21. Setelah Kepergiaannya (1)

5 2 0
                                    

Tristan berjalan mendekati gadisnya dengan lunglai, tak tahan melihat orang yang kita cintai telah menutup matanya. Ia memeluknya sambil terus memanggil namanya, berharap keajaiban datang dan semuanya hanya mimpi belaka. Ia semakin mengeratkan pelukannya, tidak peduli dengan darah yang sudah menempel pada bajunya. Yang ia inginkan saat ini hanyalah gadis di pelukannya bangun dan tersenyum ceria seperti hari-hari sebelumnya.

Flashback Off

"Gue bener gak habis pikir waktu itu hari terakhir gue bisa lihat dia," ucap Tristan dengan air mata yang sudah menetes. Sheila yang hanya mendengarnya tak bisa berkata apa-apa, ia pun ikut meneteskan air mata.

"Gue nyesel, gue ngerasa bersalah banget karena gak bisa ngelindungi dia. Senyumannya, tawanya, kesedihannya, masih gue inget sampe sekarang. Sintaa... dia yang udah buat gue jatuh cinta."

Sheila langsung mendekati Tristan, disandarkannya kepala Tristan pada bahunya. "Gue gak tau lo kehilangan dia dengan keadaan kaya gitu. Gue ngerti sekarang, kenapa waktu pertama kali lo lihat gue terus-terusan minta maaf."

"Iya, karena gue masih percaya Sinta masih hidup dan waktu lihat lo yang ada dipikiran gue hanya mengucapkan kata maaf."

"Maaf, udah buka luka lo yang udah lama berlalu."

"Gak papa, justru gue merasa tenang waktu cerita ini sama lo."

"Makasih ya, udah mau ceritain semuanya sama gue."

"Makasih juga udah mau dengerin. Tapi, itu belum semuanya kok."

"Oh ya? Terus apa lagi?"

"Setelah itu, gue langsung pingsan dan gak inget apa-apa. Keesokan harinya, gue bangun. Berharap semuanya hanya mimpi kaya yang gue pikirin, tapi tertanya semuanya nyata."

Flashback On

"Rangga kamu mau kemana?" Tanya Rachel.

"Kerumah Sinta, Mah."

Rachel dan Trias saling memandang. "Arka, beritahu Rangga!" Ucap Rachel.

Arka hanya mengangguk.

"Ada apa, Ka?"

"Sinta..."

"Sinta kenapa, Ka? Jangan bilang hal yang buat gue gila, Ka!"

"Malam tadi, apa lo gak inget?"

"Lo jangan bercanda! Gue tau itu hanya mimpi, Ka!" Bentak Tristan.

Arka hanya menggelengkan kepalanya.

"Bohong! Kalian semua udah nipu gue." Tristan berlari keluar.

Flashback Off

"Gue kerumah Sinta, gak ada siapa-siapa. Tetangganya bilang Sinta emang udah gak ada dan kakaknya balik ke kampung. Gue stres waktu itu, pengen ketemu Sinta tapi gak ada. Gue pergi kesekolah dengan pakaian seadanya. Berita kematian Sinta ternyata udah menyebar, gue makin stres. Gue balik kerumah, gue marah sama orangtua gue. Mereka yang udah bunuh dia, mereka yang udah buang kebahagiaan gue."

Flashback On

Tristan berlari kedapur mengambil sebuah pisau dan kembali. "Kalian lihat! Kalian udah ngambil Sinta dari gue!" Ucap Tristan pada orangtuanya.

"Rangga, Rangga, kamu mau ngapain, Sayang?" Ucap Rachel kaget.

"Jangan manggil gue Rangga! Kalo kalian manggil gue Rangga pisau ini akan gue tusukin sama diri gue sendiri, sama kaya yang kalian lakukan kepadanya."

SHETANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang