Chapter 02
STAY WITH MEDitulis oleh KimBoseok4
Diperankan oleh Haruto Watanabe
_- 14 Februari, 2k21 -
Matahari mulai menampakkan sinar suryanya, membuat sosok gadis bermarga Watanabe itu merasa sedikit terusik akan cahaya yang mulai masuk pada kedua indra penglihatannya. Gadis itu mengerang sesaat, lalu bergegas untuk beranjak bangun dari ranjang.
"Siapa yang buka gorden, pagi-pagi sih?" gerutunya, seraya berjalan menuju kamar mandi yang memang terletak di dalam ruang tidurnya itu.
Membersihkan diri seperti biasa, mandi, menggosok gigi dan banyak lagi. Ia baru ingat, ini adalah hari yang cukup spesial dan tidak seharusnya ia abaikan.
"Kak Haru, ayo ngapel!" teriak gadis itu lantang, dengan sikat gigi yang masih setia berada dalam mulutnya yang berbusa.
Gadis itu berteriak penuh semangat, pada sosok kakak lelakinya yang kini menatap jengah pada adik gadis satu-satunya itu.
'Candaan bagus, dipagi hari '.-Batin Haruto.
"Bersihin dulu mulut lu! Terus cepet ke dapur, kita sarapan bareng."
Gadis itu mengacungkan jempol, lantas bergegas kembali untuk membersihkan busa di dalam mulutnya. Seraya tak lupa pula merapikan pakaian yang akan ia pakai sekarang.
--
Selesai merapikan diri, sosok itu kembali menemui sang kakak yang masih senantiasa memasak untuk sarapan keduanya di pagi kali ini.
"Ai, tangannya bersih gak?" tanya Haruto memastikan, dan dibalas anggukkan mantap oleh sang adik. Yang bernama lengkap Watanabe Airin.
Tak berselang lama.
Haruto menghampiri Airin, dengan beberapa lauk yang kemudian ditatanya dengan rapi di atas meja.
"Makan yang banyak," titah Haruto lembut, seraya menyodorkan semangkuk nasi dengan beberapa lauk kesukaan sang adik. Lagi, Airin mengangguk senang.
"Kak, ayo ngapwel!" ajak gadis itu penuh semangat, seraya masih mengunyah sarapan buatan kakaknya.
Haruto yang tengah makan spontan tersedak, dan dengan cepat Airin menyodorkan segelas air putih untuk diminum langsung oleh sang kakak.
"A-apa? Ngapel?" bukan apa-apa, pun umur keduanya ini tidak terpaut begitu jauh. Hanya berjarak 6 bulan, cukup membuat Haruto merasa ucapan adiknya itu sungguhan sekarang.
"Sekarang Valentine ! Lu kan jomblo, gue juga. Jadi kita rayainnya barengan aja, sebagai sepasang adik-kakak gitu loh."
Haruto menghembuskan napasnya lega.
'Apa banget sih, pikiran gue ini '.- Batin Haruto, seraya menggeleng-gelengkan kepalanya. Airin yang melihat itu bingung.
"Loh? Gak mau?" Haruto mengerjapkan matanya beberapa saat. Dan dengan lantang ia menjawab,
"Mau lah!"
Agak terkesiap, tetapi Airin tetap mengulas senyum manisnya.
"Okay. Lu ganti baju kak, yang cakep ya! Biar berasa ngapel beneran, hahaha."
"Beneran juga gak papa sih ... ," gumam Haruto, seraya melengos pergi untuk bersegera mempersiapkan diri. Sedangkan Airin mematung, dengan pikiran dan batin yang penuh tanya.
"Gue budeg apa gimana sih?" tanya Airin bermonolog. Dan dengan cepat gadis itu beralih kembali dengan sarapan yang mulai mendingin.
"Lah ini makan nya gimana? Kak! Sarapan lu bego!"
"Iye nanti! Tanggung, ini udah lepas bawahan gue."
Entah kenapa, kali ini Airin urung untuk berbicara lebih dan kembali memakan sarapannya juga mencoba untuk acuh.
"Si anjir, otak gue ngapa gini banget si. Jangan liar-liar dong otak, berdosa banget lu."
---
Setelah selesai menunggu Haruto untuk menghabiskan sarapannya lebih dulu, Airin mencoba untuk mengajak lelaki itu pergi ke sebuah mall besar yang tidak begitu jauh dari perumahan yang keduanya tempati bersama.
Ngomong-ngomong, Haruto dan Airin ini saudara yang tidak sedarah. Maka dari itu, umur keduanyapun tidak terpaut amat jauh.
Keduanya memiliki ayah yang sama dengan ibu yang berbeda, dan mendiang ibu Haruto lebih dulu pergi meninggalkan Haruto bersama sang ayah.
Meski begitu, Haruto tetap menghormati keputusan ayahnya, yang kemudian ingin kembali menjalin hubungan rumahtangga baru dengan ibu Airin.
Awal pertemuan Haruto dan Airin, memang terbilang agak canggung pada awalnya. Tapi seiring berjalannya waktu, baik Airin maupun Haruto akhirnya bisa memiliki kedekatan yang amat bagus. Dan itu cukup, membuat ayah Haruto juga ibu Airin merasa senang dan memutuskan untuk mempertemukan mereka di rumah yang sama.
Hanya berdua. Dan melupakan fakta, bahwa kedua anaknya ini tengah dilanda masa pubertas yang biasa dialami banyak kalangan remaja pada umumnya.
"Kak, khusus hari ini. Biarin gue panggil lu tanpa embel-embel 'kakak' dong. Ya? Biar berasa ngapel benerannnn." Bujuk Airin, seraya menarik-narik lengan Haruto seperti anak kecil.
"Heh, bocil. Gue emang kakak lu! Yakali kita mo ngapel beneran," ketus Haruto, lalu kembali menarik sang adik untuk masuk kedalam rangkulannya.
"Tau, inikan cuman buat maen-maen di hari valentine doang. Kitakan jomblo," rengeknya, kemudian memeluk Haruto dari arah samping.
'Maen-maen doang, katanya. Tapi kok gue deg-degan ya? Btw, bukannya tadi dia ngajaknya buat rayain Valentine sebatas adik-kakak kan diawal. Napa jadi gini? '-Batin Haruto.
Haruto menghadapkan dirinya langsung pada Airin, lalu membalas pelukkan itu dengan senang hati. Dan, ya. Akhirnya lelaki itu menyetujui.
"Sure, apasi yang nggak buat Watanabe Airin?"
Airin bergeming , sembari menyembunyikan wajah memerahnya tepat di depan dada bidang Haruto , ia merasa malu(?) .
"Mau kemana dulu?" tanya Haruto, yang kini melepas pelan pelukkan Airin. Kemudian menatap penuh sosok di depannya itu.
"Ke bioskop dulu, gimana?"
"Call! Ayo!"
Ini, tidak bagus. Tidak seharusnya Airin mengajukan perihal ini pada Haruto, yang bahkan berstatus sebagai sang kakaknya di keluarga. Airin melihat dengan jelas, akan sorot mata Haruto padanya yang kian hari kian berbeda.
Semacam ada rasa ketertarikan,
-yang terpantul di kedua manik indah Haruto itu. Airin tidak bodoh untuk tidak menyadarinya. Ia sepenuhnya sadar, dan tau.
Namu, ia tidak ingin membohongi dirinya. Bahwa semua perlakuan manis Haruto selama ini, cukup membuat Airin merasa amat nyaman bahkan selalu menginginkan kedekatan yang lebih bersama Haruto. Seperti sekarang ini.
"Mau beli minum gak, eum ... To?" untuk sesaat Haruto diam terpaku, tapi tak lama lelaki itu menjawab.
"Iya, samain aja."
Airin menghembuskan napasnya lega, mendadak dia merasa agak canggung dan cukup sungkan untuk berbicara banyak pada Haruto.
Mengabaikan kecanggungan yang melanda, Airin berlari kecil menuju salah satu stan yang menyediakan banyak cemilan juga varian minuman.
"Kak, dua greentea milkshake ya. Sama 1 popcorn yang large." Pegawai itu mengangguk, lalu mengulang kembali apa yang Airin pesan. Dan bergegas untuk menyiapkan cemilan yang dipesan.
--
Selesai membeli cemilan, Airin kembali kepada Haruto. Yang kini ternyata sudah ditemani oleh gadis yang nampak tidak asing baginya.
"Wonyoung? Ngapain lu?" tanya Airin, matanya menelisik tajam pada gadis yang memang tidak memiliki hubungan begitu baik dengannya itu.
"Gue, ini lagi ngobrol sama crush gue. Masalah?"
"Iyalah, dia abang gue." Dengan cepat Airin menarik lengan Haruto dan membawanya untuk berdiri tepat di belakangnya langsung.
"Jangan deket-deket ma cewek uler!" pekik Airin pada Haruto, dan Wonyoung tertawa sinis menanggapinya.
"Apa ini? Lu seriusan cuman adeknya Haruto? Protect banget keknya," sindir Wonyoung, kemudian berjalan santai menuju sosok Haruto yang kini berdiri termangu diam di belakang sang adik.
"See? She also like you, stupid. Jadi, gak ada salahnya lu berjuang," bisik Wonyoung tepat di samping telinga Haruto, lalu berlalu pergi meninggalkan Airin yang amarahnya kian memuncak. Juga Haruto yang sempat kalut akan pikirannya.
"Bangs-mmph!" umpatan Airin terpotong, karena Haruto dengan cepat memasukkan popcorn gurih tepat ke dalam mulutnya.
"Haruto?!"
"Sstt! Ayo, cari studio nya. Takut keburu telat nonton," selanya. Dan Airin pasrah.
--
"K-kok, kita nonton horror-sih?! Lu sama gue kan penakut, ngapain gegayaan nonton ini?!" kesal Airin, di tengah berlanjutnya film yang tengah mereka tonton.
"Gak tau, gue bingung. Tadi gue cuman bilang ke si mbaknya, kalo gue pengen film yang emang seru dan banyak peminatnya gitu. Eh dikasih ini, yaudah de."
Airin dibuat naik pitam, tetapi karena sadar orang yang membuatnya emosi ini adalah Haruto. Ia urung untuk marah akan waktu yang lama.
Berkali-kali umpatan kotor keluar dari mulut Airin, dan dengan jail pula Haruto selalu sengaja memasukkan popcorn kedalam mulut sang adik perempuannya itu.
"Ngomong kasar sama kotor lagi, awas lu!"
"Ngapa?! Mo ngancem apa lu ke gue ha?"
"Gue cium," bisik Haruto, dan seketika membuat Airin bungkam dan mencoba mati-matian menahan umpatannya.
'Sial! '- Batin Airin.
Tak berselang lama,
"Eum, anu ... Haruto. Pegang tangan gue dong, i-itu filmnya serem banget," lirih Airin, dia benar-benar lebih penakut ketimbang Haruto. Menonton horror bukanlah hal bagus, untuk merayakan Valentine pikirnya.
Haruto bergeming, tanpa berucap tangannya dengan cepat langsung menggenggam tangan Airin yang memang lebih mungil dibanding miliknya.
"Abis nonton, kita makan dulu. Terus lanjut maen di game master, gimana?"
"Call! "
Haruto tersenyum melihat reaksi menggemaskan itu, tangan kirinya yang menganggur ia pakai untuk mengusap pelan rambut Airin.
'Gemas banget! '-Batin Haruto.
--
"To, jangan loyo dong! Itu injek juga yang merah! Nah, iya gitu!"
"Haruto, mau waffle !"
"Uto! Liat itu!"
"Jangan maen game tembak zombie, gue ngeri ... ."
"Poin cetak ring basket gue yang menang dongg. Biar gue seneng."
Airin memang cenderung banyak berbicara, tetapi-
"To, liat! Ceweknya lirik lu mulu masa?!"
"Lu cemburu?" beberapa ucapan Haruto kerap membuatnya bisa bungkam dengan mudah.
"D-dih, ngapain! Eh, ada permen kapas Tooooo. Ayo beli!"
Ya,meski Airin juga agak pandai untuk mengalihkan pembicaraan.
Mereka berdua benar-benar menghabiskan waktu bersama hanya di mall. Sampai akhirnya waktu menunjukkan pukul 19:00, Airin dan Haruto memutuskan untuk segera kembali pulang ke rumah.
Selama di perjalananpun, Haruto selalu mengingatkan Airin untuk tidak larut dalam tidurnya. Ngomong-ngomong, kali ini mereka memang sengaja berpergian untuk menaiki motor, khusus hari ini.
Entahlah, Airin yang menyarankan.
"Heh! Ai jangan tidur!"
"Ish iya!"
Sesampainya di rumah, Airin dengan cepat membaringkan dirinya di atas sofa. Dengan Haruto yang juga ikut mendudukkan diri di sofa sebelah Airin yang kosong.
"Lepas sepatunya, jaketnya juga, terus itu aksesorisnya juga lepas," tegur Haruto. Airin bergumam menanggapi, dan dengan agak malas Haruto akhirnya kembali beranjak bangun dan mencoba untuk melepaskan jaket hangat, juga sepatu dan aksesoris yang tengah Airin pakai.
"Ngebo mulu," gerutu Haruto. Dan Airin tertawa puas dalam tidurnya.
"Tooo, gendong ke kamar dong. Gue capek banget ... ," keluh Airin, dengan raut wajahnya yang memelas. Lagi, Haruto mengiyakan ajuan sang adik.
"Naik," ujar Haruto yang kini sudah memposisikan diri untuk menggendong, dan dengan riang Airin naik keatas punggung Haruto. Seraya mengalungkan kedua tanganya di leher sang kakak, dan menepatkan kepala disekitaran ceruk leher Haruto.
"Pecicilan mulu sih, jadi capek kan."
"Hehe, gue seneng bisa maen seharian bareng lu. Kak Haru ... ."
'Kak Haru? '
Mata Haruto memanas,- saat mendengar lontaran akhir dari kalimat Airin. Itu membuat relung hatinya juga dilanda rasa ngilu dan nyeri yang amat dalam.
Tess ... tess ...
Air yang terasa mulai menetes turun mengenai sekitaran leher dan pundak Haruto, dan sang empu tau betul jika sang adiknya kini tengah menangis.
"Don't cry, sekarang masih valentine's day. Hari dimana seharusnya lu banyakkin bahagia, bareng orang yang lu sayang dan lu-"
"Cinta." Airin dengan cepat menyela perkataan Haruto.
Lelaki itu bergeming, ia tidak ingin berharap lebih dan dibuat seperti orang bodoh hanya karena perasaan yang tidak seharusnya.
'Dia adek lu, Watanabe Haruto! '- Tegas akalnya. Namun, hati senantiasa menolak.
'Gue, gak mau munafik. Gue cinta sama Airin.'- Tolak batinnya.
Tepat saat sampai di kamar Airin, Haruto langsung mendudukkan sang adik dengan hati-hati di ranjang empuk miliknya. Lelaki itu juga bergeming, enggan untuk berkata sepatah katapun.
Saat hendak pergi keluar kamar, dengan cepat Airin menahannya dan memeluk Haruto dari arah belakang.
"G-gue bodoh, karena menempatkan lu sebagai sosok cinta pertma gue To. Tapi, gue gak bisa buat gak bilang ke lu.
-Kalo gue sayang dan cinta ke lo. Cringe banget sih, but for honestly. I love you Watanabe Haruto."
Tangis Airin pecah, dan Haruto masih diam di posisinya yang masih membelakangi Airin.
"I love you ... ," ucap Airin berkali-kali.
Haruto orang yang begitu berharga untuk Airin, lelaki itu senantiasa selalu ada untuknya. Bahkan disaat sang ibu, yang seringkali mengacuhkannya dan gila kerja. Haruto adalah sosok yang selalu membangkitkan juga meyakinkan dia untuk bertahan hidup selama ini.
Haruto berpengaruh besar untuk hidup Airin.
"Haruto, tolong jangan tinggalin gue ... . Lu orang yang berarti buat gue, jangan ngehilang dari pandangan gue ya abis ini? G-gue gak bisa kalo hidup tanpa lu, gue-" Haruto dengan cepat membalikkan tubuhnya dan langsung mendekap erat sosok rapuh itu.
Dia merasakan hal yang sama persis, dengan Airin. Sosok gadis dalam dekapan ia saat ini adalah segalanya bagi Haruto.
"I love you tho, my dear. I love you ... ," balas Haruto, suranya yang ikut gemetar karena tangis yang kini ikut pecah juga bersamaan dengan pengakuan yang telah ia pendam sekian lama.
Cinta ini terlarang, dan keduanya tau persis akan hal itu.
Meski begitu, mereka menolak untuk memendam lebih lama.
Haruto melepas pelukkan keduanya, kedua tangan lelaki itu kini terarah untuk menangkup kedua pipi Airin lembut dan mulai memperpendek jarak diantara wajah keduanya.
Napas Haruto berbenturan dengan milik Airin, keduanya sama-sama merasakan letupan yang tidak biasa di sekitaran perut juga dada yang berdegup kian kencang. Kedua manik itu saling menatap sendu.
Dan kedua ranum indah Haruto dan Airin kini bertemu. Cukup lama, bahkan membuat Airin terbuai seraya mengalungkan tangannya di kedua leher Haruto.
"First, but also not last." -Watanabe Airin.
"Even though this 's a mixture of painful love. I still like it. " -Watanabe Haruto.
-END-Chapter 2 - Stay with me by Natasya Salsabilla is completed.
Thanks to KimBoseok4
Officialtreasurewp, 2021.
![](https://img.wattpad.com/cover/258654836-288-k203742.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
1st Event Treasure Wattpad Valentine's Day [COMPLETED]
Hayran Kurgu[COMPLETED!] THANKS FOR YOUR PARTICIPATION! Official treasure Wattpad 1st event! ❤ Valentine days! Kami membuka kesempatan untuk kamu berpartisipasi dalam event treasure wattpad yang diadakan selama 7 hari dihari penuh kasih sayang, Valentine's day...