"7'

2.4K 250 27
                                    

"kau ingat tempat ini?".

Hinata membalikan tubuhnya, di belakangnya seorang pria menghampirinya lalu berdiri tepat disampingnya, pria itu menghela nafas kecil sebelum kembali menatap wanita angkuh disampingnya.

"Yah.....bukan tempat yang mudah untuk ku lupakan".

Pria itu tersenyum, ia kembali melihat kesekeliling taman yang sekarang sudah berubah menjadi tempat hiburan yang lumayan ramai, padahal seingatnya sewaktu ia dan hinata masih kecil tempat ini tidak seramai dan seluas itu.

"Sasuke, dia tak akan marah jika istrinya pulang larut malam?".

Mengetahui nama suaminya disebut, hinata enggan untuk menjawabnya, ia pun berdalih dan memilih duduk di bangku taman.

"Aku akan tidur di hotel saja". Kata hinata singkat tanpa menatap pria yang baru saja ikut duduk disampingnya.

Pria itu menghela nafas lelah, "seharusnya aku menggagalkan pernikanhanmu dari dulu".

Hinata yang mendengarnya hanya terkekeh kecil, "gaara, apa kau tidak memiliki kekasih atau semacamnya?".

Pria yang dipanggil gaara hanya terdiam, ia merogoh saku celananya, namun saat tangan itu sudah megeluarkan sebuah cincin ia kembali memasukkannya seakan enggan memperlihatkan itu pada hinata.

"Aku... Aku masih ingin menunggumu bercerai".

"Hei....

Hinata yang mendengarnya tampak tak terima, ia mengedarkan pandangannya pada seorang gadis kecil yang merengek pada ibunya ingin dibelikan es krim, alih-alih marah hinata malah tersenyum kecil melihat gadis kecil itu, entah kenapa moodnya yang seharusnya kacau malah menjadi membaik jika melihat anak kecil, apakah ini hormon dari bayi yang ada di rahimnya?, Ah... Apa ia akan melahirkan seorang putra?.

"Hinata....

Gaara berusaha memanggilnya namun yang dipanggil tetap diam, "kau baik-baik saja". Tanya gaara khawatir mengingat hinata terlihat sedikit lelah, itu wajar karena pekerjaannya di kantor sangat menyita tenaga.

"Ah...aku baik-baik saja, sepertinya aku akan langsung ke hotel saja gaara, kau mau mengantarku kan?".

Gaara pun tak ada alasan untuk menolak, ia tau hinata pasti sangat lelah terlebih perseteruannya dengan sang suami juga belum berakhir.

~~~



Setelah selesai mandi hinata menjatuhkan dirinya diatas bed king size itu, ia menghela nafas lelah, seharusnya hidupnya tak sekacau ini, seharusnya sasuke bisa berfikir lebih rasional, bagaimana mungkin ada seorang pria gegabah yang membawa selingkuhannya ke rumah mereka?.

Seandainya hinata tak mengetahuinya mungkin hinata tak akan sesakit ini, tapi tetap saja bau busuk pasti akan tercium juga.

Hinata memejamkan matanya...

"Shit...

Ia mendesis kesal, pekerjaannya masih menunggunya dan bagaimana mungkin ia bisa tidur sekarang?.

"Ahh... Seharusnya aku biarkan saja sasuke menjadi babuku". Gumamnya rendah seraya berjalan ke arah laptop kesayangannya.


~~~

Dilain sisi sasuke berada di sebuah sofa ruang tamu, penampilannya nampak kacau, baju yang berantakan, rambut yang kusut serta bau alkohol dimana-mana.

Ia menuangkan kembali sake itu ke dalam gelas birnya, dengan sekali teguk minuman itu sudah membasahi kerongkongannya, rasa yang tak asing, seperti biasa rasanya sangat menyiksa, panas dan menggairahkan.

Bar Bar? (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang