Part 08

646 24 5
                                    

Part 08

Daffa merapatkan bibirnya, kepalanya tertunduk penuh bersalah, sampai saat ia menghela nafas panjangnya, lalu mendongak dan menatap serius ke arah Tiara.

"Aku minta maaf kalau ucapanku sudah menyinggungmu, aku benar-benar enggak tahu." Daffa berujar tulus ke arah Tiara yang kembali tersenyum lalu menghapus air matanya dengan jari-jari lentiknya.

"Aku enggak apa-apa kok, Kak. Aku sudah biasa."

"Iya ... tapi kalau boleh tahu, siapa yang sudah menuduhmu? Kalau aku ketemu sama dia, aku lem mulutnya biar dia enggak bisa mengehujat kamu lagi." Daffa berujar gemas, membuat Tiara tertawa mendengarnya.

"Ya kebanyakan sih haters, Kak. Butuh berapa banyak lem kalau mau nutup mulut mereka? Pasti puluhan dus." Tiara melambungkan tangannya, seolah banyak lem di atasnya.

"Sebanyak itu? Memang kamu seterkenal itu sampai mereka tahu masalah kamu?" tanya Daffa terdengar syok, namun lagi-lagi Tiara justru tertawa.

"Kan mereka tahu aku dari TV, Kak." Tiara menggeleng pelan, merasa lucu saja dengan pertanyaan Daffa yang justru terdengar polos di telinganya.

"Memangnya kamu siapa? Artis?" tanya Daffa tak yakin, merasa aneh saja bila gadis seperti Tiara memiliki haters hanya karena kecelakaan orang tuanya masuk televisi.

"Bisa dibilang gitu sih, Kak."

"Serius? Artis macam apa kamu? Tapi kalau dilihat-lihat, muka kamu memang enggak asing sih." Daffa mendekatkan wajahnya ke arah Tiara, berusaha mengamati wajahnya.

"Kakak tahu film ketika bad girl jatuh cinta?" tanya Tiara yang langsung Daffa angguki.

"Ya tahu lah, itu kan film baru, apalagi pemerannya Ara kan? Dia itu salah satu idolaku loh. Tapi apa hubungannya sama kamu? Memangnya kamu pemeran di film itu?" tanya Daffa tak yakin, namun Tiara justru mengangguk pelan.

"Enggak mungkin, kamu kan Ti ... Ara?" Daffa memelankan suaranya, mencoba mencerna pikirannya yang begitu lambat masuk di otaknya.

"What? Kamu Ara?" tanya Daffa terdengar syok yang lagi-lagi Tiara angguki.

"Kok bisa? Penampilan kamu aja beda dengan Ara di TV?"

"Namanya juga artis, Kak. Kita masih harus memerankan karakter meskipun enggak sedang syuting." Tiara melepas kunciran rambutnya lalu menatanya seperti saat berada di layar kaca.

"Hai guys, gue Ara, salam kenal ya?" Tiara mengerlingkan matanya sembari memperkenalkan namanya seperti saat ia berada di sebuah acara reality show yang dulu cukup terkenal.

"Oh my God? Kamu Ara? Serius?"

"Iya, Kak. Kenapa? Masih kurang percaya ya?"

"Bukan gitu, tapi kamu beda banget dari Ara yang di TV, penampilan kamu juga beda. Ara di TV itu gaul, cara bicaranya juga keren, sama penampilannya juga enggak sekalem ini." Daffa menatap tak yakin ke arah Tiara dari kaki sampai ke kepalanya.

"Enggak percaya juga enggak apa-apa kok, Kak."

"Aku percaya kok, cuma otakku aja yang belum terima." Daffa mengembuskan nafas gusarnya, merasa belum yakin saja dengan ucapan Tiara, padahal gadis itu sudah membeberkan bukti nyatanya.

"Belum terima kalau aku Ara yang gaul, yang Kak Daffa idolakan itu ya?" tanya Tiara berusaha mengerti, namun Daffa justru menggeleng pelan.

"Bukan."

"Terus apa, Kak?"

"Aku enggak terima karena kamu menikah dengan Kakakku, kenapa enggak aku aja?" Daffa melebarkan bibirnya seolah akan menangis seperti anak kecil, membuat Tiara kebingungan dengan tingkahnya yang mengejutkan.

Menikahi muridku (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang