Part 20
Semakin hari, semakin sulit untuk Raja bisa mengerti hatinya sendiri. Sejak bertemu dengan Tiara, Raja merasa tidak memiliki perasaan apapun kecuali perasaan antara guru dan muridnya, seorang guru yang harus mengajari muridnya dengan baik. Bahkan saat Raja dipertemukan dengan Tiara sebagai calon suaminya, Raja juga merasa tidak ada perasaan apapun kecuali rasa benci, karena Tiara mau menerima perjodohan itu dengan suka rela.
Setelah pernikahan mereka dilangsungkan, Raja juga lah yang paling berniat untuk menghancurkan ikatan itu meskipun mereka baru dipersatukan. Raja bahkan mengajukan perjanjian pada Tiara untuk setuju bercerai setelah gadis itu lulus sekolah, karena saat itu Raja berpikir bila hatinya masih dimiliki wanita lain yang sudah lama ditunggunya selama ini.
Lalu kenapa, saat Daffa mulai mendekati Tiara dan bahkan mengakui perasaannya, Raja masih bersikap sama, Raja merasa tidak ada yang perlu ditakutkan. Namun saat Tiara dekat dengan Nando dan juga dekat dengan Daffa di waktu yang sama, Raja merasa bila hatinya ada yang salah, dadanya terasa sesak setiap kali melihat kebersamaan mereka.
Terlebih lagi saat Raja harus melihat Tiara dekat dengan Nando di sekolah, lalu saat di rumah, Raja juga harus melihat Tiara dekat dengan adiknya. Dua waktu dan tempat itu seolah tidak ingin memberinya istirahat, agar hatinya tenang tanpa harus merasa terancam.
Sekarang, Raja seolah ingin mengakui bila hatinya telah kalah oleh keangkuhannya. Karena pada akhirnya, hatinya justru jatuh pada sosok Tiara, seorang aktris berbakat yang usianya masih muda, sangat jauh bila dibandingkan dengannya.
Raja berpikir, apa bisa ia membuat Tiara merasakan perasaan yang sama dengannya, sedangkan sikapnya selama ini begitu keterlaluan pada gadis itu. Raja sering bersikap acuh tak acuh pada Tiara, sering memarahinya hanya karena masalah biasa, sering menegur padahal bukan hal serius.
Jujur, Raja merasa menyesal sekarang, andai bisa ke masa lalu, ia berharap bisa berusaha mencintai gadis itu dari pada harus memojokkannya setiap waktu. Raja juga sadar, sikapnya cukup keterlaluan pada Tiara, ia bahkan tidak pernah berpikir bila posisi gadis itu juga serba salah.
Saat ini, Raja sedang berada di kamarnya, menikmati kesendiriannya setelah menyelesaikan makan malamnya. Sedangkan di bawah sana, Tiara sedang asyik menonton film bersama dengan Daffa.
Sebenarnya Raja ingin mengatakan iya, saat Tiara menawarinya untuk menonton film di ruang keluarga, namun anehnya hati dan bibirnya terlalu keluh untuk menyetujuinya. Keegoisan dan keangkuhan masih tetap Raja sanggah di atas kepala, padahal hati dan perasaannya sudah sangat terluka membayangkan Tiara dan Daffa akan tertawa bersama.
Saat ini juga sudah malam, waktu sudah menunjukkan jam sembilan, namun Tiara tidak kunjung datang. Diam-diam, Raja sedikit mengkhawatirkannya, Raja takut Tiara justru akan mencintai adiknya. Karena pada kenyataannya, hatinya tidak sanggup untuk membayangkannya, karena semakin Raja melihat Tiara bersama dengan lelaki lain, semakin Raja merasa kehilangan hatinya sendiri.
"Bapak belum tidur?" Suara Tiara kini terdengar, menyadarkan Raja dalam lamunan kelam yang kian menggerogoti keangkuhannya.
"Kamu sendiri baru selesai menonton film?" tanya Raja berbasa-basi, sesuatu yang tidak pernah Raja lakukan, menanyakan hal yang sudah jelas jawabannya.
"Iya, Pak. Bapak sendiri kenapa belum tidur?"
"Tidak apa-apa," jawab Raja lirih, bahkan tanpa mau menatap ke arah Tiara yang berjalan ke arahnya lalu duduk di ranjang yang sama dengannya.
"Ada yang sedang Bapak pikirkan ya? Atau Bapak mau sesuatu, biar saya buatkan." Tiara menatap ke arah Raja yang terdiam dengan rasa bersalah yang kian dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikahi muridku (TAMAT)
RomanceAwalnya, kehidupan Raja sebagai seorang guru di sebuah sekolah swasta berjalan biasa, bahkan terkesan datar-datar saja. Sampai saat ia di pindahkan di SMA ternama, semua juga berjalan baik pada awalnya, sampai saat ia dipertemukan dengan seorang mur...