Chapter 2

2.4K 335 128
                                    

Ide ini murni dari saya

(≧▽≦)TodoBaku (≧▽≦)

"kakakmu? Ada apa dengan kakakmu? Coba ceritakan padaku. Ah pertama-tama siapa namamu?" Tanya Bakugou pada anak yang masih menangis itu, ia mengusap air yang terus keluar dari mata indah itu.

"Namakh Hinata Shoya. Ceritanya panjang sekali, kumohon selamatkan kakakku, dia berada dalam bahaya aku akan menceritakannya nanti tapi tolong selamatkan kakakku" mohon anak bernama Shoya itu kepada Bakugou.

"Baiklah-baiklah aku akan menolongnya. Jadi, jangan menangis lagi itu akan membuatmu kesulitan bernafas. Dimana dia?" Tanya Bakugou sambil menenangkan Shoya.

"Di bukit kecil sebelah barat sekitar 800 meter dari tempatmu menemukanmu. Disana hanya ada satu rumah. Kumohon cepatlah" ucap Shoya menjelaskan letak rumahnya.

"Baiklah aku akan kesana. Apakah tak apa jika aku meninggalkanmu disini sendirian?" Bakugou khawatir dengan keadaan anak ini. Dia baru berusia 4 tahun tapi sudah mengalami pahitnya penderitaan.

"Tak apa. Aku akan baik-baik saja, yang terpenting adalah kakakku" Bagaimana bisa anak sekecil ini sudah lancar berbicara dengan fasih dan jelas. Ia pasti anak yang pandai, begitu pikir Bakugou.

"Aku akan segera kembali" Bakugou beranjak, berjalan menuju Todoroki "berhubung kau ada di sini jadi antarkan aku menuju tempat yang dimaksud Shoya" lanjutnya sambil menepuk-nepuk pundak Todoroki

"Baiklah" tidak ada kata protes sama sekali. Bakugou jadi merinding dengan sifat dingin Todoroki.

Mereka berangkat menuju rumah Shoya. Beruntung jaraknya dekat, mereka sampai ke tempat Bakugou menemukan Shoya hanya dalam waktu 5 menit. Dari sana, Bakugou dan Todoroki mulai berjalan kaki karena mereka akan menuju bukit. Mereka berhenti sejenak di tempat Shoya ditemukan.

"Lucky, ternyata tas belanjaanku masih disini." Bakugou mengambil dompetnya, mengeceknya. Takunya ada yang mencuri uang atau kartu ATMnya.

"Lengkap?" Tanya Todoroki yang kepada Bakugou.

"Lengkap" Bakugou menutup dompetnya dan meletakkan tas itu dalam mobil Todoroki. 'Lumayan buat dimasak nanti, sekalian masak buat Shoya' pikirnya.

"Ayo" Bakugou dan Todoroki melanjutkan perjalanan menuju rumah Shoya.

"Bukit ini mengerikan. Sangat gelap dan banyak ranting menghalangi jalan" Kata Bakugou yang hampir terjatuh tapi Todoroki segera menarik tangan Bakugou.

"Kau benar" kata Todoroki sambil membantu Bakugou menyeimbangkan tubuhnya. Mereka melanjutkan perjalanan. Cahaya lampu mulai terlihat.

"Ayo cepat!" Bakugou mempercepat langkah kakinya, mau tidak mau Todoroki juga harus mempercepat langkah kakinya. Mereka sampai di depan rumah minimalis dengan 2 lantai yang super berantakan. Mata Bakugou sampai gatal melihat keadaan rumah itu.

Mereka masuk kedalam rumah itu. Hal pertama yang mereka lihat ada darah yang berceceran. Mungkin itu adalah darah Shoya. Mereka mulai mengecek rumah itu, memeriksanya dari depan.

"Sebaiknya kita berpencar, aku akan mencari di bawah sedangkan kau cari di atas" Todoroki hanya mengangguk mengiyakan. Dia langsung naik menuju lantai 2.

"Cih! Cuek banget! Ga ada respon yang ga bikin kesel gitu dasar sialan!" Padahal dia sudah tau sifat Todoroki tapi dia masih menggerutu kesal.

Bakugou mulai membuka ruangan-ruangan yang ada di lantai satu. Sedangkan Todoroki yang berada dilantai dua hanya berdiri, menatap kebawah dimana dia ada satu anak kecil seumuran dengan shoya yang terbaring tak berdaya di lantai dengan berlumuran darah dan seorang wanita berkepala tiga yang tergeletak di sampingnya dengan darah yang merembes dari tangan kirinya.

Okaa-san (Bakugou Katsuki) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang