Pintu kaca dari apartemen mewah minhyuk bergeser secara otomatis.
Tanpa di sadari oleh pria itu sendiri.
“Hyuk..”
“Oh, rene? Wasseo? Ada apa?”
“Tidak”
Minhyuk mengangkat alis kanannya, terkejut saat tangan Irene melingkari tubuh kekarnya.
“Aku merindukan mu”
“Me too, aku juga merindukan mu. Kau kemana saja?”
Irene tersenyum kecil dalam pelukan minhyuk.
“Tebak”
“Bersama pria bermarga Jung itu hm?”
Irene terdiam, pria yang ia peluk itu sangat mengetahuinya, menghapal apapun tentangnya, bahkan kemana ia selama menghilang dari hadapannya dan bersama siapa.
“diam mu berarti tebakan ku benar”
Minhyuk melepas lengannya yang tadinya melingkari tubuh mungil Irene, Irene sendiri menatap sendu sosok tampan di hadapannya.
Sungguh.
Ia tak ingin membuat minhyuk bersedih, namun ia menyayangi jaehyun.
Demi apapun itu, ia kini merasa di uji, harus memilih salah satu di antara dua kelemahannya.
“Dunia memang tak adil Rene, kau tak dapat memiliki dua hal sekaligus. Kau harus memilih salah satunya, untuk mendapatkan sesuatu, maka kau harus mengorbankan satu hal lainnya. Ku harap kau mengerti apa maksud ku”
Minhyuk membungkamnya.
Irene benar benar terdiam.
Sampai tangan minhyuk yang tadinya terkepal menahan rasa marahnya, kini menggenggam tangan mungil miliknya, meremas lembut tangan itu.
“Aku tak memaksa mu Rene, terserah padamu. Terserah kau ingin bersama siapa, melihatmu bahagia membuatku ikut merasa bahagia, meski di sisi lain untuk merasakannya aku harus terlebih dahulu merasakan rasa perih”
“H - Hyuk..”
“Kenapa?”
Tangan minhyuk terangkat, membelai halus surai kecoklatan Irene yang indah.
“Aku...”
“Hm?”
Minhyuk menanti jawaban Irene, sambil menatap lekat manik kembar yang indah di hadapannya.
“Aku lapar.. Hehe”
“Astaga, kau lucu”
Irene tertawa pelan, ia jujur.
“Baiklah, karena berhubung aku belum memasak apapun, sekarang kita akan membagi tugas untuk masak”
“ayay captain!”
Minhyuk tersenyum lalu mengusap sayang surai Irene.
Berada dalam perlakuan manis Minhyuk, entah mengapa membuat Irene merasa kebahagiaan dari seluruh dunia kini terasa berada di dalam genggamannya.
Baik saat Minhyuk sedang berada di masa marah besar atau mood jelek. Irene tetap merasa nyaman dan aman bersamanya.
Jika boleh jujur, jika di suruh untuk memilih.
Irene memilih pria bermarga Lee itu.
“Hyuk”
“Hm?”
Minhyuk mengalihkan pandangannya dari bahan masakan yang baru saja ia keluarkan dari lemari pendingin.
“Aku..”
“Kenapa Rene? Katakan saja”
“Baiklah, aku akan menerima apapun itu yang akan kau katakan setelah aku berkata jujur. Kau akan mengejek ku pun aku tak akan mengelak”
Minhyuk mengangkat alis kanannya, kini tubuhnya sudah sepenuhnya menghadap Irene.
“Sebenarnya ada apa?”
“Aku.. Aku pergi ke peramal, saat di ajak Felix ke bazar dulu”
“Kapan?”
“Beberapa minggu sebelum aku mengenal Jaehyun”
“Baiklah, dan apa yang kau ketahui dari si peramal?”
Minhyuk tetap manatap Irene dengan netra-nya yang memancarkan keseriusan. Berusaha mengintimidasi Irene agar gadis itu tak lagi berbohong dan jujur padanya.
“Ia mengatakan apa yang terjadi akhir akhir ini, ia mengatakan dalam hubungan persahabatan ku, akan ada seseorang yang berusaha memutusnya entah dengan cara yang sehat atau pikiran kekanakan. Ku pikir hubungan yang ia maksud itu adalah kita”
Minhyuk mengangguk dan menggerakkan tangannya sebagai isyarat untuk melanjutkan cerita Irene.
“itu Jaehyun. Dan benar kan jika hubungan kita sempat merenggang karenanya.. Tapi aku tak menyalahkannya. Lalu peramal itu mengakan jika suatu hari nanti, akan ada saatnya dimana aku akan di beri ujian untuk memilih siapakah yang akan ku pertahankan, apakah hubungan yang tercipta baru baru ini atau hubungan yang telah lama kita jalin”
“lalu? Apa yang ia katakan?”
“katanya aku akan mempertahankan hubungan kita. bahkan tadinya yang ia katakan persahabatan.. Kini berubah menjadi.. Hubungan yang sakral”
“Ya?!”
“Iya..”
“What the.. Maksudnya? Kita...?”
“You know what i mean”
“Sial, aku bahagia”
Irene menepuk keningnya kesal dengan reaksi Minhyuk yang menyebalkan.
“Lanjutkan memasaknya, aku lapar”
.
.
.
.
.
.
To Be Continue...
Ayo di vote + comment 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙒𝙃𝘼𝙏𝙀𝙑𝙀𝙍 !
RomansaBagaimana cara membuat Akhir dapat seindah Awal? Meski keduanya sudah memiliki kesamaan di awal, tetap saja rasanya berbeda. Akhir dan Awal tak dapat di samakan, kecuali terdapat istilah yang terdengar.. "Akhir adalah awal dari kebahagiaan mu" Atau...