11.Dream

165 18 1
                                    


Jaehyun menutup matanya,

Berusaha untuk beristirahat namun semuanya hanya berujung pada satu hal, kegagalan.

Sudah berapa kali ia mencoba, untuk tak memikirkan gadis itu, gadis berambut coklat lurus nan halus, memiliki mata dan senyum yang indah, rupanya yang sempurna bak porselen.

Mengingatnya adalah satu hal yang membuat jaehyun tersenyum sendiri, itu adalah obat tapi juga penyakit untuknya, yah. . obat kesedihan dan penyakit untuk jantungnya.

Merasa tak memiliki pilihan lain untuk tidak berpikir tentang, Irene.

Jaehyun pun memilih bangkit dari ranjangnya, berjalan menuju lantai dasar dari mansionnya dan duduk di bangku taman rumahnya sendirian.

Hanya di temani sinar rembulan dan suara suara dari binatang malam yang terdengar jauh entah dimana.

Bahkan saat menoleh ke atas, pria tampan itu hanya dapat melihat senyum cantik gadis pujaannya.

Katakan saja ia budak cinta, tapi itu memang benar.

____________
____________

Mendengarkan lagu melalui ponsel dengan menggunakan earphone-nya adalah hal yang kini di lakukan pria itu.

Ada satu lagu yang mengingatkannya pada gadis itu,

Ngomong ngomong, bukankah semua hal membuatnya teringat pada gadis itu? Yah, begitulah budak cinta.

Tapi ini yang sebenarnya, lagu ini memang benar mencerminkan sosoknya.

Yang manis bagaikan permen, membuat pria ini terjebak hanya padanya, yang selalu membuatnya bingung dan uring uringan mencari jawaban dari pertanyaannya, yang sangat ia khawatirkan jika suatu saat sosok itu akan menghilang dari hidupnya.

Candy -Red Velvet.

Irene, mengapa gadis itu selalu menjadi yang pertama di pikirannya? Mengapa hanya gadis itu yang membuatnya pusing, terkadang tertawa, tersenyum bahkan pernah beberapa kali menangis?

Padahal jika di pikir pikir, Jaehyun adalah sosok yang keras, yang sudah terbiasa dengan kehidupannya yang yah. . seperti ekspresi andalannya, Flat.

"Bisa gila aku"

Monolognya, seandainya gadis itu bisa mendengar ucapannya, kepalanya sudah menjadi korban ketukan yang sudah seperti pintu saja.

"Bae Joohyun, jika ini memang benar kau, aku akan semakin bersemangat untuk memperjuangkan mu, awalnya aku tak menyangka jika gadis yang selama ini aku perhatikan dari jauh, ingin ku dekap walau sekejap, yang ku kenal dengan nama Irene Lee adalah Bae Joohyun, gadis yang sama yang sejak awal bertemu sudah mencuri hati ku"

Anggap saja ia gila karena tersenyum sendiri,

yah. . gila, gila karena cinta.

_______________

Esok harinya . .

"Unnie, maaf karena kemarin aku menyusahkan mu hingga kau pulang larut malam dari butik itu"

Irene menoleh ke belakang, di sana berdiri seorang Park Soyoung, Joy. dengan wajahnya yang terlihat memancarkan rasa bersalah yang amat sangat.

Irene menghela nafas lalu memeluk adiknya, kedua tangannya tak tinggal diam. ia lantas mengelus bahu adiknya sejenak, menenangkannya bak seorang ibu yang mendambakan ketenangan anaknya di kala ia sedang bersedih.

"Tak perlu merasa bersalah, memang pada awalnya unnie lah yang menawarkan hal ini bukan?"

Joy menatap unnie-nya.

"Ya unnie, itu benar. T-tapi"

"Shh! Sudah, tak ada tapi tapian. ayo kita berangkat"

Joy mem-pout kan bibirnya lalu menatap irene yang berjalan kuar, tapi tak lama irene kembali ke hadapannya lagi.

"Dimana felix?"

_______________

"Jinjja Jung Jaehyun?!"

"Ck, apa?"

"Hya! Kau sadar? kau menyeret anak ini ke dalam permasalahan serius kita?!"

"Hyung, calm down aku yang menawarkan diri, lagi pula ada Minho bersama ku"

"Tapi Felix! Bagaimana jika Noona mu mengetahui hal ini?"

"Tak apa Hyung, irene Noona akan mengerti"

"Terserahlah, terserah kalian"

Jeonghan mendudukkan tubuhnya di atas sofa berwarna coklat di base camp mereka.

Ia sangat tak setuju jika itu felix, bisa Habis ia kena marah oleh irene.

Bagaimana pun, Irene yang selama ini ia panggil “Si Garang” itu adalah kakak sepupunya.

"Aku akan sangat sangat sangat ber-terimakasih padamu jika irene sampai memasuki kelas ku sambil membawa pisau dapur dan meletakkannya tepat di depan leher ku"

Semuanya tertawa melihat pria yang tampan dan manis di saat yang bersamaan itu.

Joshua meliriknya lalu berdecak kesal, juga.

"Kau pikir hanya kau?"

"Lalu siapa lagi? Bukannya di sini hanya aku sepupunya?"

"Lalu aku siapa? Bukan sahabat noona-nya?"

"Lalu hubungannya apa? Apa ia meminta mu menjaga pria yang sok berani ini?"

Jeonghan menatap joshua sambil menunjuk felix, felix mengerjap bingung seperti anak yang begitu polosnya. yang lain hanya menahan tawa menyaksikan ketidak masuk akalan dari kedua bersahabat Jeonghan dan Joshua itu.

"Bro, come on. Lagi pula aku ini adalah calon masa depan noona-nya, tenang saja"

Ucapan Jaehyun seketika mendapat perhatian dari semua kawannya, ya, sekarang ia menjadi pusat perhatian.

"Bangun"

Gerutu Eunwoo yang di setujui semuanya, Jaehyun mencibirnya. "Enak saja, kau pikir aku bermimpi apa, tunggu saja ke depannya jika hal itu benar benar terjadi, ku pastikan kalian akan menganga tak percaya!"

"Bangunkan dia"

"Aigoo"

_______________

TBC.

Cieee Jaehyun di sangka halu masa,

Also me : Tunggu saja kedepannya wankawand (mewakili Jung Jaehyun)

Don't forget to Voment guys, stay healthy, papai~

𝙒𝙃𝘼𝙏𝙀𝙑𝙀𝙍 !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang