"Bagaimana keadaanmu?"Minggyu mengangkat pandangannya, Menurunkan tudung hoodie-nya dan tersenyum tipis.
"Seperti, yang kau lihat. Aku sangat sehat." Park minggyu menjawab.
"Kau terlihat... Uhmmm... Seperti mumi."
Minggyu mengangkat tangannya yang lemah dan penuh perban ke atas meja kayu, Mengambil
cangkir kopi yang mengepulkan asap dengan aroma menggoda.
"Dan kau terlihat... Yeah, seperti Zombie, Son Mina." Minggyu membalas dengan cengiran lebar, melihat wanita yang duduk diam di depannya dengan sedikit ajaib, matanya cekung, wajahnya bengkak karena terlalu banyak menangis. Dan parahnya, dia membawa satu tas besar yang sepertinya berisi pakaiannya.
"Yeah, aku terlihat mengerikan." Mina menghirup jus apelnya. Jus apel yang dua jam lalu di sodorkan chaeyoung bersama beberapa lembar roti kismis. "Jadi, kau mengirimkan kucing kampung yang membawa secarik kertas, memintaku bertemu denganmu di jam 8 pagi di cafe ini – hanya untuk mengatakan kalau aku mirip Zombie?"
Minggyu tertawa ringan mendengar gerutuan Mina. "Kau berubah seperti ajumma yang menyebalkan."
"Yah, aku tidak bisa di golongkan remaja berusia 17 tahun kan? Aku memang seorang ajumma."
"Jadi, kau memutuskan untuk berlibur?" Minggyu secara terang-terangan menatap tas besar Mina, Mina mematung dan hanya memandang kosong. "Kau pergi?" Minggyu melanjutkan.
"Eoh. Aku pergi." Mina berkata lelah. Dimata minggyu, Mina seperti menua hanya dalam waktu 12 jam.
"Itu bukan ide yang bagus."
"Ini ide terburuk yang pernah kutulis di sejarah hidupku."
"Yeah." Minggyu mengernyit, merasakan tangannya yang sakit kembali nyeri. "Bagaimana si berengsek itu akan bertahan hari ini?"
"Aku yakin dia akan bertahan." Mina tersenyum pelan. "Aku percaya itu. dan lagi..." Mina menggantungkan kalimatnya dan memandang minggyu dengan seksama. "Data yang kau berikan waktu itu..."
"Itu asli." Minggyu berkata tenang. "Jangan khawatir, Aku tidak akan membiarkan si berengsek itu mati. Aku benci melihatmu jadi mayat hidup seperti ini jika si berengsek itu mati."
"Kau... Akan baik-baik saja kan?" Mina memperhatikan luka-luka di tubuh minggyu.
"Yah, Aku ini punya sembilan nyawa seperti kucing!" Minggyu menepuk dadanya dan tertawa. Tetapi Mina tetap diam, Dia terlihat seperti sedang menghadiri upacara pemakaman.
"Lalu, kali ini nyawa yang keberapa?"
Minggyu terdiam sejenak menatap wanita yang sudah membuat hidupnya berubah. Perlahan, dia kembali menghirup kopinya, Dan dengan denting pelan, minggyu mengembalikan cangkir ke meja dan mulai berpikir.
"Uhmmm... Sepertinya, kali ini akan jadi nyawa kesembilan." Minggyu berkata pelan dan kembali tertawa, seolah apa yang baru saja di katakannya sangat lucu. Tapi mina tetap diam. Memperhatikannya.
"Maaf... " Mina berbisik dengan suara tercekat. "Maafkan aku."
"Untuk apa minta maaf? Hari ini memang aku di tugaskan untuk melakukan bunuh diri." Minggyu tersenyum menenangkan. "Aku malah ingin berterimakasih padamu. Tujuanku ingin bertemu denganmu adalah karena aku ingin berterimakasih."
Keheningan menyelimuti mereka sesaat. Tiba-tiba Mina mengulurkan tangannya, Mengajak minggyu untuk ber-High five. Minggyu tersenyum dan menyambut tangan Mina.
"Temanku, Prajurit park! Aku menyayangimu!" Mina berkata tulus dan menatap minggyu yang terperangah. "Jadi..." Mina meneteskan air mata. "Jangan berpikir kalau kau sendirian dan tidak di butuhkan, jangan berpikir kalau tidak ada seorangpun yang akan menangis ketika kau meninggalkan dunia ini. Aku ingin kau berpikir... Kalau ada seorang teman... Yang sebenarnya masih ingin bertemu denganmu."

KAMU SEDANG MEMBACA
My wife is seventeen years old
Romance"Maaf anda siapa?" Myoui Mina "Kata-kata itu keluar dari seseorang yang tidur, makan, mandi, bertengkar, dan kentut dalam satu atap denganku." Son chaeyoung Banyak kata kata kasar,, harap di maklumi hehe buat semoa sifat di karakter cerita ini jus...