Pelajaran

985 132 68
                                    

"KWACK!" bukan suara bebek, tapi kau jatuh terbanting oleh Annie. "CIH, SAKIT!"

Dirimu berusaha untuk bernafas secara normal, tapi tekanan di dadamu tidak memungkinkan itu terjadi. Ditambah, nyeri yang kau rasa di seluruh badanmu. Terutama punggung.

"Annie.. Kasihanilah tubuh mungilku ini. Akh.."

Orang yang kau maksud hanya berbalik kepadamu tanpa ekspresi.

"Jika aku terlalu lembut padamu, kau tidak akan pernah mengerti." itu yang dia katakan.

Kau berusaha untuk duduk, sambil mengelus punggungmu.

"Ya, memang itu benar. Tapi aku sama sekali belum pernah berkelahi. Jadi tidak ada pengalaman sedikitpun."

Annie menghela napas. "Baiklah, berdiri." dan mengepal kedua tangannya ke depan; bersiap untuk menyerang.

Engkau pun mencontek gayanya.

Jika Annie bisa ber-ekspresi, dia pasti sudah tertawa karna postur tubuhmu yang sangat berantakan itu.

"Aku siap!"

Dan di detik selanjutnya kau tersungkur lagi.

Timeskip

-di UKS-


Latihanmu dengan Annie cukup keras, sampai sampai itu membuatmu babak belur. Karna banyaknya luka yang kau dapat, instruktur pun menyuruhmu untuk mengobati semua luka yang kau punya. Agar di hari esoknya tidak akan menjadi parah.

Tetapi, saat kau menggulung perban di lenganmu suara yang Familiar terdengar dari belakang.

"Hey.. Kau yang berlatih bersama Annie kan?" yaitu Marco, pemilik suara tersebut.

Refleks-- kau mengepal lenganmu, karna gregetan. Dan itu membuat rasa sakitnya bertambah.

"CIHH, SAKITTT!"

"Ah! Maaf telah mengagetkanmu!!" dan ia langsung mengecek kondisi lenganmu. Dan menyentuhnya. "Sakit sekali, ya? Sini, biar aku obati."

Tapi hatiku sakit saat melihatmu mas, benakmu menjawab.

"Maaf, aku benar benar tidak tau kalau kau sangat sensitif." dia bilang dengan polosnya.

"T-tidak apa!! Aku hanya.. Terkejut haha.." kau menjawab tapi ia sepertinya terlalu fokus ke lenganmu. Karna tidak ingin jadi canggung, kau meneruskan. "Umm.. Soal pertanyaanmu tadi; Iya, aku yang berlatih dengan Annie." dan sekarang ia menatapmu.

"Kau sangat berani mau melawannya! Kau tau.. Selama kalian berlatih aku selalu memperhatikan kalian-," lalu tetiba ia langsung melambaikan kedua tangannya seperti untuk mengartikan 'Tidak'. "Ta-tapi maksudku, itu karna aku terpukau dengan kalian." dan tangannya kembali menangani lukamu.

Kau yang tidak bisa berkata apa apa hanya bisa menyaksikannya.

Betapa telaten nya dia saat memperbaiki lenganmu. Bahkan kau sempat berpikir untuk mempunyai lebih banyak luka biar dia bisa mengobatimu lebih lama lagi.

"Teknik yang di pakai Annie tadi.. Aku belum pernah melihatnya. Dan kau yang benar benar tidak tau bagaimana caranya bertarung; mencoba sekuat tenaga untuk mempelajari tekniknya." setelah itu dia menyelesaikan perbannya, yang sudah terikat rapih di lenganmu. Dan kini matanya tertuju ke matamu. "Tapi kau harus memikirkan tubuhmu! Lihat, baru hari pertama lenganmu sudah memar." kau tidak bisa apa apa kecuali mendengar omelannya.

"Yah.. Maaf, aku terlalu fokus ke keselamatanku ketimbang kesehatanku. Aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi." ucapmu dengan senyuman yang.. Sedikit di paksakan.

Are You Ready To Rumble? (Attack on Titan Reader Insert)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang