Pasangan Serasi

957 116 9
                                    

"Maaf, kalian tidak boleh Masuk." kata Polisi Militer yang menjaga Pintu masuk gedung.

"Tapi pak, kam-"

"Jangan membantah! Kalian hanya bocah idiot, tidak berhak berada disini."

_________

"Ngga berhak ngga berhak, bapak kau ga Berak." kau menggerutu.

"Ber-hak, bukan BE-RHAK."

"Bodo! Gw kesel anjir!" dan kau memukul lengan Roma.

"BISA GA GAUSAH MUKUL MUKUL?!"

"ENGGAK!"

"...sakarepmu." Roma menyerah dan duduk di bawah, sambil berteduh di pojokan Gedung. Yang untungnya tidak ada orang yang berlalu lalang.

"Kenapa coba kita jadi anak Bangsawan? Kenapa ga kayak.. Yah.. Titan Shifter trus di tangkep Levi?! KENAPA ROMA KENAPA?!!"

"...gw bakal jelasin, tapi lu diem."

Kau benar benar terdiam. Dan duduk di sampingnya.

"Disini, bukan hanya untuk sekedar main main. Elu disini karena.." lalu dia terdiam.

"Apa?"

Dia tidak meneruskan pembicaraannya tapi berkata. "Intinya; kita memiliki Peran tersendiri. Agar tidak memicu kecurigaan atau semacamnya. Karena kalau sampai gagal.. Nggak bisa di ulang lagi."

Kau masih belum puas dengan penjelasannya, karena kau merasa bahwa dia menyembunyikan sesuatu.

"Apa cuma itu?" tanyamu.

"...belom keseluruhan, tapi gw ga bisa jawab semuanya. Yang penting sekarang-," dan dia menatapmu dengan wajah yang sedikit sedih. "Kau harus berhati hati, jangan sampai terjatuh dalam bahaya. Anggap serius kehidupanmu disini."

Bibirmu membisu, karena tidak tahu harus menjawab apa.

Raut wajah Roma benar benar bukan sedang bercanda. Dan kau bisa merasakan hawa ketakutan darinya; tapi karena perkataannya barusan kau menelan semua pertanyaanmu.. Lagi.

"Oke, gw paham." dan kembali duduk menghadap ke depanmu; melihat Jalan berpasir yang memancar terik sinar matahari. "Tapi.. Kenapa kau terlihat Khawatir begitu?"

Matanya mengikuti apa yang kau pandang. "Kalau kau Mati disini, kau akan Mati disana."

Mendengarnya, kau kembali menatap anak lelaki di sebelahmu. "Huh?"

"Di Dunia Nyatamu, kau akan Mati juga." ucapnya, dengan santai. Tapi raut wajahnya mengatakan sebaliknya; Kekhawatiran dan Penyesalan membelenggu.

"Oh.." sialan, gw jadi deg degan. "Apa itu ada Hubungannya dengan kekuatan gw yang Meningkat?"

"Hah.." matanya ditutup oleh kedua tangannya, dengan badan yang menjurus kedepan. "Kayaknya begitu."

"...atau diem diem ternyata gw itu seorang Ackerman?"

"Mungkin."

Mungkin? Dia bilang Mungkin?, Moodmu kembali lagi. "Mungkin, katamu? Ooohhh~"

"Walau kau seorang Ackerman, otakmu tetap saja Cemen."

"Bisa nggak, gausah ngerusak Mood gw?"

"Habisnya, kau memang tidak bisa berpikir Panjang. Jika bukan karena aku.. Kau tidak akan bisa bertemu Erwin secepatnya."

Walau perkataan nya Menyakitkan, dia ada benarnya juga. "Yah.. Berarti memang kita Klop. Kau jadi Otak, aku jadi Otot." lalu kau Merangkulnya untuk menegakkan Postur tubuhnya. "Itu yang keluarga lakukan; melengkapi kekurangan yang lainnya." dan kau tersenyum jahil. "Iyakan, adek?"

Are You Ready To Rumble? (Attack on Titan Reader Insert)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang