🍁-25| Regan

61 11 2
                                    

"Ngapain lo cari adik gue?!" Jeno bangkit berdiri dengan gebrakan tangannya ke meja kantin.

"Kak, santai kenapa sih? Jangan gitu ah, jelek banget. Ada apa ya kak?" Jina mengusap punggung tangan Jeno lembut.

Cowok itu menatap Jina sendu, "Gue mau ngomong sama lo. Bisa kita bicara di taman sekolah? Disini terlalu rame."

"Jangan deketin adik gue!! Gue udah peringatin lo berapa kali, Regan anjing!"

Jeno lepas kendali. Ia benar-benar langsung meraih kerah Regan dan menonjoknya dalam waktu cepat sehingga Jina tidak sempat menahannya.

"Kak Jeno! Kak, udah dong"

Jina ingin memisahkan tapi ditahan Renjun. "Jen, santai. Lo kenapa sih?! Tahan Jen," Renjun menahan lengan Jeno.

"Bin, bantu pisahin."

Changbin ikut turun tangan menahan Jeno. "CHANGBIN LO MINGGIR GAK ANJING?!"

Changbin menonjok Jeno membuat Jina kaget. Semuanya memang kaget. Ya itu adalah cara paling ampuh untuk menghentikan orang yang sudah kelewat emosi.

"J-jeno, kamu gapa--"

"Jangan ngikutin gue, gue mau sendiri." Jeno mengangkat tangannya untuk memberhentikan Karina yang kelihatan peduli dengan Jeno.

Kemudian Jeno pergi dari sana, mengabaikan semua orang yang peduli dengannya.

Changbin mengulurkan tangannya pada Regan. Regan menyambutnya dengan baik hingga bisa berdiri kembali.

"Thanks bro. Sorry gue udah bikin ribut." Regan mengusap hidungnya yang berdarah lalu matanya melihat pada Jina yang terlihat ingin menangis.

"Jina, gue tunggu lo sepulang sekolah di parkiran motor ya? Sorry gue udah bikin Jeno bonyok,"

Regan tersenyum lalu mengusak rambut Jina dan pergi darisana.

Jina ternganga bingung. Ada apasih sebenarnya? Jeno kayaknya emosi banget liat Regan?

"Tutup mulutnya sayang, nanti masuk lalat!" Ryujin menjepit bibir Jina yang menganga dengan tangannya.

Jina langsung tersadar dan menepis tangan Ryujin. "Anjir!! Itu tangan lo kotor bego! Ngapain segala megang bibir gue?!"

Ryujin tertawa, "Makanya! Makan tuh bengong"

___

"Hai"

Jina menghampiri cowok yang ia temui di kantin tadi siang. Cowok itu langsung berdiri tegap setelah Jina menemukannya.

"Oh, hai Jina." Regan tersenyum. "Ini lo pergi sama gue gimana? Jeno gak marah lagi kan?"

Jina menggeleng sambil tersenyum merasa bersalah, "Gapapa kok kak. Maaf ya kak tadi Kak Jeno lagi agak sensi, jadi bonyok deh muka kakak."

"Jeno mah emang selalu emosi kalo ngeliat gue, Na." Batin Regan.

"Iya gue juga minta maaf. Oh iya, lo belum kenal kan sama gue? Nama gue Regan," Regan mengulurkan tangannya.

"Oh iya Kak Regan, salam kenal ya. Gue Jina, pasti kakak udah tau"

Regan tersenyum, "Iya, tau. Yaudah yuk, gue mau ajak lo jalan jalan hari ini. Naik motor gue sini, bisa nggak?"

Jina terkekeh, "Lo sama kayak Renjun ya kak, suka motor gede gini. Padahal mah jelek"

"Hah jelek gimana? Keren lah, Na. Lo ngga tau aja kerennya dimana"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ombrophobia | Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang