39. Another Clue

2.4K 208 10
                                    

39

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


39. Another Clue

Bintang sedang berjalan menuju parkiran, bel pulang sekolah sudah berbunyi sekitar dua puluh menit yang lalu.

Para sahabatnya pun sudah pulang terlebih dahulu, lebih tepatnya bukan pulang ke rumah melainkan ke basecamp mereka.

Wajah laki-laki itu datar tak bersahabat, jika bukan karena tua bangka itu Bintang bersumpah hal ini tidak pernah ada dalam pikirannya sedikitpun. Mengantar gadis lain disaat dirinya masi mempunyai pacar.

Ponselnya berbunyi menandakan panggilan masuk dari Sean.

"Kenap—"

"Cepet ke markas, markas diserang Tiger!"

"Gue kesana." Panggilan terputus.

Dengan cepat Bintang berlari menuju parkiran dan menemukan seseorang sedang berdiri disamping motornya dengan muka cemberut.

"Lo naik taksi aja, gue ada urusan." Bintang berkata terburu-buru sambil memakai helmnya.

"Loh? Kok gitu! aku udah nungguin kamu lama banget, Bi!"

"Bacot."

"Gak! kamu gak boleh pergi kalo belum nganterin aku." Eliza menghadang jalan Bintang.

"Fine." Tanpa pikir panjang, Bintang menjalankan motornya, Eliza yang melihat itu melotot dan berlari menepi. Gila saja! Cowok itu hampir menabraknya.

♪♪♪

Bintang memacu motornya dengan kecepatan penuh menuju basecamp miliknya.

Sesampainya disana, dia melihat keadaan sudah berantakan. Barang-barang berserakan kemana-mana. Banyak pecahan kaca tercecer.

Bintang berjalan mendekat kearah para sahabatnya. "Sorry, gue telat."

Adit menoleh dengan wajah penuh lebamnya,
"Aman, bos."

Adit dan Dani terlihat yang paling parah melihat luka lebam yang memenuhi wajah mereka berdua. Bintang membantu Sean mengobati luka Dani dan yang lainya.

"Itu diluar kenapa berantakan banget?" Bintang bertanya di sela-sela kegiatannya.

"Gak tau bos, tiba-tiba Tiger dateng terus bikin ribut."

"Kok penyerangannya pas banget sama keadaan sih? Hari ini markas yang jaga dikit doang." Dani menyela sambil sesekali meringis memegangi luka-nya.

"Elang mana?"

"Abis dari sekolah, langsung cabut dia. Katanya ada urusan keluarga." Bintang hanya mengganguk.

"Gue cabut, bos" Kata Rehan setelah selesai mengobati luka-nya.

"Mau kemana, lo?" Tanya Dani memicing.

"Bokap nyuruh balik" Semuanya hanya menggangukan kepala saja.

♪♪♪

"Asallamuallaikum"

"Waalaikumsallam"

Baim menoleh kearah pintu utama dimana putrinya masuk dengan muka masamnya.

"Lho? Baru pulang kok mukanya uda jelek banget, kenapa?"

Diva mendudukan dirinya disamping papanya, "Diva capek."

Diva melihat kearah sekitar, "Mama mana?"

"Lagi ke sekolah kamu, nganterin Kinar."

"Ngapain sama Kinar?"

"Mulai besok Kinar sekolah bareng kamu." Ucapan Baim membuat Diva menghela nafas.

"Itu nggak masalah buat Diva, tapi bilang jangan terlalu ganggu Diva disekolah. Diva tau papa sama mama sengaja kirim Kinar buat liat aku disekolah."

Baim hanya mengangguk sambil melanjutkan membaca koran.

Diva meletakan ponselnya lalu menoleh pada Baim, "Papa nggak mau jujur gitu sama aku?"

Baim melepas kaca matanya lalu meletakan koran yang masih berada ditangannya ke meja.
"Kamu mau tau apa?"

"Diva janji kejadian beberapa tahun lalu nggak akan terulang."

Baik menatap sendu gadis putri-nya lalu merogoh sesuatu di laci samping sofa yang saat ini dia duduki.

"Papa nggak sanggup jelasin soal itu. Kamu bisa baca sendiri berkas ini" Baim memberikan sebuah map berwarna biru kepada Diva.

"Isinya pro kontra keluarga kita di masa lalu."

"Papa keatas dulu ya, jangan lupa makan terus istirahat." Kata Baim sambil mengusap kepala anaknya lalu berlalu pergi.

Diva menatap map itu kemudian beranjak menuju kamarnya.

tbc.

pendek dulu ya, admin ngantuk wleowleo

Revisi Selesai,
24052023.2132

Adiva [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang