17. Different One

107 6 3
                                    

Eunseo menapakkan kakinya di pekarangan rumah sederhananya.

Flashback 3 jam sebelumnya

“Sayang, mama rasa rumah mu sekarang ini tak terlalu nyaman jika kau tinggali. Memikirkan kesehatan mu dan keadaanmu yang baru saja keluar dari rumah sakit setelah hampir setahun lamanya. Akan lebih baik jika kita tinggal berdua di rumah mama, hm?”

Eunseo tersenyum manis pada Taeyeon, membuat matanya berbentuk sabit.

“mama, aku merindukan kenangan lalu, mungkin nanti aku akan tinggal bersama mama, tapi untuk sekarang ini, izinkan aku untuk melewati beberapa malam dengan kenangan mendiang orang tuaku yang masih hangat di ingatanku”

Taeyeon mengusap rambut eunseo penuh sayang, tak terasa setetes air mata mengaliri pipi wanita paruh baya yang masih awet muda itu.

“mama menyayangkan kepergian keduanya yang meninggalkan putri yang sangat berharga seperti mu nak, sekarang kau adalah putri mama, mama anggap ini adalah keberuntungan dan titipan dari tuhan”

Eunseo terkekeh pelan sambil mengusap air mata taeyeon.

“mama, bukankah sudah dari dulu aku ini anak mama?”. Taeyeon tertawa di tengah air matanya yang masih mengalir. Ia ingat saat hari dimana si kecil eunseo lahir ke dunia.

Putri yang terlihat begitu cantik bahkan sebelum ia dapat membuka matanya. Taeyeon sudah terlebih dahulu mengatakan sesuatu pada ibu eunseo.

“Tiff, anakmu akan menjadi anak ku juga kan?”

Di balas anggukan dengan senyuman manis dari ibu eunseo, senyuman yang sama manisnya dengan senyuman gadis kecil yang sekarang sudah menjadi gadis dewasa yang pemikirannya sangatlah bijak juga baik.

Memori itu terlintas kembali di ingatan taeyeon, membuatnya tak kuasa menahan dirinya sendiri untuk tak memeluk eunseo.

“jaga dirimu sayang, jika membutuhkan apa apa hubungi mama”

Eunseo membalas pelukan sosok pengganti ibunya itu.

“iya mama, pasti”

Flashback off.

Eunseo menghela nafasnya tepat setelah mendudukkan dirinya di atas sofa yang mulai terkelupas kulitnya itu.

“sepertinya aku harus menghubungi seseorang”

Senyum manis nampak menghias wajah si cantik saat memegang ponselnya, mengusap layarnya, kemudian menekan satu tombol dan langsung terhubung ke nomor seseorang.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

“Lee Minhyuk”

Pria yang di panggil namanya segera menoleh ke sumber suara.

“Kang Yebin?”

“iya ini aku”

Gadis bersurai kecoklatan itu berjalan menghampiri minhyuk dengan kedua tangan yang tertaut di belakang punggungnya.

“tumben kau kemari? Ada apa?”

Minhyuk menatap ke sekelilingnya, bingung dengan kehadiran gadis yang perlahan mendekatinya itu.

𝙒𝙃𝘼𝙏𝙀𝙑𝙀𝙍 !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang