Chapter 01
KEGIATAN KITA HARI INIditulis oleh wollfpie-
Diperankan oleh
Jeongwoo as sandraJihan as Kanin
_Sandra merapikan rambutnya, menyelipkan beberapa helai rambut yang kebetulan sudah mulai memanjang ke belakang telinga. Tangannya diketuk ketukkan ke meja, matanya masih fokus pada deretan diksi yang tercetak jelas dalam satu buku. Satu jam sudah, waktu yang pemuda dua puluh tahun itu habiskan untuk membaca kumpulan diksi tersebut
Dalam satu ruangan yang cukup mendukung suasana, membuat sandra lebih pilih membaca tiga ratus enam puluh sembilan halaman buku, daripada hanya duduk termenung tanpa tau apa alasannya
Langit masih terlihat gelap diluar, bintang bintang pun masih sedia menampakkan wujudnya diatas angkasa, mengingat jam baru saja mengetuk pukul lima pagi
Sandra menutup bukunya, kaki jenjangnya dibawa kearah dapur. Dapat dilihat, kondisi rumahnya masih gelap, seperti tempat tak berpenghuni. Kedua orang tua sandra yang terlalu gila pekerjaan, sampai sampai anak tunggalnya dibiarkan sendiri pada rumah dua tingkat tersebut
Sandra menghidupkan kompor, tangannya sibuk mengaduk ngaduk isi panci (sup kentang) dengan baik. Tak selang lama, tangannya beralih mematikan kompor, dan memasukkan tiga centong sup itu kedalam mangkuk
Pagi ini, pemuda itu kembali meniknati sarapan dengan sendirian. Paling paling handphone lah yang menjadi teman makannya. Sandra menyuapkan sesendok sup panas, tanpa ditiup yang menghasilkan pemuda itu berkepanasan dalam mulut
Sedari kecil memang kedua orang tuanya tidak pernah mengajarkan pemuda itu untuk meniup makanan yang panas, jika tidak ingin makan selagi panas maka tunggulah sebentar hingga makanan tersebut sedikit menghangat. Lagi pun, meniup makanan itu tidak baik untuk kesehatan
Selagi tangan kanan sandra menyuapkan sesendok demi sesendok nasi, tangan kirinya sibuk berkutat dengan handphonenya. Handphone itu semalam tidak sengaja terjatuh dari sakunya, membuat layar pelindung, bahkan layar dalamnya ikut pecah. Tidak ada yang bisa dilakukan selain mengganti layarnya, atau mengganti handphonenya langsung
Tapi sandra akan lebih pilih untuk mengganti layarnya saja, selain bisa lebih menghemat biaya. Data data yang ada didalam benda itu, juga sangat penting
Kanin memutar mutarkan pulpennya, membuat garis abstrak tercipta di kertas putih polosnya. Lagi lagi, pagi ini anak perempuan itu harus bergelud dengan buku buku ilmu, pemberian dari sang ibunda saat ia berulang tahun yang ke dua puluh beberapa minggu silam.
Sudah terlalu muak dengan lima buku tebal itu. Kanin berdiri dari duduk nya, memandang jelas pigura photo almarhum sang ayah, yang tidak sengaja terphoto saat anak itu sedang berkutat dengan kamera canon nya
Sebulir air mata jatuh membasahi pipi tembam perempuan dua puluh tahun itu. Terhitung dua setengah tahun sudah, ayah yang dulunya berperan sebagai sosok penyelamat serta penyemangatnya pergi
Kanin membuka pintu kamarnya, sedikit tersentak kala melihat sang ibunda yang sudah sibuk didepan kompor, walau jam baru menginjak pukul lima dini hari. Jangan heran kenapa kinan terkejut dengan perlakuan sang bunda, sebab biasanya perempuan paruh baya itu sudah mulai sibuk untuk berangkat ke kantornya. Tapi hari ini . . perempuan itu justru berdiri tegap didepan kompor, mengiris bawang dengan cepat lantas menumisnya dan mulai mengaduk tumisan bawang dengan nasi
Kanin tersenyum teduh.
Kali ini bundanya yang memasakkan sarapan pagi, bukan dirinya ataupun orang penjual makanan lainnya
Kanin mengambil beberapa langkah lebih dahulu dari sandra yang sudah mulai kesusah mengimbangkan langkahnya terhadap perempuan itu. Beberapa kali sandra meneriaki nama gadis cantik itu dari belakang, dan beberapa kali pula sandra mendapatkan ejekan kata ‘lelet’ dari sang gadis
Sandra sedikit berlari, sontak tangannya beralih merangkul perempuan itu, menempatkan gadisnya pada ketiak. “mau kabur kemana lagi, hm?” kanin bergidik geli, pasalnya pemuda itu berbisik tepat di telinganya, sehingga deru napas teratur menyapa indra peraba nya
Kanin tertawa renyah, saat melihat puncuk hidung sandra yang terkena ice cream dan dia lah sebagai pembuat puncuk hidung sandra kotor. Sandra berdecak kesal, dengan tisu yang memang sengaja diletakkan di dalam saku, pemuda itu membersihkan puncuk hidungnya dari ice cream.
Dua meter didepannya, terlihat kanin yang tergelak keras melihat wajah kesal dari sandra, dan dengan jelas mengundang banyak atensi yang terpusatkan
“sudah jangan ketawa, nanti banyak orang yang kira kamu gila” alih alih berhenti tertawa, kanin justru semakin tertawa. Tidak ada alasan untuk dirinya tidak tertawa melihat bagaimana wajah panik sandra yang takut orang kira kekasihnya sudah gila
Sandra memencet hidung kinan, membuat sang empu terbelalak kaget. Mengingat dirinya yang masih tertawa terbahak, tiba tiba saluran pernapasannya ditutup
“sudah gila? Aku hampir nggak bisa bernapas tadi!” kanin berseru kesal. Kakinya kembali melangkah lebih dahulu dari sandra, dengan gerakan yang dihentak hentakkan, membuat perempuan itu terlihat jauh menggemaskan dari biasanya dalam pengelihatan sandra
Lagi lagi sandra kembali menyesuaikan langkahnya dengan kinan, kecepatan langkah perempuan itu tidak main main. Bahkan baru lima meter sandra berjalan, masih sisa tiga meter lagi dan terus menambah akibat sandra yang harus mengatur napasnya sejenak
Dapat!
Sandra kembali merangkul kanin, tapi kali ini ditolak mentah mentah oleh sang empu. “hey, ayolah nanti kita pergi ke jamtos, kita main timezone atau mau nonton?!” sedikit berseru, sandra kembali mensejajarkan langkahnya, wajahnya sedikit menunduk untuk menyesuaikan tinggi badan dengan sang empu, yang berjarak kisaran enam belas centimeter
“tapi janji, nanti kejamtos?” masih dengan wajah kesalnya—tapi terlihat sangat lucu dimata sandra—kanin mengulurkan jari kelingkingnya, yang dengan hangat disambut dengan sandra
Setelahnya, keduanya justru kembali berjalan, diantara ramainya orang yang berkumpul untuk berjual beli disepanjang jalan menuju kantor gubernur kota jambi minggu pagi ini
Masih panjang perjalanan mereka hari ini, sebab sandra yang meminta izin kepada bunda kanin untuk meminjam anak bungsunya hingga pukul tujuh malam. Banyak agenda yang akan mereka lakukan, dihari special keduanya
Tak lama keduanya berada pada ramainya orang pada kisaran kantor gubernur. Bahkan sekarang keduanya sudah berada pada sebuah mall terdekat dari tempat mekera sebelumnya
Apalagi yang akan mereka lakukan disini selain bermain? Memang tujuan awal keduanya mampir pada tempat yang akan semakin ramai ini adalah untuk bermain
Tapi sebelumnya kanin dan sandra memilih untuk singgah sebentar pada tempat makan yang ada. Mengingat pukul jam makan siang sudah tiba
Sandra kembali dari tempat kasir dengan senampan makanan diatasnya. Kedua netra kanin berbinar, melihat bagaimana lezatnya makanan itu
“nooo you mush cuci tangan dulu lahh” sandra berujar demikian, dengan jari telunjuknya yang digoyang goyangkan dan bibirnya yang monyong, membuat kanin yang melihat spontan menamukul mulut sang empu. “sok-an pake pake bahasa inggris, ulangan aja dapatnya tujuh delapan” sandra berkacak pinggang didepan kanin, membuat sang empu sontak kembali memeletkan lidahnya
Kanin menepuk kedua tangannya senang, melihat bagaimana kerennya sandra yang mencetak seratus kali memasukkan bola basket kedalam ring
Pemuda september itu mengusak rambut yang lebih mungil. Tangannya beralih menunjuk mesin pencapit boneka pada ujung ruangan, dengan maksud menyuruh kanin untuk bermain di tempat itu
Kanin menggesekkan kartu bermain pada tempatnya, satu menit waktu selang untuk mencapit boneka pilihan dalam tabung persegi tersebut.
Sementara kanin kesusahan untuk mengepaskan pencapit, sandra justru pergi entah kemana
Kanin tertawa lepas, tangannya meraih kearah tempat pengambilan boneka, yang kebetulan ia dapatkan setelah mencoba lima kali banyaknya
Kedua tangannya merengkuh boneka serigala abu abu tersebut. Kepalanya melihat sekitar, mencari sandra yang dalam pikirnya mungkin menghilang dibanyaknya kumpulan orang disana. Terlihat sangat menggemaskan, hal yang membuat orang sekitar gemas adalah, bagaimana gerak gerik sang empu yang melihat kekanan dan kekiri dengan tangan yang senantiasa memeluk boneka serigalanya
Kanin terlonjak dari tempatnya berdiri semula, kala sebuah tangan menepuk bahunya dari belakang. Perempuan itu berdecak malas, tangannya tak henti memukuli lengan pemuda dibelakangnya, siapa lagi jika bukan sandra?
“tadi kemana?” kanin mendongakkan kepalanya, menatap kedua netra hitam lawan bicaranya. “ketoilet sebentar” sandra berujar demikian dengan senyumnya yang tidak ia pudarkan, lantas tangan kanannya beralih menepuk surai yang lebih mungil
Keduanya berjalan santai menuju tempat penjual popcorn yang berada tujuh meter didepan mereka. Kanin berjalan lebih dahulu, sekali kali perempuan itu berloncatan, dengan senyum yang terus ia kembangkan. Mengundang banyak atensi tertuju pada dirinya
“mbak, popcorn nya dua yang lima ribuan aja” sang penjual mengangguk, dan didetik kemudian segera menyiapkan pesanan kanin. Sedangkan sang empu, hanya duduk di samping ditempat yang tersisa. Tangannya sedati tadi tidak lepas memutar mutarkan boneka serigala , matanya pun ikut menelisik setiap inci benda empuk tersebut
Sandra menepuk pundak kanin, membuat empu yang ditepuk, sedikit tersentak.
“habis ini mau kemana?” sandra mengelus pelan rambut hitam kanin, senyumnya yang ditaperlihatkan, terlihat lebih hangat dimata kanin. Perempuan itu menggeleng, kepalanya disenderkan pada bahu lebar sandra
Sadra menggenggam kuat jemari kanin. Kanin menegakkan tubuhnya kembali tegap, kedua matanya menatap intens ke netra lainnya. “kenapa?” kanin mengusap perlahan tangan sandra yang menggenggam tangannya. Sedangkan yang ditanya hanya menggeleng
“ayo lanjut, keburu kesorean”
Kanin berdiri dari duduknya, detik berikutnya kedua insan tersebut kembali melanjutkan perjalanan hari ini. Tidak akan lama lagi, hanya tersisa satu tempat tujuan terakhir. Tempat kunjungan satu satunya yang dapat melihat sunset secara langsung di kota jambi. Gentala arasy
Kendaraan roda dua yang dikendarai sandra, sekaligus di tumpangi kanin, sudah keluar dari area parkiran.
Sandra membawa laju motornya jauh lebih pelan, membiarkan waktu berjalan secara lambat, membiarkan kedua insan tersebut menikmati sebentar waktu sore ini, seakan tidak ada lagi waktu sore pada esok hari
Dalam perjalanan, keduanya terus membuka suara. Membiarkan suara nya melawan suara bising kendaraan disepanjang jalan. Banyak yang keduanya bicarakan, tentang hari hari kuliah, hari hari dirumah, ataupun saat bersama teman teman
“oh ya?! Terus si jalak di tolak sama kejora?! Wahh gila sih, orang se ganteng jalak aja ditolak sama kejora, apa lagi aku kan hahaha!” sedikit berseru, sandra menimbrung dalam cerita kanin
“kamu juga ganteng ya! Jangan insecure, insecure gitu lah!”
Kanin membalas kembali perkataan sandra tidak kalah lantang. Dengan kata yang sedikit menyalahkan balasan sandra sebelumnya
“iya iya! Trus lanjut lah, penasaran nih”
“nggak ada sih. Tapi seminggu kemudian asal kamu tau aja, si jalak balik nembak kejora lagi hahaha! Tapi kali ini si kejora nerima hahahaha!” keduanya tertawa seru, menikmati semilir angin dengan deru motor yang mendominasi teriakan saling balas dari keduanya. Bahkan beberapa orang yang tidak sengaja mereka lewati ataupun melewati mereka, sempat sempatnya menoleh sejenak
Setelah kisah kanin selesai, sandra mengambil alih pengawal pembicaraan antar keduanya.
“trus kan, si aksa karena udah gerem banget sama ardan, itu kepala ardan malah dipentokin ke dinding hahahha!” lagi lagi keduanya tertawa. Sandra melirik sejenak kearah spion yang memantulkan paras cantik kanin yang tertawa di jok belakang
Tanpa sadar senyum simetris terlihat dari dua belah bibirnya. Seakan semakin ingin memperlambat waktu, agar bisa lebih lama menikmati tawa dari kanin dibelakangnya, sandra memelankan kembali motornya. Tapi seribu sayang, kendaraan roda dua itu justru sudah sampai pada tujuan
Tempat ini terlihat cukup ramai pada sore hari. Sandra melepaskan helm yang terpasang di kepalanya, sedikit menggoyangkan kepala agar rambut yang sebelumnya berantakan, kembali seperti sedia kala. Kanin disebelahnya pun ikut melepaskan helm, memperbaiki beberapa helai rambut yang juga ikut berantakan.
Pemuda september itu menggenggam kuat tangan kanin, membawa perempuan juli itu berjalan ke tempat yang tersisa.
Keduanya duduk disalah satu kursi yang tersisa, masih dengan tangan sandra yang menggenggam kuat tangan kanin disebelahnya. Sandra melirik kearah kanin yang menutup matanya, menikmati semilir angin yang menerpa lembut indra perabanya, membiarkan beberapa helaian rambut yang sengaja di uraikan berterbangan akibat angin yang menerpa
Sandra tersenyum, matanya menatap kearah atas, melihat angkasa yang sudah mulai menggelap, meninggalkan sisa sisa warna oranye dari ujung semesta. Genggaman tangan sandra dilepas, membuat kanin yang sebelumnya terpejam, kembali terbuka
“aku mau beli es krim dulu disana, kamu tunggu disini aja ya” sandra tersenyum, tangannya terulur menepuk nepuk kepala si juli, sebelum akhirnya pergi ke kedai es krim yang berjarak sekitar dua puluh meter dari tempat kanin duduk
Sandra mengeluarkan dua lembar uang lima ribuan, “pak es krimnya yang lima ribu dua, rasa stroberi sama vanilla aja” bapak penjual es krim itu mengangguk, lantas segera menyiapkan pesanan sandra. Selang si penjual menyiapkan pesanan, sandra sedikit berlari menghampiri segerombol orang yang duduk di sebelah pohon besar
“woy! Siap siap lah, gue bentar lagi mulai beraksi wkwkwk” dua orang didepannya mengangguk, sedangkan satu orang lainnya menatap sandra ragu. Sandra tersenyum, kemudian kembali ketempat penjual es krim sebelumnya
Kanin menatap surya senja yang perlahan mulai pudar di ujung sana, terlihat sangat cantik dari tempatnya mendudukkan diri. Tanpa sadar seulas senyum tercipta
Kanin menundukkan kepalanya dalam, jari telunjuknya berputar putar ragu. Kanin mendongak, menatap orang yang memeluknya dari belakang. Itu sandra
Pemuda itu memejamkan matanya, membiarkan sejenak angin menerpa paras nya, menerbangkan surainya, menyapa lembut indra perabanya
“sekarang tanggal tujuh agustus kan? Hari jum’at?” kanin mengangguk beberapa kali, setelahnya hanya diam, menunggu sandra untuk melanjutkan ucapannya yang terdengar gantung
“kamu ingat dimana tempat kita berjumpa pertama kali waktu itu?” kanin mengangguk kembali
Sandra duduk disebelah kanin, menggenggam kuat tangan kanin disebelahnya
“waktu itu hujan kan ya? Kamu diem di pinggir jalan, badan kamu basah, lutut kamu ditekuk, kepala kamu di tundukin, kamu nangis kan waktu itu? Kalau di ingat ingat waktu itu kamu lucu banget, kayak anak kecil” kanin berdecak malas, tangannya memukul lengan sandra sekali
“kayak orang orang biasa, ya aku ngasih kamu jaket, nganter pulang, nanya nama, nanya nomor. Tapi yang paling aku inget tuh, ekspresi kamu waktu aku nanya nama hahaha, parah waktu itu kamu lucu banget hahaha” kanin geming, masih menunggu cerita sandra yang tidak kunjung sampai pada intinya
“kalau waktu pertama kali ketemu, aku ngasih kamu gelang, trus pas pertama kali pacaran ngasih kamu hoodie sama sepatu, dan waktu anniversary ke dua kita aku beliin kamu merc NCT sama TREASURE. Sekarang kalau ngasih kalung sama hoodie lagi boleh lah ya haha” kanin menatap kotak merah didepannya, tidak ada yang special jika dilihat dari luar
Kanin membuka kotak merah tersebut, detik kemudian menatap kearah sandra tidak percaya. Didalamnya terdapat kalung kupu kupu, tiga macam hoodie, dan sebuah buku yang berisi kumpulan photo card
“happy anniversary putri araskanindri” sandra mengecup puncuk kepala kanin
Bruk!
Setelahnya sandra jatuh pingsan ditempat
ENDChapter 01 - Kegiatan kita hari ini by Dhya is completed
Thanks to wollfpie-
Officialtreasurewp, 2021.

KAMU SEDANG MEMBACA
1st Event Treasure Wattpad Valentine's Day [COMPLETED]
Fanfiction[COMPLETED!] THANKS FOR YOUR PARTICIPATION! Official treasure Wattpad 1st event! ❤ Valentine days! Kami membuka kesempatan untuk kamu berpartisipasi dalam event treasure wattpad yang diadakan selama 7 hari dihari penuh kasih sayang, Valentine's day...