6 | kencan

287 259 47
                                    

🌹Rose's🌹

Selamat membaca!

____________________

Hari pertunangan antara Rose dengan Nolan tinggal menghitung hari. Segala persiapan sudah hampir rampung. Nolan dan Rose hanya terima jadi.

Sesuai kesepakatan bersama, karena para orang tua yang mengurus segala macam pernak-pernik pertunangan, maka Rose dan Nolan harus saling mendekatkan diri. Jadi, sambil menunggu hari pertunangan, mereka diwajibkan berkencan. Sebenarnya Rose mau menolak, tapi lagi-lagi Mamanya memaksa.

Pagi ini Rose sudah bangun. Ia sedang menikmati sarapannya di ruang makan.

"Kamu bukannya mau ke villa sama Nolan?" Tanya Miranda, Mama Rose yang heran saat sampai di ruang makan, mendapati Rose yang masih memakai piyama.

"Hm."

"Terus kok masih pake piyama? Ini udah jam 9 lho, Nolan pasti udah siap tinggal berangkatnya," omel Miranda sambil duduk.

"Aku bangun kesiangan."

"Kamu tuh harusnya makin rajin dong, latihan bangun pagi biar besok kalo udah nikah sama Nolan kamu bisa siapin kebutuhannya dia. Jangan malu-maluin Mama dong Rose," ceramah Miranda sambil mengoles selai di roti.

Rose menghentikan makannya dan menatap Mamanya.

"Nolan tuh anak orang terpandang, Rose. Masa nanti kalo Nolan udah nikah tambah jelek dan kucel gara-gara kamu gabisa ngerawat dia?" Miranda masih melanjutkan omelannya.

"Ma--"

"Kamu tuh harus rajin mulai sekarang. Besok mama datengin chef biar kamu bisa belajar masak juga!" Lagi-lagi ucapan Rose terpotong oleh ucapan Miranda.

Rose menghela nafas pelan. Lelah selalu berdebat.

"Mama gak bosen ya tiap ngomong sama aku ujung-ujungnya jadi berantem?"

"Pernah gak sih mama tuh mikirin Rose sekali aja. Rose lagi ngapain ya hari ini? Rose kangen gak ya sama Mamanya? Rose setuju gak ya sama keputusan Mamanya? Apasih yang Rose inginkan?"

"Ma, Rose tuh capek hidup gini, berantem mulu tiap ngomong sama Mama. Mama selalu kerja, gaada waktu buat Rose. It's okay Ma, Mama kerja juga buat Rose tetep hidup kan. Tapi tolong dong Ma, kalo kita ketemu jangan ujung-ujungnya berantem terus gini dong," Rose memijat pelipis kepalanya pelan.

"Lagian ya Ma, kalo Nolan nikah tujuannya buat ada yang ngurusin, kenapa dia gak nikah sama pembantu aja sih? Masak bisa, bangun pagi bisa, cuci baju bisa, ngurusin Nolan pasti juga bisa dong?"

Miranda hanya bisa membungkam mulutnya. Rose menghela nafas lagi. Dan berdiri meninggalkan Mamanya yang duduk sendiri di ruang makan.

"Mama bikin selera makanku ilang,"

°°°

Sekarang Rose dan Nolan tengah melakukan perjalanan menuju villa milik keluarga Nolan. Karena lokasinya yang di puncak, Nolan berjanji akan menyuguhkan pemandang yang indah kepada Rose. Tapi Rose sungguh tak peduli, mood nya rusak karena Mamanya.

Setelah sampai di villa, Rose memang sempat memuji dalam hati bahwa tempat ini memang bagus. Tapi ia tak mengutarakannya kepada Nolan, gengsi tentu saja.

"Sekarang kita ke belakang villa yuk, di sana ada kandang kuda. Aku dengar kamu suka dengan kuda," senyum Nolan tak pernah redup semenjak menginjakkan kaki di villa ini. Seolah ia bangga telah membuat Rose terkagum walau Rose tak mengutarakannya.

Rose'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang