23. Fine

3.3K 299 13
                                    

23

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

23. Fine

Sirene mobil ambulan itu menghiasi jalanan membuat para pengendara lain mengalihkan perhatianya.

Bukan, perhatian mereka bukan tertuju pada mobil ambulan itu. Tapi pada sekumpulan motor yang mengawal dibelakang mobil itu.

Terdapat kurang lebih delapan puluh motor dengan jaket berlambangkan serigala mengikuti mereka dari belakang mobil. Sedangkan didepan mobil terdapat anggota inti Vampire Merah dan Zealues.

Mereka akan mengklakson siapa saja yang menghalangi jalan ambulan itu, tercetak jelas raut khawatir diwajah mereka.

Mobil itu sampai tiga kali lebih cepat dirumah sakit dikarenakan seluruh pengguna jalanan yang menyingkir mengakibatkan mobil ambulan itu melaju kencang menuju rumah sakit.

Yang ada dipikiran para pengguna jalan itu, "Siapa orang penting yang berada didalam mobil itu?."

Sesampainya di rumah sakit, tanpa menunggu lama seorang gadis yang tanganya sudah tersambung dengan selang infus serta selang oksigen dikeluarkan dari mobil ambulan dengan beralaskan brankar, didorong oleh beberapa suster. Gadis itu sudah tak sadarkan diri saat perjalanan menuju rumah sakit.

Mereka semua merapalkan doa disepanjang koridor rumah sakit. Bahkan ada beberapa yang sudah menangis tersedu-sedu contohnya Joshua dan Varel.

Mereka mengingat betul kejadian tadi sebelum sebelum diva kehilangan kesadarannya.

"DIVAAAAA".

Semuanya langsung membabat habis Leon dan Rajawali sedangkan beberapa anggota lainya mendekati gadis yang terkapar tak berdaya di tanah dengan mata tertutup itu.

Bertepatan dengan itu, inti Zealues datang, dan Bintang yang melihat itu tanpa pikir lama langsung mengangkat Diva dan membawa ke pangkuannya.

"Tahan bentar ya sayang, bentar lagi ambulan dateng."

"Diva tetep buka mata ya, jangan ditutup terus."
Varel mengelus kaki gadis itu dengan mata berkaca-kaca.

Anggota lain sedang berusaha menghubungi ambulan.

Gadis itu tersenyum tipis,"Gue gapapa."  Jawabnya lirih.

Sedangkan Varel makin menangis sambil menjerit-jerit tak karuan.

"Kan gue yang sakit, kenapa Lo yang nangis?.".tanya gadis itu terbata-bata, padahal hanya sekedar membuka mata saja dia perlu mengeluarkan tenaga yang banyak.

Adiva [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang