7. Solusional

62 38 11
                                        

Vote kalau kamu enjoy dengan ceritanya, ya!

---

"Baiklah. Itu saran dan keinginan Zeline. Siapapun berhak memberi saran disini." Suara Ericko memecah keheningan.

"Tapi Zeline, perlu kamu ingat kalau kami tidak pernah mempermasalahkan terkurasnya waktu, tenaga apalagi biaya. Kamu tidak perlu pikirkan itu," lanjut Ericko.

"Iya, Zeline. Om dan tante cuma punya dua anak. Setelah pernikahan Kenzo tiga tahun yang lalu, ini pernikahan anak kami yang terakhir. Sedangkan Ibu dan Ayah kamu, cuma punya kamu satu-satunya. Masa tidak ada pesta?" ucap Kania.

"Benar, Ze. Papa punya banyak kolega bisnis yang harus diundang di pernikahan anaknya. Belum lagi teman-teman Mama, rekan bisnis Mas Kenzo dan Kairo. Biasanya mereka diundang, sekarang juga pengen dong mengundang mereka. Masa kamu tega, Ze? sahut Zara mencoba mempengaruhi Zeline.

Ini sebenarnya pernikahan siapa sih?

Zeline mulai gusar. Bagaimana tidak, temannya saja tidak lebih lima orang, belum tentu juga bisa hadir ketika diundang. Lalu dia harus menghadapi ratusan hingga ribuan tamu yang tidak dikenalnya, pura-pura tersenyum manis, bersalaman, basa-basi, berfoto-foto, begitu terus seharian. Pasti akan menjadi hari yang melelahkan, membuang waktu dan tenaga, sedangkan ia punya pilihan untuk tidak melakukannya karena pesta bukan sesuatu yang wajib.

Sejak lama ia geram dengan mindset orang-orang yang mewajibkan adanya pesta pernikahan. Ada yang terlalu memaksakan diri, membuat pesta begitu mewahnya, membahagiakan diri seharian penuh, namun melarat di hari esok. Tentu, mereka tidak segan berutang hanya demi pesta pernikahan, ingin dilihat oleh orang-orang. Hal itu tentu tidak berlaku pada mereka yang memiliki harta bak sultan seperti keluarga Kairo. Namun apa yang biasanya terjadi? Menikah bergelimang kemewahan, berlomba unjuk kekayaan melalui perhelatan, seolah kebahagiaan hanya milik mereka. Lalu, tahun depan bercerai. Bukankah itu sia-sia?

Lagi pula Zeline tidak menyukai pesta mewah. Zeline adalah satu-satunya orang yang tidak pernah menghadiri pesta ulang tahun temannya jika diadakan semarak. Ia suka acara yang intim, sehingga bisa menikmati mengapa ia harus ada disana. Zeline tidak suka acara-acara yang tujuannya tidak jelas, hanya pamer-pamer baju, pamer pacar, pamer kendaraan pacar. Namun Zeline juga satu-satunya orang yang selalu hadir jika diundang diskusi ilmiah, seminar, dan pertemuan lainnya yang memiliki tujuan jelas dan bermanfaat.

"Ini memang acara kamu, Nak. Ibu paham keinginan kamu yang nggak suka ribet, tapi coba pertimbangkan kondisi om dan tante kamu, ya," ucap Rosa penuh kelembutan, memecah lamunan Zeline. Ia mengerti bagaimana karakter Zeline, mungkin ia dan Zardi bisa saja mengabulkan, tapi sulit bagi keluarga Kairo yang mempunyai banyak rekan bisnis.

"Bagaimana kalau kita adakan pernikahan di Bali?" tanya Kairo tiba-tiba.

"Pestanya sederhana saja. Mama, papa, kak Kenzo, undang saudara dan teman-teman yang benar-benar dekat. Sedangkan kolega bisnis, teman-teman SD, SMP, SMA sampai kuliah, nggak usahlah Ma, Pa. Apalagi teman arisan mama, teman main golf papa, teman main futsal kak Kenzo, yang benar-benar dekat aja dan kira-kira bisa datang ke Bali. Oke?"

"Oh, ya. Mungkin rekan bisnis papa yang ada di Bali juga boleh. Teman kerjaku sama kak Kenzo rata-rata pada di Jakarta. Jadi nggak terlalu banyak lah."

"Eh, siapa bilang? Rekan bisnis gue juga ada yang di Bali," sahut Kenzo.

"Udahlah, lo undang sahabat lo lima serangkai itu aja."

"Yah, dua minggu lalu, teman SMA mama ngundang ke pesta penikahan anaknya. Terus bulan lalu teman arisan mama juga ngundang pesta pernikahan ponakannya. Masa mama nggak ngundang mereka ke nikahan anak sendiri?" tanya Kania dengan raut sedih.

"Mama juga harus paham kondisi aku sama Zeline, Ma. Kasihan dong kami salaman dengan ratusan atau bahkan ribuan orang tapi yang dikenal cuma sepuluh."

"Kamu kenal kok, Kai. Mama kan sering ajak teman-teman mama kesini."

"Tapi Zeline nggak Ma."

"Ya udah, kita bikin kuota aja. Teman dan saudara Mama, Papa, Om dan Tante, masing-masing 20 undangan. Kak Kenzo, Mbak Zara, aku dan Zeline masing-masing 10 undangan. Jumlahnya 120. Nah, 30 undangan lagi silakan undang rekan bisnis yang ada di sekitaran Bali. Jadi total 150 undangan," usul Kai.

"Nanggung banget 150, Kai. Genap-in 200 lah. Tambah 50 lagi."

"Seratus lima puluh undangan kalau masing-masing bawa dua atau tiga orang bisa tiga ratus sampai lima ratus tamu undangan, Ma. Apalagi kalau datangnya satu keluarga besar."

"Nikahnya kan di Bali Kai, mana mungkin bawa keluarga banyak-banyak."

"Justru karena itu aku kasih ide di Bali aja, Ma. Lagian teman-teman Mama dan Papa sultan semua, Bali doang mah gampang. Bisa sekalian liburan malah."

"Masa Mama harus pilih-pilih teman buat diundang sih, Kai? Susah tahu!"

"Udah lah, Ma. Bilang aja sama mereka ini permintaan anak Mama yang jadi mempelainya."

"Ambil kuotaku saja, Kania. Teman-temanku mungkin banyak yang nggak bisa pergi ke Bali. Palingan cuma saudara-saudara dekat," ucap Rosa. Ia merasa bersalah pada Kania yang harus memfilter teman-temannya akibat ulah Zeline.

"Nggak usah, Tante. Mama teman-temanya banyak yang nggak penting. Ngumpul-ngumpul nggak jelas cuma ngomongin tas ama sandal."

"Kamu apaan sih, Kai."

"Oke, setuju. Ide bagus Kai. Kenzo juga pusing hadir ke nikahan yang rame banget, Ma. Kemarin kan Mama udah ngundang semua teman Mama waktu nikahan Kenzo. Nggak apa lah, biar beda suasana. Outdoor aja ya, Kai?"

"Wait, aku jadi lupa nanya pendapat Zeline? Gimana Ze? Setuju'kan? Tiga ratus sampai lima ratus tamu nggak begitu banyak lah, Ze. Masih lebih banyak jumlah murid di SMA kamu."

Zeline tersenyum lalu mengangguk.

Fakta menarik lainnya ia temukan mengenai Kairo. Solutif. Betapa ia menyukai seorang yang solusional, cepat tanggap akan keadaan, penengah bagi dua pihak untuk menemukan win-win solution. Ia butuh seseorang yang bersikap demikian untuk menetralisir pola pikirnya yang sulit diterima kebanyakan orang. Sikap Kairo ini mengingatkannya pada seseorang. Seseorang yang pergi sejak kelulusan.


--- To be continue ---

Next chapter akan ada sejumput ke-uwuan. wkwk

Next?

17/02/21

LOVE AND LOGICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang