Maaf kalo ada typo
Mon maaf up pagi pagi mumpung sempet wkwkwkwk19
Chanista sempat tak mau menerima kenyataan, ketika semua orang mengatakan bahwa anak nya telah tiada dengan cara yg sangat tragis.
Ia menatap jasad sang putra yg kini terbujur kaku di hadapan nya, tak hanya chanista jung jeno juga berdiri di samping chanista, mereka tak mengeluarkan sepatah katapun hanya diam mematung menatap jasad putra mereka.
“Jen..” Lirih chanista, menarik tangan jeno dengan lemas.
“Itu bukan jevano kan ya? Tadi jevano kita anter ke sekolah kan? Dia masih sempet dadah sama kita berdua, kamu inget kan jen?” Ucap chanista menatap jeno yg hanya memandang kosong jasad putra mereka.
“Haha.. aku mau pulang, mau nemenin dia belajar, kamu jangan lupa sama janji kamu buat bawa dia ke pantai.” Ucap chanista hendak melangkah keluar ruangan, namun jeno menahan nya.
“Itu anak kita...” Jeno menunjuk tanda lahir di pergelangan tangan jevano.
Chanista kembali terdiam, menatap tanda lahir di pergelangan anak nya, lalu terjatuh pingsan begitu saja dalam dekapan jeno.
Jeno masih belum bisa berfikir dengan jernih, matanya hanya fokus menatap wajah anak nya yg kini sangat pucat, dengan sedikit luka di kening nya.
Dokter bilang bahwa tulang pungung jevano patah, kepalanya mengalami benturan yg sangat hebat menyebabkan pembuluh darah di otaknya pecah.
Tak lama, suara tangisan dan riuh dari keluarga jeno dan chanista terdengar mereka menangis, tak menyangka melihat jevano yang sudah terbujur kaku.
“Dek bangun ayo, kaka punya mainan baru.. ayok katanya mau traktir kaka kepantai, kaka mau eskrim..tapi adek yg beliin..” Jung jisung adalah orang yg menangis dengan sangat histeris, menggoyang kan tubuh adiknya dengan kuat.
Johnny ia menangis melihat cucunya yg diam tak bergerak sedikit pun, matanya menangkap chanista yg masih tak sadarkan diri dalam dekapan jeno.
Tyana dan tenita tak percaya dengan sang cucu yg sudah terbujur kaku mereka menangis, menjerit bersama melihat cucunya.
Jaehyun adalah orang yg paling tenang, ia meraih tubuh chanista dari jeno, mendudukan nya di salah satu kursi, menepuk nepuk wajah chanista agar tersadar.
“Chan..” Jaehyun menyerukan nama chanista begitu melihat ia membuka matanya.
“Dad, itu bukan jevano kan?” Tanya chanista menatap jaehyun.
“Jevano udah tenang sekarang, dia gk perlu bingung harus ikut kamu atau jeno, dia gk perlu ngerasa kurang perhatian lagi dari jeno atau kamu, tuhan lebih sayang jevano. Kamu harus ikhlas ya?” Ucap jaehyun mengusap rambut chanista.
Chanista menangis dengan kencang, mengeluarkan semua rasa sesak di dalam dadanya, ia merasa bersalah, ia merasa menyesal membiarkan jevano pergi bersekolah pagi ini.
“Adek jangan tinggalin momy..” Ucap chanista menangis menghampiri jasad putranya, memeluk tubuh mungil, dingin, dan pucat.
Jeno yg sejak tadi hanya diam seperti patung ikut menangis melihat chanista yg memeluk tubuh putranya.
“Adek kedinginan ya? Dady lupa gk tegur momy kamu buat bawain jaket tadi, adek bangun ayo kita kepantai sekarang gk usah nunggu selesai ulangan..” Jeno meraih lengan mungil putranya yg terasa begitu dingin.
“Adek gak sayang momy?! Jangan tinggalin momy!” Chanista semakin terisak kencang merasakan dingin dari tubuh putra nya, iapun seolah tersadar bahwa ini bukan mimpi. Pitra kecil nya benar benar sudah tiada.
KAMU SEDANG MEMBACA
don't hurt him (Nohyuck) [SELESAI]
RandomGS ⚠️⚠️ 🔞🔞🔞 Hati hati dengan orang orang terdekatmu, mereka lebih berbahaya dari pada siapapun.