CHAPTER 5

1.2K 122 5
                                    

Empat Minggu Kemudian

Selama dua minggu terakhir, dalam rapat bersama Toneri, orang-orang dari label rekaman, para staf tur, dan beberapa karyawan KBC yang sudah dipilih oleh Tsunade. Naruto berusaha mengabaikan firasat buruknya mengenai pekerjaan ini. Ia mulai berpikir apa keputusannya ini tepat atau malah akan membawanya pada hal yang merepotkan?

Pekerjaannya cukup mudah, tapi mengarahkan sponsor tur sangat melelahkan dan Toneri benar-benar menyebalkan. "Pengamanan dua puluh empat jam tujuh hari seminggu!" seru Toneri pada Naruto seperti seorang jenderal perang.

"Aku tahu," jawab Naruto.

Sekarang setelah tahap perencanaan sudah selesai dan mereka akan memulai pelaksanaannya, Naruto pikir kalau ia tidak bertingkah macam-macam dan hanya menyelesaikan pekerjaannya, ini bukanlah sesuatu yang sulit.

Sebuah limosin besar, mewah juga sangat mencolok, dikawal oleh dua anggota patroli polisi daerah, diikuti sebuah mobil SUV dan dua mobil MPV melaju dengan cepat di atas jalan aspal di landasan terbang pribadi Pulau Odaiba di mana Naruto sedang menunggu.

Naruto melihat jam tangannya, mereka terlambat dua jam. Memang bukan awal yang bagus, tapi ia bertekad akan bekerja semaksimal mungkin. Mengingat dirinya akan mendapat imbalan besar dari pekerjaan ini membuat Naruto harus bisa bersabar.

Limosin itu berhenti beberapa meter darinya, begitu juga mobil patroli. Empat anggota kepolisian keluar dari dalam, mereka secara bersamaan mengangkat sabuk senjata lalu berjalan santai menuju ke belakang limo. Berdiri di antara penumpang yang Naruto tahu adalah para staf.

Pintu penumpang limo terbuka dengan begitu keras hingga Naruto heran pintu itu tidak terlepas dari engselnya. Shizuka keluar dari limosin lalu berjalan ke arah Naruto. Wanita itu mengenakan celana jins ketat putih, sweater motif macan tutul yang lebih ketat lagi, dan sepatu berhak tinggi yang sangat tidak praktis untuk aktivitas apapun kecuali bercinta.

"Naruto!" seru wanita itu.

"Hai!" Naruto memasukkan permen karet ke dalam mulutnya sambil menikmati pemandangan dada Shizuka yang bergoyang-goyang ketika wanita itu berhenti di depannya.

"Maaf sekali kami terlambat, Sayang," ujar Shizuka dengan terengah-engah.

"Terlambat dua jam. Aku harap itu tidak akan terulang lagi."

Shizuka melepas kacamata hitamnya dan menatap Naruto. "Kau membaca pesan singkatku, 'kan? Hinata tampil di Tonight Show semalam. Kami tidak mungkin bisa tiba di bandara lebih awal, apalagi dengan kemacetan seperti ini. Apa kau melihatnya?"

"Kemacetannya?"

"Bukan, Bodoh!" seru Shizuka sambil memukul lengan Naruto. "The Tonight Show!"

"Ah, tidak," jawab Naruto. "Jadi semuanya sudah siap? Kita harus berangkat," ujar Naruto ketika paparazzi meloncat keluar mobil SUV dan dua MPV itu dan mulai menjepret kamera ke sekeliling anggota polisi yang menutupi limosin milik Hyuga.

"Oh, lihat," ujar Shizuka genit. "Mustahil bisa menghilangkan awak media dari jejak Hinata. Dia mungkin bintang pop paling terkenal di dunia sekarang."

"Bagus sekali. Ayo!" Naruto menepuk susuran tangga pesawat yang disediakan oleh perusahaan rekaman Hinata untuk konser pertamanya di Yokohama. Selain itu mereka akan meneruskan perjalanan dengan bis tur yang mewah.

LIMERENCE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang