04

161 42 13
                                    

Warning typo bertebaran 👀 👀








Tokyo

Park Shin Hye menyusun beberapa lembar pakaiannya ke dalam koper dan termasuk beberapa kelengkapan sekolah. Setelah satu Minggu dia mengikuti ujian akhir sekolah di ruang tata usaha, dan berhasil mendapatkan sertifikat kelulusan SMA, hari ini dia dijadwalkan akan terbang ke Korea Selatan untuk mulai mengikuti sekolah Pramugari internasional asuhan BigHit Air. Korea Selatan?? Seoul lebih tepatnya?? Iya, betul, sama halnya seperti Kim Seokjin, Park Shin Hye memang dicantumkan sebagai salah satu penerima beasiswa atas prestasinya untuk mengikuti sekolah Pramugari di Seoul.

Dari arah ambang pintu kamarnya, ibunya datang dengan membawa bekal makanan yang telah dipersiapkan untuk putrinya. Jadwal penerbangan yang akan dinaiki Shin Hye kebetulan pagi sekali pukul enam pagi.

"Shin Hye, ini bekalmu. Kalau tidak sempat makan dirumah, makan di pesawat saja, eomma lebihkan untuk kau makan di asrama juga nantinya jika telah sampai di Seoul" Lee Bo Young menaruh bekal makanan ke dalam tas ransel putrinya

Shin Hye menatap ibunya, dia menghela nafas pelan, dia tahu jika ibunya belum rela melepaskan kepergiannya untuk menempuh study  ke Seoul, apalagi jika itu berkaitan dengan dunia penerbangan.

"Eomma??" Ucap Shin Hye menarik lengan ibunya, memberi isyarat agar ibunya duduk disebelahnya.

"Aku menyayangi Eomma, jangan menunjukkan wajah berat hati seperti itu. Aku minta maaf jika terkesan memberi tahu eomma tentang hal ini sangat terlambat." Ucap Shin Hye menyandarkan kepalanya di bahu ibunya sambil kedua tangannya memeluk tubuh ibunya dari samping.

"Eomma juga sangat menyayangimu, tidak masalah jika itu sudah berkaitan dengan impianmu. Hanya saja, eomma terkadang mengingat kenangan manis dengan mendiang ayahmu di Seoul dulu. Alasan eomma pindah ke Tokyo, karena ingin merelakan semua kenangan itu." Ujar Lee Bo Young mengelus lembut punggung putrinya

" Aku janji pada eomma, akan belajar dengan sungguh-sungguh di Seoul dan akan membuktikan pada eomma jika aku bisa menjadi seorang pramugari yang profesional. Secepatnya, akan kubuat eomma dan mendiang appa bangga padaku" Shin Hye mencium sekilas pipi ibunya. Memeluk erat wanita yang telah melahirkannya, sebelum beberapa menit lagi dia akan terbang meninggalkan Tokyo.

"Shin Hye, sudah waktunya, ayo appa antarkan ke Bandara" tegur Kim Joo Hun memeriksa kamar Shin Hye.

Skip

Park Shin Hye diantar ke bandara oleh ayah tirinya, sedang ibunya tidak bisa mengantarkan karena ada kesibukan di toko tasnya.

"Shin Hye, bisa appa minta tolong padamu??" Ujar Kim Joo Hun sambil menyetir mobilnya.

"Iya appa, tentu saja" balas Shin Hye yang duduk di kemudi depan, samping ayahnya.

Kim Joo Hun menyerahkan sebuah kotak berukuran sedang yang sudah dibungkus kertas kado yang indah.

"Kemarin ada teman appa, katanya ingin memberi kado ini pada ponakannya di Seoul, mmhh...bisa appa minta tolong padamu, untuk memberi langsung pada ponakan teman appa itu??"

"Kenapa tidak lewat pos saja, appa?? Bukankah itu lebih mudah??" Shin Hye menerima kotak tersebut

"Masalahnya, teman appa itu sangat sibuk sekali hari ini jadi tidak sempat ke pos. Kebetulan dia tahu kalau anak appa akan terbang ke Seoul, jadi bisakah??" Kim Joo Hun berusaha membujuk anak tirinya

"Okeh, baiklah appa. Akan ku usahakan untuk mengantarkan kado ini"

"Terima kasih, Shin Hye. Dan untuk alamatnya, ini." Kim Joo Hun menyerahkan lagi sebuah nota berisi alamat rumah dan sebuah nama terlampir.

Yes, Captain (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang