Selamat tapi tidak

591 113 24
                                    

"Berapa banyak.. Temanku yang mati karena perintahku?!" Jean, yang sedang Stress bergumam sendiri. Lalu ia melihat ke salah seorang prajurit yang ditugaskan di Pengisian/Persediaan, dan menarik leher baju lelaki malang tersebut. "Ini semua ulah kalian! Apa kau tau berapa banyak yang mati karena kau tidak memberikan kami Pasokan?!"

"Jean!" Marco, yang sedang menarik mundur temannya itu.

Lelaki yang di bentaknya; merinding ketakutan. "Titan sudah mengepung kami!" hanya itu jawabnya. Tentu, itu membuat Jean tambah tidak senang.

"Kau seorang prajurit! Lakukan sesuatu tentang itu, dong!!" balas Jean, yang sangat kesal dengannya.

Akhirnya kau juga ikut membantu. "Apa kau.. Masih tetap ingin hidup?" tanyamu ke Lelaki itu, sambil berlutut.

"T-tentu!!"

"Kalau begitu katakan padaku, situasi Markas sekarang."

"Titan sudah mengepung tempat ini, dan yang Ukuran 3-5 Meter.. Mereka masuk ke dalam." dan dia menatapmu sambil berlinang Air Mata. "Kami benar benar tidak tau harus apa!"

"Begitu kah.." lalu kau berdiri. "Kalau kau tetap ingin hidup; bertarunglah."

Hanya itu katamu, sebelum pergi ke luar Ruangan.

Saat kau sudah keluar dari yang sepertinya Ruang Kantor, disana; di Lorong sedang ricuh. Karena adanya kepala Titan yang menerobos dinding.

Ah.. Cepat sekali waktu berlalu. Ucapmu dalam benak, sembari berjalan mendekat ke Jean dengan santai.

"Apa yang kalian berdua lakukan?!" seorang Prajurit ntah siapa memanggil kita, tapi kita hiraukan.

Karena Jean, dan Aku, sedang terpaku oleh tinjuan yang tau tau mendarat ke kepala Titan tersebut.

"GROAAAHHHHH!!!!" Titan Eren berseru.

"Apa.." kata Jean, yang sedang kebingungan. Lalu kalian menoleh ke dalam ruangan, dan disana ada Connie, Armin dan Mikasa yang sudah sampai dengan selamat. "Mikasa?! Kalian semua selamat!"

"Titan yang kekar itu-" kau memotong Connie.

"Yang maha seksi itu tidak tertarik dengan Manusia tapi sejenisnya, ah~ sungguh mempesona."

Rekan rekanmu menatapmu jijik. "Aku baru saja mengagumimu, kenapa kau jadi begini lagi." itu komentar Connie.

Kau tertawa. "Mengagumiku? Heh.."

"Sudah, lebih baik sekarang.. Kita berkumpul." ucap Armin, dengan wajah yang serius.

Kalian setuju, dan mengumpulkan semua pasukan ke ruang Lift.

"Armin," kau memanggil. "Untuk sekarang ini, pedang tidak berguna untuk melawan."

Ia melihatmu dengan bingung. "Apa maksudmu?"

"Dibawah sini," kau menghentakan kakimu ke lantai. "Titan setinggi 3-5 Meter memenuhi ruangnya. Kita butuh strategi.. Untuk melumpuhkan mereka."

Armin menatapmu dengan mata terbuka lebar; mengerti, dan kagum karenamu.

Ia pun mengangguk.

"Jadi, karena hanya kau yang bisa menggunakan otak dengan baik," kau menggenggam erat pundaknya. "Kami butuh kekuatanmu."

Tentu, kata katamu barusan malah membuatnya tambah gugup.

"Aku.. Aku.." ia menatap kebawah. "Aku tidak ta-"

"Kau tahu harus bagaimana. Percayalah pada kekuatanmu!" ucapmu yang mencoba menyemangatinya.

Dan itu.. Sebenarnya efektif.

Are You Ready To Rumble? (Attack on Titan Reader Insert)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang