CHAPTER 16

791 92 6
                                    

HINATA MEMBUAT KUNJUNGAN MENGEJUTKAN

(Nylon) Hyuga Hinata bertekad bahwa gadis-gadis muda yang memiliki bakat dan tertarik pada musik bisa mendapat pendidikan yang layak di bidangnya. Maka ia mendirikan Hyuga Song Community Foundation, yang memberikan beasiswa pada gadis-gadis muda dengan tingkat finansial yang kurang mendukung untuk mengasah bakat dan kemampuan mereka di bidang musik.

Hari Jum'at, kekasihnya Otsutsuki Toneri memberikan kejutan pada Hinata dengan membuat kunjungan ke salah satu murid beasiswanya, Moegi. Mereka menikmati pagi dengan bermain musik, membuat beberapa permainan, dan makan kue. Hasil dari kunjungan yang mengejutkan ini, juga liputan media yang muncul setelahnya, yayasan melaporkan bahwa permintaan untuk menyumbang naik mencapai 30%.

***

Rombongan tur Hinata bergembira saat mereka melanjutkan perjalanan ke Osaka dan Kyoto, setelah konser yang sangat sukses di Wakayama. Dan CD milik Toneri dirilis dengan angka pembukaan yang cukup baik.

Semua orang senang kecuali Hinata, yang menerima banyak jawaban berupa "kami sedang menyelidikinya" dari pihak kepolisian tentang surat-surat ancaman itu. Tapi lebih stres karena berita yang ia terima mengenai masalah di rumahnya.

Memang, selalu ada masalah di rumah. Tapi karena pekerjaan dan ketenarannya Hinata tidak dilibatkan dengan drama yang terjadi setiap hari. Keluarganya menelepon saat mereka butuh uang, bahkan biasanya mereka hanya menyuruh Hanabi yang menelepon.

Dan Neji, kakak laki-laki Hinata, menelepon hanya untuk menyakinkan Hinata bahwa ia baik-baik saja. Tapi itu tidak bertahan lama. Kecanduan Neji terhadap obat-obatan mustahil disembuhkan— bahkan selama berbulan-bulan ia tinggal di beberapa fasilitas perawatan terbaik di Jepang tidak bisa menghentikannya merusak tubuh dan jiwanya sendiri. Hinata khawatir Neji sepertinya tidak memiliki kekuatan untuk berhenti.

Hingga baru-baru ini.

Ketika Hinata baru tiba di Wakayama. Hanabi dan ibunya menelepon, mereka bilang Hinata harus melakukan sesuatu, karena Neji sudah tak terkendali.

"Apa yang bisa aku lakukan?" tanya Hinata pada adiknya. "Aku sedang berada di Wakayama dalam perjalanan untuk tur nasional. Aku punya tanggung jawab besar."

"Bagus," ujar Hanabi ketus. "Limpahkan saja semua masalah keluarga padaku."

"Aku bukan melimpahkannya padamu, Hana, tapi aku tidak tahu apa yang bisa kulakukan . Apa menurutmu aku harus membatalkan turku dan pulang karena Neji kambuh lagi?"

"Tidak, tapi kupikir kau bisa mengirim dia ke tempat rehabilitasi."

"Dia sudah ke sana dua kali. Apa kau pikir yang ketiga akan tiba-tiba berhasil dengan ajaib?"

"Telepon saja dan bicaralah pada pengurus di sana," Hanabi memaksa. "Lalu mungkin kau bisa datang kemari kapan-kapan dan membujuk Neji."

Ini perdebatan yang tiada habisnya. Keluarga Hinata sepertinya berpikir bahwa ia harus meninggalkan semuanya dan buru-buru pulang ke rumah setiap kali Neji hampir jatuh dalam kehancuran— meskipun mereka hidup dengan bergantung pada Hinata. Kalau ia harus pulang setiap kali ada panggilan darurat, maka ia tak akan pernah bisa mencapai apa yang sudah dicapainya sekarang.

Paling tidak itulah yang selalu dikatakan Toneri pada Hinata. "Lupakan dia, Sayang. Dia itu pecundang."

"Kau sedang membicarakan kakakku," ujar Hinata. "Dia bukan seorang pecundang. Dia orang baik ... dia hanya tak bisa mengendalikan dirinya sendiri."

LIMERENCE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang