9. Masuk Kuliah

81 35 21
                                    

Selamat dini hari.

Jangan sungkan follow, vote dan komen.

---

Di hadapan cermin Zeline memantaskan penampilannya. Kemeja lengan panjang, celana jeans, sepatu kets dan tas ransel. Rambutnya yang melewati bahu ia kucir kuda, dan poninya ia tata menyamping. Zeline sangat siap menghadiri kuliah pertamanya. Ia bahkan membaca beberapa tema menyangkut mata kuliahnya hari ini, meskipun ia tahu pasti kuliah di hari pertama hanyalah pengenalan.

Setelah serangkaian ujian seleksi, ia dinyatakan lulus beasiswa dan universitas dengan jurusan yang ia inginkan. Terbayarkan lelahnya belajar siang malam untuk ujian seleksi. Sekarang impiannya baru saja dimulai. Ia akan melakukan yang terbaik dalam segala aspek. Ia siap menyongsong masa depan yang cerah.

Zeline mencomot roti di meja makan yang telah disiapkan ibunya. Ia melahapnya dengan tergesa karena tidak ingin terlambat ke kampus. Padahal ia bersiap cukup pagi, tapi kemungkinan terlambat bisa saja mengingat ia menggunakan angkutan umum.

Saat Zeline baru saja menyelesaikan sarapan, suara mobil memasuki halaman rumahnya mengalihkan perhatian.

"Siapa pagi-pagi begini, Bu?"

"Coba kamu lihat ke depan."

Seharusnya Zeline bisa saja memastikan dengan menyibak tirai jendela. Namun rasa penasaran mendorongnya segera membuka pintu untuk melihat dengan jelas siapa gerangan yang bertamu sepagi ini. Zeline dan ibunya akan meninggalkan rumah, maka ia harus menolak tamu yang akan memperlambat aktivitas mereka.

Seorang lelaki berbadan tegap, tinggi, berbalut kemeja dan celana panjang turun dari mobil. Rambutnya ditata rapi, senyum tercetak di raut wajah memperlihatkan lesung pipi lelaki itu. Ia melangkah menghampiri Zeline tanpa memudarkan senyuman.

"Pagi, Ze. Udah mau berangkat?"

"Pagi. Kamu ada perlu apa pagi-pagi begini?"

"Mau berangkat bareng kamu."

"Tapi kan jauh."

"Nggak apa. Waktuku longgar pagi ini."

"Eh, ada Kairo?" suara Ibu Zeline muncul dari dalam.

"Yuk, masuk Kai. Sarapan dulu."

"Terima kasih, Tante. Kai mau jemput Zeline, takut telat kalau lama-lama. Nanti sarapan di kantor aja, Tante."

"Oh, repot-repot jemput Zeline segala, Kai."

"Gak repot kok, Tante."

"Yuk, Ze. Udah siap'kan?" ajaknya.

"Iya. Bu, Zeline berangkat dulu."

"Pamit dulu, Tante."

"Iya, hati-hati, Ze, Kai."

Kairo dan Zeline memasuki mobil, lalu secara perlahan mobil meninggalkan pekarangan rumah Zeline serta ibu Zeline di depan rumah. Ibu Zeline menatap bahagia kepergian anak dan calon menanantunya.

"Kenapa pakai jemput segala sih, Kai? I didn't ask you to pick me up."

"You don't need to ask. I just want to do it. Memangnya kenapa? Aku cuma pengen bareng kamu di hari kuliah pertama kamu. Lagian aku juga punya waktu luang."

"At least, you had to tell me first."

"I am sorry. I forgot to chat you."

"Bisa aja aku udah naik bis duluan tadi sebelum kamu datang."

"That's why, I came early."

Zeline diam. Ia tidak marah, namun hanya sedikit kesal dengan tindakan Kai tanpa meminta pendapat atau sekedar memberi tahu.

LOVE AND LOGICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang