Jangan lupa vote, komen dan share, ya!
12. Kekacauan.
"Mau langsung pulang apa ke markas?" tanya Nandar begitu ketiganya sudah berada di parkiran sekolah.
"Markas." jawab Alasta.
Alasta memasuki mobil ferrari miliknya. Diikuti Guntur dan Nandar yang sudah masuk kedalam mobil. Dua mobil tersebut keluar dari area sekolah menuju markas Griffin.
Mobil yang dikendarai Alasta membelah jalan. Pohon dan bangunan tinggi yang menjulang seakan mengikuti arus laju mobil. Jalanan hari ini lumayan macet membuat Alasta mengumpat berkali – kali.
"Sialan macet lagi!"
"Sabar kali, Al." ujar Guntur yang berada disebelah Alasta.
Mobil Alasta berhasil keluar dari kemacetan jalan. Melaju dengan kecepatan sedang dan berhenti pada sebuah rumah minimalis yang menjadi markas Griffin.
Alasta turun dari mobil diikuti Guntur dan Nandar yang turun dari mobil disebalah Alasta. Ketiganya melangkah beriringan dengan Alasta yang berada ditengah. Sayup – sayup terdengar seseorang tengah ribut membuat Alasta bergegas untuk melihat kerusuhan apa yang tengah terjadi.
"Orang miskin kenapa bisa masuk Griffin."
Suara tepuk tangan dan langkah kaki yang memasuki rumah membuat semua yang berada didalam ruangan menahan napas. Mereka tidak menyangka sang ketua akan hadir hari ini. Sedangkan Alasta menatap sinis seseorang yang menyebabkan kekacauan hari ini.
"Sambutan yang cukup mengesankan." ujar Alasta.
Alasta melenggang pergi diikuti Nandar dan Guntur yang berada dibelakangnya. Menyeret sebuah kursi yang berada didekatnya, lantas duduk dengan tenang. Mengabaikan tatapan takut dan penasaran dari anak buahnya.
"Lanjutin tolong. Gue pengen liat sejauh mana lo bisa bully dia." Perkataan Alasta membuat beberapa orang yang berada didalam ruangan tercengang. Satu orang yang berbuat onar bisa semua terkena imbasnya.Para anggota Griffin menatap Alasta dengan berbagai ekspresi.
"Lanjut, Deka." tekan Alasta menatap Deka dengan dingin.
Ruangan mendadak senyap. Mereka menatap Alasta dan Deka bergantian. Semuanya tau Alasta. Alasta yang tak akan segan – segan menghabisi seseorang, sekalipun itu anggotanya sendiri.
"Sejak kapan di Griffin ada pembullyian?" tanya Alasta kepada semuanya. Matanya menatap satu persatu orang yang berada diruang tengah. Berakhir, menatap seorang laki – laki yang sudah babak belur. "JAWAB GUE ANJING!"
"Tiga kali kejadian dan semuanya ulah Deka dan yang jadi korbannya Andre sama Lio."
Alasta berdecih sinis. "KENAPA GAK ADA YANG NGASIH TAU GUE ANJING. LO SEMUA UDAH GAK BUTUH KETUA?!" Alasta tersenyum miring saat tak ada yang menyauti ucapannya.
Alasta murka sekarang. Membuat anggotanya terperanjat melihat Alasta. Mereka tidak menyangka Alasta akan murka hari ini.
Alasta bangkit. Berjalan dengan tenang kearah Deka. Tatapan matanya menyimpan amarah. Membuat anggota Griffin menahan napas. Takut Alasta berbuat nekat. Guntur dan Nandar hanya diam mengawasi..
"Bagus lo gitu?" tanya Alasta saat sudah berhadapan dengan Deka.
"Waktu itu adik gue, sekarang Andre. Besok siapa lagi korban lo?" tanya Alasta. Tatapannya bertambah tajam menatap Deka. "Apa faedah lo ngebully Andre?"
"Lo kira udah paling kaya? Kalau duit sekolah aja masih dibayarin orang tua." sarkas Alasta.
"Lo mau berhadapan sama sosok Gyan atau Alasta?" tawar Alasta dengan senyum yang meyeramkan untuk Deka liat. Seluruh anggota Griffin udah was – was. Takut sosok singa yang berada dalam diri Alasta bangkit. Memporak porandakan semuanya.
"Griffin bukan ajang pamer. Griffin gak butuh orang kayak lo yang gak bisa menghargai sesama, yang cuman bisanya ngerengkek minta bantuan orang tua."
"Jaga bicara lo Alasta!" tekan Deka dengan tangan terkepal dikedua sisi tubuhnya.
Alasta tertawa keras membuas seluruh ruangan membeku. Tawa yang tidak enak untuk didengar. Guntur dan Nandar semakin was – was. Alasta maju, berbisik ditelinga Deka, "Lo kira gue gak tau apa yang lo lakuin selalu orang tua lo beresin."
"Griffin gak butuh sampah kayak lo. Gue tau lo masuk Griffin karna popularitas, dan gue gak butuh anggota yang gak bisa menghargai sesama. Di Griffin gak ada yang namanya kaya ataupun miskin. Semua sama dimata gue." tekan Alasta kepada Deka.
"BUAT KALIAN SEMUA GUE GAK MAU KEJADIAN KAYAK GINI KEULANG LAGI. GRIFFIN BUKAN AJANG PAMER. SALING MELINDUNGI, SALING TOLONG MENOLONG DAN SALING MENGHARGAI." ujar Alasta. "NGERTI GAK LO SEMUA."
"NGERTI." teriakan dari seluruh anggota Griffin membaha didalam ruangan.
"Kalau masih mau disini, jangan pernah mengacau dan jangan bangkitkan singa yang sedang tertidur." bisik Alasta pada telinga Deka. Lantas berlenggang pergi meninggalkan kekacauan yang dibuat oleh Deka.
****
4 Juni 2021
Cirebon
KAMU SEDANG MEMBACA
ALASTA
Teen Fiction"Bertemanlah denganku, akanku kenalkan kamu dengan duniaku." Gyan Alasta Zeroun, laki-laki tampan sejuta pesona. Alasta panggilannya, seseorang yang memendam luka diam-diam. Kejadian masalalu yang membuat Alasta mengerti, jika semua orang berubah s...