Terimakasih yang udah mampir😉
Ayo klik bintang dulu!
Jangan lupa buat komen juga:)
...Disini sekarang Tristan dan Sheila, taman yang sama saat beberapa waktu lalu mereka kunjungi. Tetap saja sepi, karena jarang pengunjung. Keduanya menatap kearah danau.
"Selama ini, kita kenal gitu aja. Gimana kalo sekarang kita kenalan?" Ucap Sheila lalu menatap Tristan disampingnya.
Tristan menoleh lalu mengulurkan tangannya. "Rangga Tristan Gerhard."
"Sheila Dewi Azalea!" Sheila membalas uluran tangan Tristan.
"Nama yang bagus."
"Makasih!"
Keduanya kembali berdiam menikmati angin yang berhembus.
"Tan, kalo boleh tau Sinta itu siapa?"
Tristan langsung menoleh kearah Sheila yang juga sedang menatapnya. "Sinta..." Ia menggantukan kalimatnya.
"Gak papa kalo lo belum siap buat cerita, selama ini kita udah deket tapi lo masih belum jelasin siapa itu Sinta. Gue tunggu lo buat ceritain dia." Sheila tersenyum hangat.
"Sinta... dia mirip kaya lo," ucap Tristan sambil menatap Sheila dalam-dalam dan membalas senyuman hangatnya.
"Pertama kali melihatnya gue udah jatuh cinta sama senyuman dia, dia baik, ramah sama semua orang."
Sheila terus menatap Tristan yang melihat lurus kedanau seakan-akan sedang mengingat kejadian masa lalunya.
Flashback On
Seorang gadis melewati koridor sambil tersenyum ramah kepada murid yang berada diluar kelas. Tristan yang sedang berdiam didepan pintu hanya terus menatapnya dengan tatapan kagum. Senyuman yang menyenangkan, tatapan yang menengkan, membuat Tristan tak bisa berpaling darinya.
Tepat saat gadis itu melewat dan menatapnya ia tersenyum, detak jantung Tristan tak beraturan. Tristan memegang dadanya merasakan detak jantungnya yang terus bergemuruh. Ia menatap punggung gadis itu, bahkan tak sempat membalas senyumannya karena terkejut melihat gadis itu tersenyum kepadanya.
"Woy!"
Tristan terlonjak kaget dan mendapati Arka yang memegang bahunya. "Lo ngagetin aja."
"Sorry, habisnya lo senyum sendiri."
"Gue ketemu sama cewek, dia cantik banget, Ka!"
"Cantik gak menjamin baik, Tan," jawab Arka sok bijak.
Sementara itu, gadis tadi sudah berada diruang guru.
"Sinta Permatasari, ya?" Tanya guru di hadapannya.
"Iya, Bu!"
"Emm, sebentar! Karena hari ini hari pertama kamu masuk, kamu gak perlu langsung masuk kelas. Kamu bisa melihat seluruh sekolah ini." Guru itu beranjak dan membuka pintu lalu kembali lagi.
"Masih sepi ternyata," ucap guru itu lalu kembali duduk dihadapan Sinta. "Kamu gak papa kan, disini dulu Ibu mau manggil murid dulu."
"Gak usah, Bu. Biar Sinta aja," jawab Sinta dengan sopan.
"Gak bisa, kamu kan murid baru mana tau lokasi sekolah ini."
"Emang ibu mau kemana?"
"Kelas sepuluh IPA 1."
"Ohh, Sinta tau Bu. Kebetulan sebelum kesini, Sinta lihat dari luar beberapa ruang kelas sepuluh. Jadi, Sinta udah tau lokasinya."
"Ya ampun, kamu baik banget. Sopan lagi, pasti orangtua mu juga kaya kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
SHETAN
Teen FictionPernah bayangin, gak? Tiba-tiba ada cowok asing yang keren bertemu dengan mu. Eh, dia langsung manggil kamu, bersikap manis sama kamu seakan-akan kalian itu udah kenal lama. Ini bukan tentang seorang cowok yang hanya mengklaim seorang cewek sebagai...