Chapter 11

1.2K 190 43
                                    

Krik krik krik

Suasana menegangkan terjadi di meja makan. Si kembar bilang ingin mengatakan sesuatu tadi, dan sekarang Shoto dan Katsuki sedang duduk berhadap-hadapan dengan Shoyo dan Shoya.

Mereka hanya diam menunggu Shoyo dan Shoya mengatakan apa yang ingin mereka bicarakan.

"Ehem" Shoya berdeham, udah kaya orang tua aja😭

"Jadi sebenarnya author ngeluh ke kita kalo dia susah nulis karena penggunaan nama panggilannya. Jadi kita mau ubah nama panggilannya." Shoyo menjelaskan setelah Shoya dehaman sebagai aba-aba.

"Kenapa orangnya ga dateng sendiri kesini buat ngomong?" Tanya Katsuki heran.

"Takut katanya. Mungkin takut diserang fansnya papa yang bejibun." Tebak Shoyo ngasal.

"Enga, yang bener itu katanya takut burem. Katanya dia lagi stress, kalo stress biasanya muncul jerawat didahinya jadi dia yang udah buluk takut keliatan tambah buluk pas berdiri disamping mama." Shoya membenarkan.

"Oooh" Shoto hanya meng oh-ria. Dia tidak peduli dengan author yang katanya lagi stress ini.

"Jadi panggilannya mau di ubah kayak gimana?" Katsuki bertanya, mumpung mood dia lagi bagus jadi dia ga ngegas.

"Gimana kalo mama dipanggil Bunda aja?" Usul Shoyo.

"Gapapa sih, bagus juga" Katsuki menganggukkan kepalanya tanda bahwa dia tidak keberatan. "Kalau papa gimana?" Tanya Shoto kepada mereka.

"Bapack aja gimana?" Jawab Shoya spontan.

"Yang bagus dikit napa" Keluh Shoto yang sudah memasang tampang-tampang cemberut najisinnya. "Udah cocok itu pa" Canda Shoya.

Setelah perundingan panjang dan lebar mereka akhirnya menemukan kesimpulan. Mulai sekarang Katsuki akan dipanggil Bunda oleh si kembar.

"Tapi panggilnya nda aja jangan bun" Shoya memberi usul, kalo bisa disebut usulan sih soalnya lebih kayak pernyataan.

"Kenapa?" Tanya Shoyo. Shoya tersenyum, "Berani beda itu bagus" jawabnya sambil nyengir, tidak lupa memngacungkan 2 jempolnya.

Dan begitulah sejarah awal Katsuki dipanggil nda oleh si kembar. Sedangkan Si kembar akan dipanggil twins oleh Shoto dan Katsuki. Lalu bagaimana dengan Shoto? Ga ada perubahan, tetep dipanggil papa sama si kembar.

Padahal Shoya udah ngarep bisa manggil Shoto bapack.

~TodoBaku~

Air mengalir, busa-busa mengembang memenuhi wastafel. Sepasang tangan bergerak cekatan membersihkan semuanya. Ternyata itu adalah Katsuki yang sedang mencucui piring bekas mereka makan malam tadi.

Katsuki merasakan pundaknya berat sebelah. Dia menoleh dan mendapati setan Indonesia sedang meletakkan kepalanya dipundaknya. Dia memutar matanya malas.

"Kenapa?" Tanya Shoto dengan seenak jidat belangnya. "Aku lagi Sibuk sialan! Pergi dan temani twins sana." Tapi bukannya pergi Shoto malah menelungsepkan wajahnya ke ceruk leher Katsuki. Menghirup dalam-dalam aroma Katsuki yang manis seperti caramel.

"Kalo kesana palingan cuma nonton kartun doang." Keluhnya. Ingin sekali Katsuki menampol wajah tampan Shoto jika saja tangannya tidak kotor.

Bukannya lebih bagus kalo ditampol pake tangan kotor ya Kat?

"Udah sana! jan ganggu! Aku lagi sibuk" Dan akhirnya Shoto menurut juga dengan Katsuki. Dia menghampiri sho twins yang lagi menonton tv.

Okaa-san (Bakugou Katsuki) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang