat satu kakinya dan kemudian membuat aku merasa malu. Aku pun yakin Rahwana akan membiarkan tiket hangus jika akut tetap tidur.
"sudah bangun?" Kini Rahwanaku itu menghampiriku, menyampirkan kecupan selamat pagi di kening yang terasa ringan. Yah tubuhku pun terasa ringan.
"bangun dan mandi, sebentar lagi kita turun untuk sarapan." Rahwana meninggalkanku yang masih mematung di atas tempat tidur, rambutku yang berantakan, dan bau apa ini? Yang paling parah adalah aku tak memakai sehelai baju apa pun. Pakaian terakhir yang melekat di tubuhku adalah bikini biru laut dan juga- sebentar. Aku hanya memakai bikini tidur di atas tempat tidur.
Rahwana tidak ada di kamar, dan kemudian aku mulai menajamkan ingatanku. Tapi tak satupun dapat kuingat, hingga aku memutuskan untuk beranjak dari tempat tidur, namun ada rasa nyeri yang kurasakan pada tubuhku, rasa asing yang tak pernah kurasakan itu seakan-akan menyetrum kU. Mengirim signal pertanda bahwa aku benar-benar sudah gila tadi malam.
mataku membesar, sambil melilitkan bed cover di sekeliling tubuh dan menatap seprai dengan noda merah yang tampak asing. Aku pastikan aku sedang tidak Haid. Baru sekitar empat hari aku selesai dan benar-benar bersih. Tidak mungkin aku datang bulan lagi.
cepat-cepat aku masuk ke dalam kamar mandi, membasahi rambutku dan kemudian mengganti baju dengan pelan-pelan, aku memilih memakai dress selutut dengan bahan yang jatuh berwarna orange, cantik ke warna kulitku yang berwana sawo matang.
apa yang sudah kulakukan? Aku kira dalam mimpi tidak ada yang namanya batas. Dan hari ini rasanya aku benar-benar sudah kelewat batas. Entah apa yang harus kulakukan. Kembali aku memakai cream wajah dan menatap diriku sendiri di cermin, seakan-akan aku mulai melewati batas ruang dan waktu, sehingga Rahwana mengambil pengering rambut dari tanganku.
"kamu gak lapar sayang?" Pertanyaan itu membuatku menelan ludah, sikap posesive Rahwana, tatapannya yang menatapku melalui cermin maupun secara langsung menandakan kepemilikan seakan-akan aku kini sah menjadi miliknya.
"kita ngapain semalam mas?" Tanyaku tanpa menjawab pertanyaannya.
"tidur." Jantungku berdegup dengan kencang, mataku membesar dan aku tak berani bergerak sembari Rahwana mengeringkan rambutku, aku mencoba mengingat kembali tapi rasnaya aku tak sanggup. Wajahku mulai memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Janji
RomanceKenapa Bahagia selalu datang dengan syarat-syarat yang tak pernah diketahui manusia. Hanya ingin Bahagia saja sangat susah untukku? Lidahku kelu, melihat pria yang kucintai. Pria yang kuberikan segalanya sepenuh hati adalah kakak tiriku. Mengapa ji...