Klik votenya! Enjoy!
---
"Lo pada pesan apa? Biar gua yang pesan." Zoya bertanya pada ketiga temannya yang baru saja menduduki kursi di kantin yang cukup ramai.
"Gue bakso sama es teh," jawab Zeline.
"Gue mie ayam sama es teh juga," ucap Ares.
"Lo, Rich?"
"Nasi goreng aja deh, minumnya orange juice."
Zoya mengangguk, "Oke, gue pesan dulu ya," lalu berjalan menuju stand-stand makanan.
"Lo nggak bosan minum jus jeruk hampir tiap hari?" tanya Ares dengan nada mengejeknya.
"Lo ngerokok tiap 2 jam sekali nggak bosan emang?"
"Rokok nggak masuk ke lambung, bege! Gua kira cuma di FTV doang tuh orang-orang kaya sarapan jus jeruk sama roti selai."
"Haha. Rotinya dimakan segigit doang, jus jeruknya diminum seteguk, terus teriak, Mama, aku pergi dulu ya. Aku udah telat." Zeline menimpali.
"Lari-lari masuk ke dalam mobil, Pak Ujang buruan, bentar lagi gerbang mau tutup." Ares melanjutkan mengimpersonate adegan FTV.
Zeline dan Ares tertawa melihat wajah kesal Richie.
"Ih lo kok ikutan nge-bully gue sih, Ze."
"Sorry, Richie. Kebawa arus." Zeline menunjukkan cengirannya.
"Ah elah. Sama kalian doang jadi orang kaya malah di-bully," keluh Richie dengan bersungut.
"Lo sih, kaum borju mainnya sama rakyat proletar kayak kita," balas Zeline.
"Nggak apa lah, pengen merakyat juga sesekali. Ngerasain pergaulan orang susah."
"Guys, keputusan kalian gimana, pada ikut camping jurusan'kan?" Zoya kembali bergabung dan menarik kursi disamping Ares.
"Gue dari awal udah bilang, pasti ikut," jawab Ares. "Mereka berdua nih, masih pada ragu kelihatanya."
"Gua ikut kok," jawab Zeline enteng.
"Gokil. Gue kira lo bakal anggap ini acara nggak penting buat tujuan lo kuliah disini," sindir Ares.
"Awalnya gue pikir sih, iya. Tapi setelah dipikir ulang, gue cari aman aja lah. Ikutin aja maunya senior-senior itu. Setidaknya berkurang satu hal yang mungkin berpotensi menghalangi gue di kemudian hari."
"Jadi rational choice theory lo mengarahkan untuk pergi, gitu? tanya Ares dengan selipan tawa.
Alih-alih menjawab, Zeline hanya menatap Ares dan tersenyum miring.
"Lo nggak ikut, Rich? tanya Zoya pada Richie yang sibuk dengan ponsel.
"Belom mutusin. Rencana acara keluarga gue udah ditetapin di malam minggu jadwal kita kemah."
"Emang lo nggak pernah absen sama acara keluarga lo itu, Rich?" tanya Zoya.
"Pernah kok. Biasanya karna gue ada olimpiade."
"Oh. Tapi lo sendiri pengen ikutan?"
Pesanan makanan yang datang menjeda jawaban Richie. Richie pun terlihat masih memikirkan sesuatu.
"Ayolah ikut, Rich. Kapan lagi ngerasain acara kumpul-kumpul rakyat jelata," sahut Ares membuyarkan lamunan Richie.
Zeline hanya geleng-geleng kepala melihat keusilan Ares. Ia paham bahwa Ares memiliki gaya bercanda yang menyebalkan. Lihat saja Richie yang sering mereka bully, mungkin benar-benar menyimpan dendam pada Ares.

KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE AND LOGIC
General Fiction"Cinta selalu ada logika" Zeline, seorang gadis yang selalu mengedepankan logika dan rasionalitas, memiliki sejuta cita-cita yang telah ia rancang untuk masa depannya. Rencana tersebut seakan pupus ketika ibunya meminta ia melakukan suatu hal diluar...