Part 13
Setelah selesai masak, Tiara membawa nampan berisikan makanan dan minuman ke dalam kamar Raja. Sesampainya di sana, Tiara justru melihatnya terlelap, lelaki itu tidur dengan mata tertutup rapat. Tiara hanya tersenyum melihatnya, lalu meletakkan nampan makanan itu di meja dekat ranjang. Tiara berpikir untuk membiarkan Raja beristirahat dan dia akan mandi dan berganti baju.
Tak lama, Tiara keluar dari kamar mandi dengan memakai baju rumahan seperti biasa. Gadis itu juga memeriksa kondisi Raja yang sepertinya masih nyaman di alam bawah sadarnya, bisa dilihat dari posisi tidurnya yang tidak berubah-ubah.
"Pak." Mau tak mau Tiara harus membangunkan Raja dari tidurnya, karena saat ini adalah waktu di mana suaminya itu harus meminum obat.
"Pak Raja," panggil Tiara lagi, yang kali ini cukup membuahkan hasil saat Raja mulai terbangun dan membuka matanya.
"Apa?" tanyanya terdengar lirih, gerakan bibirnya juga lemah dan pucat.
"Bapak makan dulu ya setelah itu minum obat. Saya sudah siapkan makanan untuk Bapak." Tiara menatap ke arah nampan di mana semua sudah tersedia rapi di sana.
"Saya tidak enak makan, perut saya masih mual." Raja mengalihkan pandangannya dan berharap Tiara tidak memaksa kehendaknya.
"Makan sedikit saja, Pak! Setelah itu baru minum obat, nanti juga tidak akan mual. Saya bantu bangun ya?" ujar Tiara yang diakhiri pertanyaan, yang kali ini didiami oleh Raja, bisa dilihat dari caranya menghela nafas seolah sedang pasrah.
"Saya bisa sendiri," jawab Raja pada akhirnya lalu berusaha membangunkan tubuhnya sendiri, meski di tengah jalan tubuhnya oleng karena kepalanya yang tiba-tiba berdenyut sakit, untungnya Tiara dengan sigap menahan tubuhnya dan membantunya untuk duduk di ranjangnya dengan bantal sebagai senderannya.
"Bapak tidak apa-apa kan?" tanya Tiara memastikan, sedangkan Raja hanya menggeleng pelan.
"Saya suapi ya, Pak?" tawar Tiara sembari membawa piring di tangannya lalu duduk di tepi ranjang dekat dengan suaminya.
"Iya." Raja menjawab singkat lalu membuka mulutnya saat Tiara tersenyum dan menyuapinya sedikit nasi.
"Bagaimana rasanya, Pak? Enak?"
"Hambar." Lagi-lagi Raja hanya menjawab singkat sembari terus mengunyah makanan yang berada di mulutnya, sedangkan Tiara justru tersenyum melihatnya.
"Mungkin karena Bapak lagi sakit, jadi makanannya terasa hambar. Tapi Bapak harus tetap makan ya." Tiara kembali menyuapkan makanan pada Raja dan diterima baik oleh suaminya tersebut.
Sampai saat Raja memejamkan matanya, menahan rasa mual yang kembali hadir di perutnya. Raja membungkam mulutnya sendiri, ekspresi wajahnya tampak tak sanggup lagi menahan makanan yang berada di perutnya terlalu lama.
"Ugh ...."
"Bapak kenapa? Bapak mual?" Tiara meletakan piring di atas meja lalu mengambil banyak tisu dan menyodorkannya pada Raja untuk dijadikan tempat, di saat itu lah Raja mengeluarkan isi perutnya, sedangkan Tiara dengan telaten membantunya.
Setelah cukup baikkan, Tiara membuang muntahan Raja, gadis itu juga tampak tidak jijik saat melakukannya, membuat Raja merasa bersalah.
"Saya minta maaf, kamu pasti jijik." Raja berujar lirih setelah merasa lega di perutnya.
"Tidak kok, Pak. Ini kan sudah menjadi tugas saya. Sekarang bagaimana kondisi Bapak? Sudah enakkan?" tanya Tiara yang diangguki oleh suaminya tersebut.
"Sekarang Bapak minum obat ya?" Tiara memberikan sebuah kapsul obat pada Raja dan juga gelas berisikan air, yang lagi-lagi Raja turuti dengan hati-hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikahi muridku (TAMAT)
عاطفيةAwalnya, kehidupan Raja sebagai seorang guru di sebuah sekolah swasta berjalan biasa, bahkan terkesan datar-datar saja. Sampai saat ia di pindahkan di SMA ternama, semua juga berjalan baik pada awalnya, sampai saat ia dipertemukan dengan seorang mur...