Hari minggu tiba, yang artinya hari libur, dimana hari yang paling di sukai oleh semua orang. Biasanya pagi-pagi di hari minggu banyak yang menyempatkan waktunya untuk lari pagi, seperti yang akan dilakukan oleh Alifia saat ini.
Mata Alifia terpejam sesaat menikmati udara pagi yang segar.
Adem!
Sengaja bangun pagi untuk bisa lari pagi di taman komplek perumahan. Alifia menggunakan kerudung hitam serta celana training hitam dengan baju kaos putih berlengan panjang, dan jangan lupakan sepatu sneakers putih yang melekat indah di kaki mungilnya.
"Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan!"
Alifia melakukan pemanasan di depan rumah sebelum berlari menuju taman.
"Gaya-gayaan mau lari!" Ejek Handi, ayahnya yang sedang menyiram tanaman sang istri tercinta.
Alifia melirik sebentar ke arah ayahnya kemudian meneruskan pemanasannya.
"Idih songong! Ayah sendiri di kacangin!" Ujar Handi kesal karena tidak mendapatkan respon dari putrinya. Bapak-bapak gaul!
"Neng lari dulu ya Yah, kalo ada apa apa panggil Mermaid man dan Bernacle boy aja!" Celetuk Alifia.
Handi mendengus,
"Dikira ayah spongebob apa?!" Ujar Handi kesal."Mirip dikit," jawab Alifia cengengesan.
"Udah ah Neng mau lari, assalamualaikum!" Lanjutnya sambil berlari meninggalkan Handi.
"Waalaikumsalam! Wah durhaka kamu Neng!" Pekik Handi.
Alifia hanya mengacungkan dua jari membentuk peace disertai cengiran lucu nya.
Alifia berlari santai menuju taman, dijalan dia melihat orang-orang yang juga melakukan hal yang sama seperti Alifia.
Alifia mendelik melihat pasangan muda yang sedang lari pagi sambil berpegangan tangan.
"Itu orang mau jogging atau mau nyebrang dah! Pake pegangan tangan segala, gue kan juga mau" gumam Alifia seraya mengerucutkan bibirnya.
Langkah Alifia terhenti, senyum lebar seketika terbit di wajahnya saat melihat Rivan yang sedang melakukan pemanasan di samping kursi taman.
Alifia tersenyum,
'Gue jailin ah! Hihi'- batinnya.Alifia berjalan mengendap-endap ke arah Rivan.
"DORR!!" Pekiknya seraya merentangkan kedua tangannya di hadapan Rivan.
"Astagfirullahalazim!" Rivan merasa terkejut.
'Aigoo kamjagia!'- mas doyoung encitea.
Alifia yang melihat ekspresi kaget dari tetangga gantengnya tersebut tertawa. Alifia tau kalo Rivan itu mudah sekali terkejut, jadi dia menjadikan hal tersebut untuk bahan kejailannya.
Rivan menggeram kesal ke arah Alifia.
"Lo apa-apaan sih?! Ngagetin gue mulu! Kalo gue jantungan gimana hah?!" Ujar Rivan kesal.
Alifia hanya menyengir,
"Ya jangan dong! Ntar kalo lo jantungan terus meninggoy, gue jadi janda! Huh gamau gue!" Jawab Alifia sewot."Najis! Kapan lo nikah sama gue hah?!" Ujar Rivan tak kalah sewot.
Alifia cemberut,
"Ya nanti kalo kita udah gede" Celetuknya."Ogah!" Balas Rivan dengan ekspresi datar lalu berlari meninggalkan Alifia.
Alifia mengembungkan pipinya kesal.
Alifia mengikuti Rivan disamping, apapun gerakan Rivan akan Alifia lakukan. Rivan mengelap keringat. Alifia juga mengelap keringat, padahal keringatnya belum ada. Rivan berhenti, Alifia juga berhenti. Rivan duduk, Alifia juga duduk. Rivan berdiri, Alifia juga ikutan berdiri.
Rivan mulai terpancing emosi karena ulah Alifia, dia berhenti dari larinya dan mendengus sebal ke arah Alifia.
"Lo ngapain sih ngikutin gue?!" Tanya Rivan kesal.
Alifia hanya diam, dia tidak mendengar ucapan Rivan karena dia menyumpal telinganya dengan menggunakan headset.
"Alifia! Lo masih denger gue kan?" Ujar Rivan lagi.
"...."
Alifia masih sama, tak menggubris pertanyaan Rivan.
Rivan bertambah kesal dan menggoyangkan kepala Alifia.
"Alifia!!! Gue kesel sama lo" ujar Rivan sambil menggoyangkan kepala Alifia.
Alifia yang terkejut pun segera melepaskan headset dari telinganya.
"Astagfirullah Rivan!! Pusing pala gue!" Protes Alifia sambil memegang kepalanya.
"Bodo amat!" Balas Rivan bete lalu meninggalkan Alifia sendirian.
'Lah! Ngadat tu anak'- batin Alifia.
Rivan merasa kesal pagi ini kepada Alifia, rencana lari paginya gagal total akibat ulah gadis jail itu. Sepertinya hidup Rivan tidak akan tenang kalo masih ada Alifia di dekatnya. Dimana ada Rivan disitu ada Alifia dan dimana ada Alifia pasti ada Rivan.
Alifia mengejar Rivan dan berniat untuk membujuknya supaya tidak marah lagi.
"Van! Lo marah ya?" Tanya Alifia.
Rivan medengus,
'Huft! Sabar Van, orang sabar rezekinya lebar!'- batin Rivan."Gak usah nanya!" Ketus Rivan.
Alifia tersenyum.
"Gini aja deh supaya lo gak marah lagi. Gimana kalo kita jajan, lo yang bayarin." Ujar Alifia tanpa rasa bersalah.
Rivan menghentikan langkahnya.
"Yang marah itu gue, kenapa lo yang minta gue jajanin!" Ujar Rivan kesal.
Pulang dari taman, ia harus ke dokter untuk memeriksa tensi darahnya. Dia takut jika tiba tiba mengalami stroke akibat menghadapi gadis sejenis Alifia.
Alifia tersenyum lebar,
"Ya gue kan pengen jajan" ujar Alifia."Noh ada warung, tinggal jajan" tunjuk Rivan ke arah warung di pinggir jalan.
Alifia menoleh ke arah warung itu,
"Hiks Gue gak bawa duit! Gue maunya lo yang jajanin" Ujar Alifia."OGAH!" ujar Rivan dengan menekankan kata 'ogah'.
Alifia memasang ekspresi ingin menangis, dia mengembungkan pipinya kesal.
"Dasar pelit!" Ujar Alifia cemberut.
"Gini aja! Lo duduk lesehan disini terus pasang muka melas ala lo itu, jangan lupa naro kaleng. Satu lagi, jangan lupa bilang 'kasih sedekahnya pak, bu, saya belum makan dari tahun kemaren' ! Nah gitu!" Jelas Rivan.
Alifia mendengus,
"Maksud lo, gue harus ngemis di sini gitu?!" Ujar Alifia kesal.Rivan tersenyum lebar saat tiba-tiba ia punya ide jail,
"Iya, gue liat-liat kayaknya lo cocok juga jadi pengemis" ujar Rivan dengan nada yang menyebalkan menurut Alifia, ia melangkah pergi meninggalkan Alifia.Alifia melongo,
"Rivan ih!! Kamvret! Gue sumpahin sakit perut lo!" Pekik Alifia."Enak aja ngatain gue pengemis!! Huh dasar si Rivan mah?!gelo!" Gumam Alifia kesal.
"Eh tapi gue mau nyoba jadi pengemis dulu deh, sapa tau dapet duit, lumayan buat jajan di warungnya Mak kokom" monolog Alifia sambil tersenyum membayangkan makanan ringan yang akan ia beli nanti.
"Kaleng mana kaleng?!" Tanya Alifia entah kepada siapa.
.
.
.
.
.
.
.
.#Salam manis dari aing:)
*semoga kalian suka sama cerita aing:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Vanolif [ON GOING]
Teen Fiction"Van, lo suka sama gue gak?" "Gk" "Yaaaaaah" "Cuma nanya gitu? Gk nanya gue cinta sama lo?" "Lo cinta sama gue?" "Gk" "Kenapa lo gak mati aja?!" "Karena gue masih pengen hidup bareng lo" "Hah! Seriusan?!" "Gk" "Ngajak gelut sia!!" ...