37. Drama Queen

2.5K 210 13
                                    

37

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

37. Drama Queen

"Huft, gila capek banget gue," Diva duduk disamping Zeline dan mencoba meredakan deru nafasnya yang tidak beraturan.

Zeline yang sedang membaca novel pun menoleh lalu memberikan air dingin yang dia bawa dari rumah.

Mata Diva berbinar melihat air itu, "Thanks, Zel."

"Telat lagi?" Tanya Zeline yang hanya dibalas anggukan oleh gadis itu.

"Dihukum apaan?, bersihin selokan?, ngelap genteng, apa bersihin toilet pake sikat gigi?"
Lanjutnya.

Diva meringis pelan, "Cuma keliling lapangan."

"Soalnya pak Jumadi nggak berangkat jadi yang hukum gue Bu Endang deh."

Pak Jumadi emang bukan guru BK, tapi hukumannya lebih sadis dari Bu Endang-guru BK. Jika Bu Endang palingan hanya akan disuruh menyapu koridor atau keliling lapangan. Sedangkan pak Jumadi pasti akan memotong asal rambut atau jika tidak pasti akan memberi hukuman yang tidak masuk akal contohnya mengelap genteng, mengecat pintu gudang atau seperti berdiri ditengah lapangan dengan sepatu bertengger manis dikepala.

"Si bocil mana?" Tanya Diva sambil celingak- celinguk mencari Riza.

"Lagi munggut bolpoin paling di kelas sebelah, abis ini kita ulangan Fisika. Lo udah belajar?"

Diva melotot, "Beneran hari ini ulangan? Kok lo gak ngomong sih, Lin."

Zeline ganti melotot, "Semalem di grub si Andi udah koar-koar kayak ibu kontrakan dan Lo gak tau?!"

Diva meringis, "Gue semalem gak buka Hp."

Zeline memutar bola matanya malas, heran kenapa mempunyai sahabat sejenis iblis cantik yang hobi menyusahkan orang.

Zeline melanjutkan kegiatanya membaca novel. Sedangkan Diva, gadis itu tengah keliling kelas untuk meminjam buku Biologi. Contoh murid yang tidak modal memang.

Diva memperhatikan sekitar, Zeline membaca novel, Eliza bermain ponsel, dan Andi mengisi papan jurnal, disini yang sedang belajar hanya Kevin, dan untuk itu Diva berjalan menghampiri laki-laki yang tampak sibuk dengan buku dihadapannya itu.

Dia mendekat, "Woi, Vin," Sapanya sambil tersenyum manis.

Kevin menoleh lalu menaikan sebelah alisnya,
"Biar gue tebak. Lo mau minjem buku?"

Diva memasang muka pura-pura terkejut,
"Vin, Lo sekarang jadi cenayang ya? Kalo iya coba ramalin jodoh gue dong."

Kevin menghela nafas jengah, kenapa sih?. Tinggal ngomong 'Kevin mau numpang pinter' susah amat, pake ngadain pensi dadakan.

Daripada dramanya semakin panjang, Kevin menggeser buku miliknya kedepan gadis itu.

Mata Diva berbinar, dia menengok kearah Kevin dengan antusias, "Boleh?" Kevin hanya mengganguk.

Adiva [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang