3 | menerima seperti biasa

369 320 147
                                    

🌹Rose's🌹

Selamat membaca!

____________________

"Mama akan menjodohkanmu dengan anak rekan bisnis mama."

Syok tentu saja.

Rose masih bungkam dan mencoba mencerna perkataan mamanya. Seingatnya, telinganya tidak bermasalah jadi sejauh ini perkataan mamanya memang benar seperti yang ada dipikirannya.

Menikah?

Jangan konyol, Rose saja tidak memikirkan bila besok jantungnya masih mau berdetak.

"Mama mencoba bercanda denganku?"

"Memikirkan besok masih hidup saja, aku tidak pernah! Dan sekarang apa? Menikah? Mama benar-benar ingin melucu?" Ucapan Rose sangat sarkastik dan menusuk.

"Rose!" Bentak mamanya.

"Darimana pikiran seperti itu?! Kamu pasti akan hidup lama!"

Sambil menaikkan alis, Rose mencoba santai dan berkata, "Oke oke, anggap saja mama serius, lalu apakah calon suamiku dan keluarganya itu tau kalau calon menantunya ini adalah seorang yang penyakitan?"

"Rose..." Ucap Miranda lirih.

"Aku serius bertanya ma!"

"Ya, mereka tau kamu sedang sakit" ucap Miranda pelan.

"Jadi intinya mama sudah bosan merawatku dan menyerahkanku kepada mereka?"

"Tidak sayang, mama tidak pernah berpikir begitu, kamu berharga, kamu bunga mawar mama"

Rose terkekeh sinis dan melipatkan kedua tangannya. "Mamaku sayang, anak gadismu ini akan segera mati, jadi tidak perlu repot-repot merancang kehidupan seperti putri dongeng yang akan berakhir happily ever after. Dan lagi, bunga mawar mama ini sudah lama layu!"

Rose bangkit dari sofa meninggalkan mamanya yang sedih mendengar ucapan sarkastik anaknya.

"Ah dan satu lagi, lakukan sesuka mama, karena itu yang biasa mama lakukan kepadaku!" Ucapan Rose terhenti dan tergantikan dengan pintu yang ditutup dengan sedikit keras.

Miranda hanya mampu menangis. Untuk kesekian kalinya, ia gagal menjaga mawarnya.

"Apa aku gagal menjadi seorang ibu? Maafkan mama, Oshe" ucap Miranda lirih.

°°°

Rose menuju kamarnya dengan tergesa-gesa ingin melampiaskan kekesalannya. Harusnya Rose menangis, setelah mendengar keputusan ibunya itu, hidupnya yang hancur akan semakin hancur setelah ini. Tapi air mata itu tak ada yang keluar. Di kepalanya kini hanya ada kekesalan saja.

"Bodoh kau Rose, kenapa berbicara begitu! Seharusnya kau menolak! Dasar kau pengecut!" Monolognya Dan segera mengambil buku-buku novel yang tersusun rapi di rak buku dan menyobek halaman demi halaman.

"Argh...dasar pengecut...tidak berguna!" Racaunya sambil terus merobek buku.

Rose bertanya-tanya, apasih yang ada dipikiran mamanya itu? Bisa-bisanya mamanya melakukan hal konyol. Menjodohkan dirinya dengan seorang lelaki yang tidak ia kenal. Tentu saja tidak ia kenal, mana mungkin ia mengenal orang luar. Keluar rumah ini saja ke rumah sakit, dan pastinya hanya sebentar. Tidak ada waktu untuk mencari seorang teman.

"Wahh aku bisa gila lama-lama" ucap Rose dengan mata yang melotot dan mengacak rambutnya frustasi.

°°°

Rose'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang