jadi seperti ini bentuk kebahagiaan, sarat dengan senyuman dan juga kehangatan. Aku masih menggenggam jemari Mbok Minah yang duduk disampingku. Menatap pemandangan Jakarta dan berserta isinya. Setelah harus menunda keberangkatan karena harus mengurus berkas-berkas Mbok Minah kami akhirnya akan bernagkat besok.
"semua udah selesai non. Masih sakit punggungnya?" Mbok Minah yang benar-benar mengurus kU sekarang. Ia Menepuk punggungku pelan, membuatku sadar, bahwa semua benar-benar sudah selesai. Aku aman disini bersama Rahwana.
"enggak Mbok" wanita tua itu meninggalkanku ketika melihat Rahwana yang mendekat.
"mas, aku gak mau duduk di kursi roda, aku bisa jalan, punggung juga udah gak lebam lagi. Kayak orang sakit tahu gak mas"
"sebentar lagi, aku harus memastikan anak kita gak apa-apa."
aku hanya bisa diam mengalah pada permintaan Rahwana yang terdengar seperti bentuk perhatian dan ke posesifnya.
"Aku kira kamu udah balik ke Eropa." Sebuah selimut kini mampir di atas pangkuanku.
"siapa yang bilang?"
"Koko" aku menjawab dengan apa dan ya, bertanya juga tak perlu setengah-setengah. Aku ingin tahu semuanya sehingga tak lagi sibuk menebak.
"gimana bisa aku ninggalin kamu sayang." Usapan lembut di rambutku membuatku tersenyum nyaman. Begini rasanya bahagia, aman dan nyaman.
"lalu?"
"tiba-tiba papaku, pria yang sebentar lagi akan kita temui itu sakit, dia ingin aku segera datang. Ternyata dia dengar kabar kalau aku ditusuk disini, dan aku tidak pulang sendirian, bawa rombongan supaya bisa kembali dengan selamat dan tentunya bawa kamu sama aku."
walau benarnya ada rasa takut untuk bertemu orang-orang baru namun aku yakin ada Rahwana yang menjagaku.
"sekarang tidur, kita besok harus menemui dokter pagi-pagi sekali, dan langsung ke bandara."
"mas, aku tiba-tiba pengen makan Putu"
Rahwana hanya tersenyum, dan membawa tukang Putu bersama Putunya datang berkunjung ke hotel malam itu juga.
###
Netti menatapku sambil mengacek matanya, dengan sebuah kotak yang kuletakkan di atas pangkuannya.
"Putu rasanya asin, Putu apaan nih KO?!" Netti sibuk menarik-naik ingusnya dan langsung memelukku.
"gue bahagia plus sedih buat lo kesayangan gue" Koko masih sibuk dengan PS terbarunya yang aku belikan ketika mampir berbelanja kemarin.
"masa Koko dua gue satu? Lo pilih kasih kalau begini nih."
aku tertawa mendengar ucapan Netti. Kemudian mengeluarkan satu kotak lagi yang ada di atas pangkuanku.
"kita kembar, satu buat kamu dan satu buat aku" sebuah gelang emas yang mungil dan berbentuk sama menghiasi pergelangan tangan kami.
"gue pasti rindu banget sama lo Shin" Netti memelukku erat-erat sambil menyenggol Koko dengan kakinya yang bebas.
"lo nerima kadonya aja, dasar babon. Shinta bakalan pergi jauh Koko sayang" ucap Netti terdengar lembut tiba-tiba.
"apaan sih lo ganggu aja, udah pelukan sana, Shin, gue bisa nyoba di kamar gue sekarang?" Tanya Koko penuh antusias.
"bisa, kunci kamar kalian ada di atas meja sana, kamus serius gak apa-apa sekamar sama Koko? Gak takut lo Net di apa-apain si Koko?"
aku memang sengaja memesan kamar untuk mereka berdua namun Netti merasa tak enak jika menerima terlalu banyak. Jadi dia memutuskan untuk mengambil satu kamar saja, berbagi kamar dengan Koko.
KAMU SEDANG MEMBACA
Janji
RomanceKenapa Bahagia selalu datang dengan syarat-syarat yang tak pernah diketahui manusia. Hanya ingin Bahagia saja sangat susah untukku? Lidahku kelu, melihat pria yang kucintai. Pria yang kuberikan segalanya sepenuh hati adalah kakak tiriku. Mengapa ji...