11.2 I love You

455 50 1
                                    

Senin pagi.. bawaan nya super males.. hehe
Semangat guys..  semoga udah baca ini jadi gak males dan semangat buat mulai kegiatan hari ini..
Hehehe

Happy reading..

_______________________________________

   Dahyun mencoba tidak gemetar saat menuangkan minuman kegelas Kristal milik minggyu yang kosong. pria itu kembali meneguk minumannya dengan rakus dan kembali menatap lantai dansa.

"Ini semua benar-benar gratis?" Minggyu mengangkat gelasnya dan mengambil buah cherry dari nampan.

"Yeah, Hyung! Aku senang mendapat kenalan baru yang tampan!" Dahyun bertindak seperti pelacur yang menempel terus menerus pada minggyu .

"Apa kau seorang gay?" Minggyu mengerutkan kening dan sedikit mundur dari Dahyun.

"Apa? Tidak, tidak. Aku ini jarang punya teman, dan aku suka berbicara dengan orang baru. Jadi kau sudah di Seoul lama?" Dahyun menyesap minumnya pelan dan berharap kalau Minggyu tidak sadar dengan suaranya yang gugup.

"Tidak, aku baru menginjakan kaki disini 2 hari yang lalu." Minggyu berkata muram mengingat dirinya masih harus terjebak disini dalam waktu cukup lama. Tangannya sudah gatal ingin menarik pelatuk pada pistol kesayangannya. Pistolnya pasti sedang sangat kebosanan sekarang.

"Ah~ 2 Hari? Aku bisa menunjukan tempat menarik lainnya disini Hyung!"

"Benar? Tapi, aku tidak punya waktu lama untuk bermain-main."

"Kenapa?"

"Karena aku akan mati sekitar 2 minggu lagi." Minggyu menggoyangkan gelasnya dan membuat suara berisik dengan batu es yang saling membentur. Tidak memperhatikan perubahan raut wajah Dahyun disampingnya.

Dahyun pucat pasi dan merasa nyawanya tersedot entah kemana. Dia mencoba mencerna dua kata yang terasa berputar diudara sekitarnya. Mati - 2 Minggu - dan dengan ngeri menarik suatu kesimpulan yang membuat seluruh bulu kuduknya meremang - MISI BUNUH DIRI.

"Ya, kenapa kau diam saja?" Minggyu menengok dan sedikit menyentuh lengan Dahyun.

"Eeeeyyy~ Hyung, kau bercanda kan?"

"Tidak, untuk apa aku bercanda tentang mati?"

"T, Tapi kenapa harus mati?"

"Memang tugasku untuk mati."

GULP

Dahyun menepuk pipinya dengan keras untuk menyadarkannya dari kebekuan yang tiba-tiba menyerang otaknya. Pria disampingnya bukan hanya berbahaya, tetapi dia 100% gila! Mana ada orang didunia ini yang menganggap mati adalah suatu TUGAS???

Well, Korea Utara ternyata punya alat pencuci otak.

"Hyung, k, kenapa kau anggap mati itu tugas?" Dahyun bertanya penasaran, ini adalah pertanyaan pribadinya, bukan skenario dari misi yang sedang dijalaninya.

"Karena... memang aku mendapat tugas itu, dan aku harus mematuhinya."

JAWABAN MACAM APA ITU??? Dahyun menatap lantai dansa dengan pandangan kosong. Ini informasi TOP SECRET! Jika Battalion70 diberikan MISI BUNUH DIRI, maka mereka akan menyerang habis-habisan, tidak peduli jika mereka mati dengan BOM RAKITAN MEREKA SENDIRI!!!

Itu artinya... THE END... Untuk jeongyeon dan chaeyoung.. dan untuk agen blue house beserta seluruh orang yang terlibat dalam pertemuan penting itu.

1+1 = 2... Ah, ternyata otakku belum rusak. Dahyun membatin dan kembali mencoba menanyakan sesuatu padanya. Tetapi minggyu malah berdiri dan mengambil jaket tipisnya yang lusuh.

My wife is seventeen years oldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang