[9] Terciduk

151 100 36
                                    

"RIVAN!!!"

pukul 13:14 WIB.

Waktu indonesia bercanda.

Suara teriakan nyaring menggelegar terdengar ditelinga Rivan, atau bahkan mungkin saja terdengar oleh satu komplek ini. Suara cempreng khas Alifia terdengar sampai keujung pelosok dunia. Anjayani!

Padahal mereka berada ditempat yang berbeda. Rivan di kamarnya, sedangkan Alifia di alam barzah. Gak deng!

Rivan mengedikan bahunya acuh,
"Biarin aja deh dari pada gue ladenin, yang ada ntar gue ketularan virus gila si Ipi lagi! Hiiih" gumamnya sambil bergidik.

Ipi?? Panggilan kecil dari Rivan untuk Alifia. Mungkin orang lain berpikir itu panggilan yang lucu, tapi tidak untuk seorang Alifia. Itu menurut Rivan pribadi.

Tok! Tok!

Tok! Tok!

Tok! Tok!

Niat untuk tidak meladeni Alifia harus pupus ketika gadis itu mengetuk pintu kamarnya dengan bruntal.

Rivan mendengus sebal, ia berjalan malas kearah pintu.

"Huft!" Rivan menghela nafas dan membuka pintu kamarnya sebelum rusak oleh gadis petakilan seperti Alifia.

"Wae?" Tanya Rivan dengan nada datar pada gadis didepannya yang sedang menyengir lucu, tapi menurut Rivan itu mengerikan.

(Kenapa?)

"Woah lo bisa bahasa korea!" Bukannya menjawab, Alifia malah memuji kemampuan Rivan dalam bahasa yang dia sukai selain bahasa indonesia, sunda, end english.

Rivan menatapnya malas,
"Bisa ngga sih, lo tuh gak usah gangguin gue sehari aja!" Ujarnya geregetan.

Alifia memasang tampang polos seraya menggelengkan kepala nya,
"Gak mau" ujar Alifia yang seketika membuat Rivan ingin melemparnya ke sungai, sungai amazon kalo bisa.

Rivan tersenyum mengerikan, mengangkat sebelah tangannya tinggi tinggi dan mengarahkan keteknya ke wajah Alifia. Memiting wajah Alifia pada keteknya.

"Lepas woey!" Protes Alifia seraya memberontak dalam pelukan lebih tepatnya pitingan ketek Rivan.

Rivan tersenyum menang, ia berhasil membalas kejailan Alifia.
"Haha rasain nih ketek gue! Mantep kan" ujarnya.

"Rivan lepasin gue njing!" Protes Alifia masih terus berusaha melepaskan dirinya.

Rivan tersenyum senang,
"Heh gak boleh ngomong kasar!"

"OMAAAAAA TOLOOOO-hmmmpt"
Sebelum Alifia mengeluarkan teriakkannya yang menggemparkan, Rivan segera membekap mulut Alifia menggunakan telapak tangannya.

"Ganeng tolol!" Protes Rivan.

"Hmmm" ucapan Alifia tertahan oleh bekapan Rivan.

Rivan segera melepaskan bekapan tangannya.

Alifia mendengus kesal, "lo apaan sih?! Tangan lo bau tau!" Protesnya.

"Bodo amat! Lo ngapain sih ke kamar gue?" Tanya Rivan datar.

Rivan mode datar on

"Gue mau minta jajanan" jawab Alifia seraya menerobos masuk ke kamar Rivan menuju dimana kulkas berada.

"Heh gak sopan banget sih lo! Maen terobos aja!" Ujar Rivan kesal. Alifia memang selalu mengambil makanan yang ada di kulkas kamarnya.

Alifia tak menggubris perkataan Rivan, dia sibuk memilih makanan maupun minuman yang memenuhi kulkas yang tersedia di kamar Rivan.

Rivan mendengus melangkahkan kakinya mendekati Alifia, menarik baju belakangnya persis seperti kucing.

"Aduh! Van lepasin dong, gue belom selesai ngambilnya"

"Gak! Lo gak boleh ngambil, itu semua punya gue!" Tegas Rivan.

"Pelit pisan ih maneh mah!" Protes Alifia dengan logat sundanya.

"Bodo amat! Keluar lo!" Usir Rivan.

Alifia cemberut,
"Yaelah! Cuma dikit doang kok!" Pinta Alifia.

"Kemaren juga bilangnya gitu! Tapi apa, lo ngabisin kulkas gue" ujar Rivan dengan nada judes.

"Rivan ih!! Ayo dong"

"Gak!"

"Dasar pelit!"

Alifia mengerucutkan bibirnya,
"Oh iya gue mau nunjukin sesuatu sama lo!" Ujar Alifia seraya mengutak ngatik ponselnya.

Rivan hanya mengangkat sebelah alis tebal miliknya, "naon?" Tanya Rivan.

(Apa)

"Liat nih" ujar Alifia seraya menyodorkan ponselnya ke arah Rivan.

Rivan terbelalak melihat foto dirinya yang di edit menjadi seorang perempuan dengan rambut panjang sepinggang.

"Hah?!"

Alifia tersenyum, "geulis kan?" Tanya Alifia.

(Cantik kan)

"Idih najis, Hapus ngga!" Protes Rivan. Lagian Alifia ada ada saja, Rivan seorang laki-laki malah di edit menjadi perempuan, cantik pula.

"Gak mau! Gue cape cape ngedit masa iya di hapus! Ini bagus loh, kalo di post lewat instagram pasti viral" cerocos Alifia.

Dia berniat untuk memposting foto tersebut lewat instagram, mengingat seorang Rivano Navendra Rafisqy cukup terkenal di dunia maya.

"Hapus Ipi!" Ujar Rivan sambil meraih ponsel di tangan Alifia, tapi sayang gadis ini selalu bisa menghindarinya.

Alifia menjulurkan lidahnya,
"Eits gak boleh" ujar Alifia seraya menghindar dari Rivan.

"Hapus Alifia!"

"Gak!" Keukeuh Alifia.

Terjadilah kejar-kejaran antara kucing dan singa.

"Sini lo!"

"Gak mau!! Wleee"

Rivan mendengus kesal,
"Awas aja lo!" Ujar Rivan masih berusaha meraih ponsel gadis menyebalkan namun disayangnya ini.

"Coba aja kalo bis-"

Bruk!

Cup

"Aaaahk! Hmppt"

Alifia tidak bisa menyesuaikan keseimbangannya yang mengakibatkan ia terjatuh di atas ranjang empuk milik Rivan dengan adanya Rivan yang berada di atas tubuhnya.

Mata Alifia terbelalak saat merasakan benda kenyal yang menempel di bibirnya.

Rivan juga tak kalah terkejut, matanya terbelalak saat dia terjatuh di atas badan mungil Alifia yang mengakibatkan bibir keduanya menempel secara tidak sengaja.
Rivan terpaku melihat bola mata berwarna brown milik gadis di bawahnya. Indah!

Manis! Itulah kata yang ada di benak Rivan.
Beberapa detik kemudian, Rivan berniat untuk menggerakkan bib-

"ALIFIA!! RIVANO!!!"

irnya.

Seketika suara teriakan terdengar membuat Rivan mengurungkan niatnya. Mereka membeku saat mengetahui si pemilik suara.





Heyoo listen up!

"Nah loh, Rivan keciduk! Kacian banget deh"

Readers maapin author yak! Author udah ngotorin mata sama pikiran kalian gegara alur cerita author hehe~

Gatau kenapa! Author tiba-tiba punya pemikiran kek gitu! Maklumlah otak Author belom di renovasi!!

Jangan lupa vote and coment ya cinta!:)
Lop yu banyak banyak♡

Vanolif [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang