Part 21

1K 21 2
                                    

Part 21

Di dalam kamarnya, Raja terdiam di atas ranjang dengan sesekali menghela nafas panjang. Malam ini, untuk kedua kalinya ia merasa hatinya sedang patah, setelah Sonya yang sudah pergi meninggalkannya demi mengejar ambisinya. Dan sekarang, Raja harus mengaku dan berkata jujur, bila hatinya sedang hancur setelah Tiara menerima pernyataan cinta dari teman baiknya itu.

Raja juga merasa sangat menyesal, karena baru menyadari bila perasaannya mulai diisi oleh cinta istrinya sendiri. Raja sampai bertanya-tanya, kenapa ia begitu keterlaluan pada Tiara, padahal posisi gadis itu juga serba salah.

Andai, Raja bisa memutar waktu kembali, ia ingin berusaha mencintai gadis itu dan merebut cintanya. Dari pada menyiksanya dengan sikap angkuhnya, namun harus menerima karma saat dia sudah dipelukan lelaki lain.

Raja sangat menyesal, kenapa ia baru menyadari perasaannya sendiri di saat Tiara sudah memiliki lelaki lain. Dan kenapa cintanya harus tumbuh terlambat, yang kian membuat hati Tiara sulit didapat.

Raja tidak tahu lagi haru bagaimana sekarang, jujur saja, mencintai Tiara yang notabenenya seorang gadis muda bukanlah salah satu rencana di dalam hidupnya. Bahkan beberapa waktu lalu, Raja masih berpikir untuk menunggu cintanya dari masa lalu, ia bahkan berharap bisa mendapatkan akhir yang bahagia dengan wanita itu, namun sepertinya semua itu akan hangus bersama dengan cintanya yang mulai menghilang tersapu cinta baru.

"Pak Raja," panggil Tiara sembari tersenyum ke arahnya, sedangkan Raja hanya terdiam menatapnya.

"Apa?"

"Mau makan malam bersama dengan saya? Saya sudah masak dan kebetulan Kak Daffa juga belum pulang." Tiara berujar sopan, namun Raja hanya terdiam dengan banyak pemikiran.

"Pak Raja?" panggil Tiara lagi, ia tak yakin guru sekaligus suaminya itu mendengar kalimatnya bila melihat ekspresi wajahnya yang tampak sedang melamun.

"Saya mau bertanya sesuatu ke kamu, duduk lah di sini." Raja menepuk ranjang yang berada di depannya, meski Tiara bingung dengan sikap suaminya itu, ia hanya bisa mengiyakannya dan duduk tepat di depannya.

"Ada apa, Pak?"

"Tadi pagi saya melihat Nando menyatakan cintanya ke kamu."

"Lalu kenapa, Pak?"

"Kamu menerimanya kan?" tanya Raja memastikan, ya meskipun semua itu sudah sangat jelas jawabannya, namun entah kenapa Raja tidak ingin memercayainya.

"Tidak kok, Pak." Tiara menggeleng pelan, yang tentu saja mendapatkan tatapan tak percaya dari mata Raja.

"Apa maksud kamu? Jelas-jelas kamu menerima pernyataan cintanya."

"Iya, saya memang menerimanya, tapi cuma di depan semua orang."

"Maksud kamu, kamu menolak Nando secara diam-diam?" tanya Raja tak yakin, yang diangguki oleh Tiara.

"Tapi kenapa? Bukannya kamu sendiri yang setuju dengan ucapan saya, bila kamu harus memiliki pacar di sekolah? Kenapa kamu tiba-tiba berubah pikiran?" tanya Raja penasaran.

"Saya tidak pernah berubah pikiran kok, Pak. Sejak awal saya tahu dijodohkan dengan Bapak, saya sudah berjanji tidak akan membiarkan siapapun masuk ke dalam kehidupan saya lebih jauh lagi." Tiara menjawab mantap yang membuat Raja terdiam menatap tak percaya ke arah wajahnya.

"Lalu bagaimana dengan Daffa? Sepertinya kamu lebih nyaman bersama dia." Raja kembali bertanya, namun Tiara justru terdiam beberapa saat.

"Bukannya saya sudah mengatakannya ya, Pak, kalau saya menganggap Kak Daffa itu cuma sebatas saudara."

Menikahi muridku (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang