Baca dulu yuk sampe selese, nanti di akhir ada satu dua hal yang saya sampein hehe✌🏻 makasih
!SELAMAT MEMBACA!
"Kiri-kiri masnya, engaa! Kanan dikit, naik naik. Nahhh kurang kebawah, oke sip mantul"
Saat ini orang-orang sedang sibuk mengatur perihal pesta kecil-kecilan yang akan mereka adakan besok, sekaligus acara pertunangan Shoto dan Katsuki. Rei dan Mitsuki sudah sangat semangat mengatur dekorasi rumah keluarga Todoroki sebagai tempat acara berlangsung.
Dabi dan Natsuo yang sedari tadi diperbudak hanya bisa pasrah aja, daripada kena amuk emak-emak. Selain itu Fuyumi juga sibuk mengurus tentang makanan. Dia sibuk sekali menyiapkan semuanya sendiri, hari ini dia akan membuat kue-kue untuk besok dan dia juga sudah memesan ke teman kepercayaannya untuk mengirimkan pesanannya besok.
Lalu melihat kesibukan orang-orang ini, sekarang dimana dua orang yang akan menjadi bintang utamanya?
Mereka lagi di butik ternyata, ngambil jas pesanan mereka sekaligus mencobanya lagi. H-1 baru ngambil, mepet banget emang.
Mereka duduk di sofa, menunggu mbak-mbak pemilik butik yang sedang menyiapkan pesanan mereka.
Shoto memainkan jari-jari Katsuki, membuat Katsuki mengerutkan alisnya heran. Bukan apa-apa, hanya saja ekspresi Shoto yang aneh, melas banget udah kaya anak anjing kesasar.
Katsuki menunggu Shoto mengeluarkan kata-kata yang ingin dia sampaikan. Cukup lama tapi Katsuki masih menunggu. Akhirnya helaan nafas berat dikeluarkan oleh Shoto, disusul dengan bibirnya yang mulai bergerak-gerak, tapi kok suaranya ndak muncul?
Katsuki yang udah greget menarik jarinya yang dimainkan oleh Shoto, beralih menautkan tangan mereka. Shoto menoleh ke arah Katsuki, wajahnya cemberut dengan bibirnya yang dimonyongkan sukses membuat Katsuki ingin menaboknya.
"Kenapa? Ngomong aja, aku ga bakalan marah kok."
"Janji ya?" Katsuki semakin memasang ekspresi herannya, apa yang ingin dibicarakannya sampai-sampai dia terlihat ragu seperti ini?
Katsuki mengangguk, Shoto menghela nafas sekali lagi. "Kamu beneran gapapa?"
Katsuki hendak menjawab tapi buru-buru dihentikan oleh Shoto. "Bentar! Bentar! Bukannya aku ragu sama kesiapan kamu!" Shoto menjeda kalimatnya, "Aku cuma khawatir aja, padahal kita masih muda tapi udah punya rumah tangga, aku takut nanti ada yang julid ke kamu kaya gitu dan malah bebanin kamu sama twins." Shoto agak menundukkan kepalanya.
"Makanya aku mikir lagi, aku ga masalah kalo harus nunggu lagi. Satu tahun? Gampang, aku bisa nunggu selama itu. Selain itu kita juga harus bicarain tentang rencana masa depan. Kamu pasti ada mimpi yang harusnya kamu perjuangin tapi kalo gini kamu bakalan sibuk ngurus twins dan bukannya ngejar mimpi kamu. Bukan bermaksud bikin twins keliatan seakan mereka beban tapi mereka terlalu berharga buat ditelantarin dan kamu tau maksudnya gimana." Shoto menyelesaikan kalimatnya. Seingatnya ini adalah kalimat terpanjangnya, dia jarang sekali bicara terus terang seperti ini.
Katsuki tersenyum lembut, ditangkupnya wajah sang kekasih. Dia memajukan wajahnya, menghapus jarak lalu menempelkan bibir mereka, hanya menempelkan tanpa lumatan penuh nafsu, hanya ada ketulusan yang menenangkan yang tersampaikan.
Shoto menutup matanya, menikmati waktu yang berjalan. Lama posisi itu bertahan hingga Katsuki mulai menjauhkan wajahnya, tangannya masih menangkup wajah tampan didepannya, matanya menatap serius namun lembut disaat bersamaan.
"Gapapa, wajar kalo kamu khawatir tapi yang ini ga perlu ragu lagi. Memang aku punya mimpi, tapi twins sama kamu juga mimpiku, ga perlu yang lain, cuma yang ini yang nyata aja aku udah bahagia. Gimana pun orang mandang aku juga ga akan peduli karena memang mereka bukan siapa-siapa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Okaa-san (Bakugou Katsuki) [END]
FanfictionBakugou menemukan seorang anak yang sangat mirip dengannya sedang tergeletak lemah dengan banyak luka ditubuhnya. Bakugou menolongnya dengan dibantu oleh Todoroki. Mereka secara perlahan semakin mengenal satu sama lain, sifat tersenbunyi pun terungk...