11. Something

81 29 19
                                    

Aloha!

Sudah follow belum?

Yuk lah, follow.

Eh, Zeline-Kairo ada something.

Selamat membaca!

---

"Kai, kamu udah tanyain Zeline mau mahar apa?"

"Belum, Ma."

"Nih, coba lihat-lihat deh," Kania menyodorkan katalog yang dipegangnya pada Kairo.

"Itu katalog toko perhiasan teman Mama. Ada berlian, logam mulia, dan macam-macam perhiasan. Manatau bisa jadi referensi."

"Oke. Besok, deh. Aku rencana mau jalan sama Zeline."

"Oh, ya? Kemana?"

"Makan siang di luar aja. Mau obrolin rumah."

"Oh, kamu udah cari rumahnya, Kai? Atau mau Mama kontak kenalan Mama biar kamu nggak susah?"

"Nggak apa, Ma. Kai punya kok. Udah nemu beberapa pilihan. Makanya mau diskusi sama Zeline."

"Eh, Kai. Kamu ngga ada niat buat kasih sesuatu gitu? Kalian kan nggak ada tunangan, tapi nggak apa kali kasih cincin atau apa kek."

"Kai udah kasih Zeline cincin, Ma"

"Loh? Kapan? Mama kok nggak tau?"

"Lupa. Lagian kenapa harus bilang-bilang sih."

Kania melayangkan katalog ke punggung puteranya.

^%^%(^%&%^$

"Ze, aku udah coba cari-cari rumah buat tempat tinggal kita nanti. Kamu lebih prefer yang tipe klasik modern atau minimalis?"

"Aku suka minimalis, ada halaman belakang yang asri dan terpenting ada kolam renang."

"Kalau seperti yang kamu deskripsikan, aku punya pilihannya nih. Coba deh kamu pilih." Kairo menyodorkan ponselnya yang menampilkan bagian-bagian rumah.

"Kamu mau beli rumahnya sekarang?"

"Ya, terus? Lebih baik begitu kan?"

"Kita baru akan nikah, Kai. Kamu mau beli rumah yang cuma ditempati oleh kita berdua?"

Kairo mengerutkan kening sebentar lalu bertanya, "Kamu mau tinggal di rumah Papa ? Kamu takut kesepian nggak ada teman ya?"

"Bukan," Zeline menggeleng. "Bukan begitu."

"Bukannya kamu punya apart?" lanjutnya.

"Iya, nggak jauh dari kantor." Kairo memajukan tubuhnya, lalu berkata, "Jangan bilang kamu mau kita tinggal disitu?"

"Kenapa nggak?"

"Nggak usah lah, Ze. Kecil banget. Aku pakai cuma buat mampir atau lembur."

"Memang kenapa kalau kecil? Toh, isinya cuma kita berdua."

"Tetap aja nggak efesien, Ze. Rencananya pengen aku jual."

"Kan bagus dekat sama kantor, efesien buat kamu."

"Iya sih, tapi masa kita tinggal di apartment sih, Ze. Kita pasangan menikah, loh."

"Loh, memangnya kenapa? Banyak kok pasangan menikah yang tinggal di apart."

"Kalau bisa beli rumah kenapa tinggal di apart, Ze."

Dari suaranya, Zeline menyadari Kairo enggan mereka tinggal disana. Entah atas alasan apa.

LOVE AND LOGICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang