08

4.1K 375 58
                                    


08

Perkiraan chanista benar, jisung terkena flu dan juga demam ketika malam hari. Tubuh nya menggigil bibir jisung pucat, chanista tak berani meninggalkan jisung sendirian dikamarnya, dia dengan setia memeluk tubuh putranya.

Jeno duduk di kursi belajar milik jisung, menatap chanista yg tampak begitu khawatir kepada jisung yg terus mengigau dengan keadaan tertidur.

"Jen ke dokter aja yuk." Ucap chanista, melirik jeno yg duduk di seberangnya.

"Emang demam nya belum turun?" Tanya jeno, menghampiri anak dan istrinya duduk di tepi ranjang menempelkan lengan nya pada kening sang anak.

"Belum, aku khawatir jen.."

"Dady.." Lirih jisung dengan suara parau nya, membuka sedikit matanya.

"Iya sayang?" Jeno mengusap lembut rambut milik jisung.

"Jangan tinggalin aku ya? Aku takut.." Ucap jisung dengan suara yg sedikit bergetar menatap jeno dengan mata sayu nya.

"Dady bakalan nemenin kamu, gak akan kemana mana jangan takut."

"Jangan pergi sama bunda, aku gk mau dad.."

Jeno sedikit tersentak dengan ucapan jisung melirik chanista yg masih berada di samping nya, takut istrinya akan menjadi salah paham.

Chanista tersenyum ketika jeno meliriknya, lalu bangkit dan keluar kamar memberikan anak dan ayah itu privasi untuk berbicara.

"Dady janji gak akan balik lagi sama bunda ya?"

Jeno mengangguk, mengusap pipi jisung dengan lembut, jisung tersenyum dan kembali menutup matanya untuk melanjutkan tidur nya.

Untuk beberapa waktu jeno tetap di posisinya mengusapi pipi dan kening jisung, hingga dia tersadar chanista tak kembali kedalam kamar.

Ia pun bangkit mencari sosok istrinya, mata jeno menangkap chanista yg tertidur di sofa meringkuk memeluk tubuh nya sendiri.

Jeno mengendong tubuh ramping chanista membawa sang istri ke kamar, membaringkan tubuh mungil istrinya di ranjang.

"Aku mencintaimu.." Lirih jeno, mengecup kening chanista lalu pergi kembali ke kamar jisung takut sang anak terbangun dan mencarinya.

~~~~

Pagi ini, Chanista terbangun dengan kaget begitu mencium bau kurang sedap, ia berlari ke arah dapur dan melihat jeno yg tengah memadamkan api kompor.

Mata chanista membelak melihat peralatan dapur kesayangan nya yg gosong membuat hati chanista sakit, bagaimana bisa jeno membuat teflon kesayangan nya menjadi sangat hitam seperti itu?!

"Jeno.." Chanista merengek mendekati suaminya yg sudah bisa memadankan api.

Jeno menoleh masih dengan wajah paniknya, menatap chanista yg mengerucut kan bibirnya.

"Teflon aku.. kamu ngapain sih jen!!!" Chanista berdecak pinggang menatap jeno dengan marah.

"Chan kamu lihat kan api tadi?! Kamu masih mikirin teflon dibanding aku?" Jeno membelakan matanya tak percaya menatap istrinya yg sudah siap untuk memarahi nya.

"Teflon nya mahal loh jen, aku beli itu pake uang aku sendiri!" Chanista tetap tak terima teflon kesayangan nya menjadi gosong karena ulah suaminya.

"Aku ganti nanti." Jeno mendelik kesal meniup jari jari nya yg terasa begitu perih karena tidak sengaja mengenai bagian kompor yg panas.

"Kamu ngapain sih main di dapur?" Chanista mendekati jeno, menarik lembut lengan suami nya yg terlihat begitu merah.

"Aku cuman pengen bikinin sarapan buat kamu sama jisung." Ucap jeno, menatap chanista yg meniupi lengan nya.

don't hurt him (Nohyuck) [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang