Part 05

689 16 0
                                    

Part 05

Tiara menghapus air matanya setelah menatap foto keluarganya yang terbingkai rapi di dalam figurah. Tiara baru saja meluapkan keluh kesahnya hari ini ke orang tuanya yang mungkin sudah tidak bisa mendengarnya, keluhnya itu tentang Raja, guru sekaligus calon suaminya yang sudah menyakiti hatinya dengan kalimat kasarnya.

Lelaki itu mengatakan akan menceraikannya setelah ia lulus SMA, sebuah kalimat perjanjian yang diucapkan sebelum pernikahan dilaksanakan. Jujur saja, Tiara juga tidak ingin pernikahan itu terjadi, ia juga merasa tertekan saat membayangkan ia harus menjadi seorang istri di usianya ke delapan belas tahun. Namun, apakah harus Raja mengatakan kalimat itu? Meskipun nanti pernikahan itu tidak berhasil, setidaknya mereka pernah berusaha mempertahankannya, bukan merencanakannya untuk gagal.

"Tiara," panggil Rani, tantenya yang baru saja membuka pintu kamar Tiara lalu berjalan ke arahnya.

"Ada apa, Tante?"

"Kamu nangis lagi ya?" Rani duduk di samping Tiara yang tersenyum setelah menghapus air matanya.

"Enggak kok, Tante."

"Sudah, jangan bohong! Tante tahu kok, ini semua enggak mudah buat kamu." Rani tersenyum tipis yang justru membuat Tiara menangis dan memeluknya.

"Aku takut, Tante."

"Kamu takut kenapa? Apa karena kamu akan menikah dengan Raja dan menjadi istrinya di usia kamu yang masih muda?" Rani melepas rengkuhan Tiara dan menatapnya lamat-lamat. Namun Tiara masih terdiam, bibirnya terus bungkam dengan air mata yang kian mengalir deras.

"Tiara. Kalau ini terlalu sulit untuk kamu, Tante bisa kok bilang ke pengacara orang tua kamu untuk membatalkan perjodohan kalian. Apalagi Raja juga kurang setuju kan, pasti ini mudah untuk digagalkan." Rani berujar serius, namun lagi-lagi Tiara terdiam dan menangis yang hanya bisa Rani peluk untuk menenangkannya lagi.

"Sudah, jangan nangis lagi! Kamu bisa memikirkannya baik-baik, kamu juga enggak harus menerima perjodohan kalian."

"Enggak, Tante." Tiara menarik diri dari rengkuhan tantenya setelah menghapus air matanya.

"Aku akan tetap menerima perjodohan ini apapun yang terjadi, karena aku tahu, pilihan Papa enggak pernah salah. Meskipun nanti pernikahanku dengan Pak Raja gagal, setidaknya aku sudah pernah berusaha mewujudkan keinginan Papa dan Mama." Tiara menjawab mantap yang sempat Rani tatap dengan mata iba, meski pada akhirnya bibirnya tersenyum berusaha terlihat bahagia.

"Baguslah," jawabnya tanpa bisa berkata apa-apa, karena Rani tahu bagaimana Tiara berusaha tegar dengan kisah hidupnya.

***

Hari ini, pernikahan Raja dan Tiara akan dilangsungkan dengan sangat tertutup, tepatnya di rumah Raja. Hanya keluarga dekat yang menghadiri dan menyaksikan pernikahan mereka, kecuali adik Raja yang belum bisa datang karena urusan pekerjaan.

Saat masih menunggu penghulu dan para saksi datang, Raja bergegas masuk ke dalam kamar di mana Tiara sedang dirias sekarang. Ia berniat menanyakan perjanjian yang kemarin ia ajukan, karena Tiara belum sempat menjawabnya.

"Raja, kamu mau ke mana?" Ellena menghentikan langkah putranya yang tampak tergesa-gesa menaiki tangga.

"Aku mau menemui Tiara sebelum pernikahan ini dilaksanakan, Ma. Aku harus berbicara dengan dia, ada sesuatu yang harus aku pastikan."

"Tiara kan masih dirias, Ja. Nanti kamu enggak pangling kalau kamu melihat dia sekarang, tunggu aja sampai dia selesai." Ellena berusaha menahan putranya, ia juga ingin putranya itu jatuh hati pada calon istrinya setelah riasannya selesai.

Menikahi muridku (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang