Untukmu, 20 tahun kedepan

2K 211 42
                                    

Hari itu, telah menjadi saksi. Bahwa perbedaan dimensi pun, bisa ditembus dalam satu malam. Dari hal terkecil, impian yang besar bisa menjadi nyata.

Setelah aku menekan tombol Power di Speaker itu, aku langsung terlelap. Ntah bagaimana, tapi tubuhku dengan sendirinya jatuh kedalam kegelapan.

Dan kini, aku berada diatas balkoni. Di depanku berdiri kokoh tembok setinggi 50 meter itu. Aku tidak mengerti bagaimana tapi.. Semuanya begitu nyata.

Semua ini nyata.

GW BAKAL KETEMU TITAN ANJAJAGAHh.

"Arkam," dari belakangku ada Pria yang memanggil.

"Ayah." refleks, bibirku mengatakannya. Dan tanganku berada di dada sebelah kiri, sebagaiman jika bangsawan menyapa kenalannya.

Aku masih tidak tahu bagaimana, tapi tubuhku ini seperti.. Bukan milikku.

Apa ini semacam ingatan?

"Bagaimana keadaanmu?" dia bertanya sembari berjalan mendekat ke arahku.

Parasnya hampir mirip seperti Kenny Ackerman, tapi ia tidak ada facial hair nya. Dan lebih muda.

"Aku baik, walaupun.. Ada sedikit nyeri di kaki. Tapi selain itu aku sehat." aku bisa merasakan betapa lebarnya senyuman yang aku pasang. Sampai sampai.. Pegal rasanya.

"Hmhm, aku senang mendengarnya." lalu ia menyisir lembut rambutku dengan tangannya yang besar.

Dan disitu aku baru sadar. Betapa tingginya dia.

Atau aku yang pendek?

Jarak antara kita bisa dibilang sangat jauh. Dari perkiraanku, mungkin.. Kita berbeda 60 centi.

Tidak mungkin kan ya aku sependek itu.. Ya kan?

"Malam ini.. Sunyi sekali. Dan kesunyian terkadang membawa bahagia, atau malapetaka. Yah, memang dari awal pun kebaikan dan keburukan memang sudah menyatu. Tapi jika kau bisa memilih satu di antara mereka, apa pilihanmu?"

"Kutukan."

Lalu pria itu tertawa dengan lepas. "Astaga, kenapa kau sangat emo." katanya, di iringi tawa kecil. "Ini kenapa kau masih belum aku izinkan pergi keluar."

"Jadi, aku tidak bisa keluar rumah, sampai kapanpun?"

"Hmm.. Bisa." mataku berbinar karna itu. "Tapi," dia berlutut dan memegang erat kedua pundakku. "Bergabunglah ke Polisi Militer."

"Ga."

"Oh ayolah! Kenapa kau tidak mau?!" dia terlihat tidak puas dengan jawabanku.

'Ga ada levi' itu yang ingin ku katakan. Tapi mulut ini berkata lain.

"Aku tidak suka dengan mereka."

Pria itu hanya menatapku dengan wajah penuh kekalahan, dia pun menghela nafasnya.

"Sudahlah, ayo masuk."

Dia berdiri dan menggenggam tangan kiriku yang sangat mungil.

Ah.. Jadi pemilik tubuh ini adalah anak kecil.

"Cattleya, tolong bawakan cemilan dan teh ke ruang kerjaku." ucapnya, ke maid yang ada di dekat pintu masuk.

"Baik, tuan." wanita bersurai hitam itu pun bergegas untuk mengerjakan tugasnya. Aku harus bilang bahwa wanita itu sangatlah cantik. Aku tidak percaya dia Maid disini.

Pria tolol, cewek cakep di jadiin pembantu. Gblk eta.

Pikiranku menggerutu dengan sendirinya.

Are You Ready To Rumble? (Attack on Titan Reader Insert)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang